Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Tahun-tahun Emas

Edisi C3I: e-Konsel 079 - Menjelang Pensiun

Mungkin beberapa pembaca akan terkejut mendengar panggilan Alkitab untuk bersaksi melawan usaha-usaha untuk mengamankan masa depan ekonomi seseorang. Ini mungkin juga akan menjadi kejutan bagi mereka yang menabung untuk masa pensiun mereka, karena dalam masa-masa emas itu, mereka bisa menikmati waktu luang, bepergian, dan bersenang- senang dengan cucu-cucu mereka tanpa mengeluarkan uang untuk membeli makanan.

Dalam masyarakat kita, ada masa dimana seseorang sampai pada status yang baru atau tahapan baru dalam hidup, yang disebut pensiun. Pensiun adalah periode antara berhenti dari pekerjaan rutin dan masa dimana kesehatan dan pendapatan menjadi tidak menentu. Bagi beberapa orang, masa pensiun bisa berlangsung sepanjang dua puluh tahun. Ada banyak uang untuk bepergian, bersenang-senang, mengembangkan persahabatan dan mempererat hubungan keluarga. Dalam beberapa hal, tentu saja masa-masa ini adalah masa-masa emas. Lalu, mengapa kita merencanakannya? Ada yang mengatakan, "Kebanyakan orang menghabiskan waktu lebih banyak untuk membuat rencana liburan selama dua minggu daripada untuk membuat rencana masa pensiun!"

"Namun, perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh mengingatkan kita dalam menghadapi usia emas ini. Jika masa-masa emas diberikan kepada kita, kita harus menganggapnya sebagai sebuah bonus -- bukan sebuah hak. Tak seorang pun dapat meminta agar diberi masa itu selama lima belas atau dua puluh tahun. Saat ini kita tidak harus mengabaikan bepergian, persahabatan, dan hubungan keluarga dengan harapan agar nantinya pada saat kita pensiun, kita akan memiliki waktu dan uang untuk melakukan hal-hal tersebut."

Masa depan bukan milik kita; masa depan adalah milik Tuhan. Jika usia emas diberikan kepada kita selama masa pensiun, itu adalah karunia. Masa pensiun bukanlah hadiah atas kerja keras kita.

Sumber
Halaman: 
47 - 48
Judul Artikel: 
Parables at Work
Penerbit: 
The Westminster Press, Philadelphia, 1985

Komentar