Apa yang Dimaksud dengan Luka Batin?

  1. Luka batin sama dengan luka fisik

    Pertanyaan untuk Diskusi

    Bayangkan suatu luka di kaki: Bagaimana luka itu dapat sembuh? Apa yang dapat menolong luka itu agar sembuh? Bagaimana luka batin dapat dibandingkan dengan luka fisik?

    Dalam kolom pertama tabel berikut, didaftarkan karakter luka fisik. Dalam kolom kedua, didaftarkan pula karakter luka batin. Kalau mungkin, tuliskan bagan ini pada papan tulis atau di atas sehelai kertas lebar. Kedua jenis luka ini perlu dirawat agar dapat sembuh.

    Luka Fisik Luka Batin
    Kelihatan Tidak kelihatan, tetapi
    nampak pada tingkah laku
    orang itu
    Terasa menyakitkan, perlu Terasa menyakitkan, perlu
    dirawat dengan hati-hati dirawat dengan hati-hati
    Kalau diabaikan, besar Kalau diabaikan, besar
    kemungkinan bertambah parah kemungkinan bertambah parah
    Perlu dibersihkan untuk Rasa sakit harus dinyatakan
    mengeluarkan benda asing atau dan setiap dosa harus diakui
    kotoran
    Kalau luka di permukaan kulit Kalau seorang mengira bahwa
    telah sembuh padahal di dalam luka batin mereka telah
    masih ada infeksi, bisa sembuh padahal sebenarnya
    menyebabkan orang itu merasa belum, akan menimbulkan
    sakit sekali masalah yang lebih besar
    bagi orang itu
    Hanya Tuhan yang dapat Hanya Tuhan yang dapat
    menyembuhkan, namun Ia juga menyembuhkan dan Ia sering
    memakai orang lain dan obat memakai orang lain dan
    untuk mencapai tujuan itu pengertian tentang bagaimana
    penyembuhan batin dapat
    terjadi
    Kalau tidak dirawat akan Kalau tidak dirawat akan
    mengundang lalat mengundang dosa
    Perlu waktu untuk sembuh Perlu waktu untuk sembuh
    Luka yang sudah sembuh dapat Luka batin yang sudah sembuh
    menimbulkan bekas juga dapat meninggalkan
    bekas. Orang dapat
    disembuhkan, namun mereka
    tidak bisa sama persis
    dengan keadaan sebelumnya
  2. Bagaimana tingkah laku yang khas dari orang-orang yang hatinya terluka?

    Pertanyaan untuk Diskusi

    Dalam jemaat Anda, adakah orang-orang yang bertingkah laku kurang wajar karena ada luka-luka batin yang parah di dalam diri mereka? Bagaimana mereka bertingkah laku?

    Beberapa orang dengan luka batin akan terlihat selalu tegang. Setiap suara keras yang timbul akan membuat mereka kaget. Mereka terus-menerus ketakutan dan mengira seolah akan terjadi sesuatu yang buruk atas mereka setiap saat. Sebagian mereka begitu tegang sehingga tidak dapat tidur, atau terbangun pagi-pagi sekali. Kadang-kadang mereka gemetaran atau berdebar jantungnya. Atau mungkin mereka kesulitan bernapas, pusing, atau seperti mau pingsan. Sebagian orang dengan hati yang terluka, kelihatan sangat marah, benci kepada orang lain dan bisa bersikap keras. Misalnya, wanita yang pernah diperkosa mungkin marah kepada semua laki-laki.

    Beberapa orang dengan luka batin merasa sangat sedih, mengalami depresi dan mungkin juga banyak menangis.

    Beberapa orang dengan luka batin cenderung menjauhi segala sesuatu yang mengingatkan mereka kepada pengalaman trauma yang pernah mereka alami. Misalnya, banyak orang yang mengalami peperangan di mana pesawat terbang telah digunakan dalam perang itu, sekarang menjadi sangat ketakutan kalau mendengar suara sebuah pesawat terbang. Mereka mungkin menghindari lapangan terbang. Sementara beberapa orang yang telah disakiti oleh orang Kristen, menolak untuk pergi ke gereja.

    Beberapa orang dengan luka batin mungkin tidak dapat mengingat sebagian atau seluruh pengalaman mereka.

    Beberapa orang dengan luka batin kehilangan kepekaan mereka. Mereka tidak lagi begitu peduli pada apa yang terjadi dengan dirinya. Mereka kehilangan tenaga. Mereka tidak lagi terganggu oleh kekerasan atau melihat mayat.

    Banyak orang dengan luka batin terus-menerus memikirkan peristiwa yang dialaminya itu. Sesekali mereka merasa kembali berada di tengah kejadian itu, seolah menjalaninya kembali. Ini bisa terjadi, baik dalam keadaan sadar, maupun dalam tidur sebagai mimpi buruk. Mengingat-ingat kejadian tersebut berulang kali menyulitkan mereka untuk berkonsentrasi kepada satu tugas tertentu. Sebagai contoh, seorang murid sekolah dapat merasa sulit untuk belajar.

    Beberapa orang dengan luka batin, ingin terus-menerus menceritakan pengalamannya kepada orang lain. Sebaliknya, ada yang sama sekali tidak mau menceritakan pengalamannya.

    Beberapa orang dengan luka batin mencoba menghilangkan sakit hati mereka dengan cara minum obat-obatan atau minuman keras. Sebagian lainnya cenderung makan terlalu banyak atau bekerja terlalu keras untuk menekan rasa sakit di hatinya.

    Semua reaksi tersebut di atas adalah wajar pada orang-orang yang mengalami pengalaman buruk seperti perang misalnya. Reaksi-reaksi itu bisa langsung atau baru kelihatan sesudah satu waktu tertentu setelah peristiwa terjadi.

  3. Apa yang membuat luka batin menjadi lebih parah?

    Beberapa keadaan lebih menyulitkan, misalnya:

    • suatu kejadian yang bersifat sangat pribadi, misalnya seorang anggota keluarga meninggal atau dikhianati oleh seorang sahabat dekat;
    • suatu peristiwa yang berlangsung untuk waktu yang lama;
    • sesuatu kejadian yang berulang dalam satu jangka waktu tertentu;
    • sesuatu yang berkaitan dengan kematian;
    • sesuatu yang dengan sengaja dilakukan orang untuk menyakiti dan bukan sekadar kecelakaan.

    Cara seseorang bereaksi terhadap satu pengalaman buruk menentukan keadaan luka hatinya, bukan masalah pengalaman itu sendiri. Seseorang yang mengalami pengalaman trauma yang lebih sederhana dapat bereaksi lebih berat dibandingkan dengan seorang yang mengalami pengalaman dahsyat. Orang yang cenderung bereaksi lebih berat kepada suatu pengalaman buruk adalah mereka yang:

    • selalu ingin ada orang lain mengatur apa yang harus dilakukan;
    • memiliki anggota keluarga yang sakit mental;
    • mempunyai bakat sendu atau sensitif;
    • banyak mengalami hal-hal buruk di masa lalu, terutama dalam masa kanak-kanak, misalnya orang tua meninggal;
    • sudah bermasalah dalam kehidupannya, sebelum terjadinya peristiwa ini;
    • tidak punya dukungan keluarga atau sahabat selama dan setelah peristiwa.

APA KATA ALKITAB TENTANG CARA MENGENALI PERASAAN KITA?

Sebagian orang Kristen yang mengalami masalah seperti ini mengatakan bahwa sebaiknya kita tidak memikirkan atau membicarakan perasaan kita. Mereka juga mengatakan bahwa kita tidak perlu mencari pertolongan dari orang lain untuk masalah-masalah kita. Mereka menyarankan agar kita melupakan saja apa yang telah terjadi di masa lalu dan berjalan terus ke depan. Mereka beranggapan bahwa merasa sakit dalam hati berarti meragukan janji-janji Allah.

    Tokoh-tokoh Alkitab dalam mengungkapkan perasaan mereka

    Pertanyaan untuk Diskusi

    Apa yang dikatakan ayat-ayat di bawah ini tentang perasaan?

    Matius 26:37-38
    Yohanes 11:35
    Yohanes 12:27 Yohanes 13:21
    Galatia 6:2 Filipi 2:4
    1Samuel 1 Mazmur 32:3

    Diskusikan satu per satu apa yang dikatakan ayat-ayat di atas tentang perasaan.

    Yesus memiliki perasaan yang kuat dan membagikannya dengan para murid-Nya. Paulus mengajar kita agar saling berbagi masalah sebagai wujud saling menolong. Perjanjian Lama penuh dengan contoh-contoh di mana orang-orang mencurahkan isi hati mereka kepada Allah, misalnya Hana, Daud, Salomo, Yeremia. Pemazmur berkata, selama kita berdiam diri, kita akan merasa sakit. "Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari" (Mzm. 32:3).

  1. Ratapan

    Dalam Mazmur 13:2 Daud berkata, "Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus?" Dalam ayat 6 ia berkata, "Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku." Bagaimana ia dapat mengungkapkan dua hal tersebut dalam waktu yang sama? Tampaknya keduanya sangat bertentangan.

    Salah satu bentuk mazmur adalah mazmur ratapan. Dalam sebuah ratapan, pemazmur mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan sebagai upaya mendesak Dia agar bertindak bagi mereka, sambil pada saat yang sama menyatakan iman percaya mereka kepada-Nya.

    Ratapan dapat terdiri atas tujuh bagian:

    1. sapaan kepada Allah (Ya Allah);
    2. mengulang kembali kesetiaan Allah di masa lalu;
    3. keluhan;
    4. pengakuan dosa atau pernyataan tak bersalah;
    5. permintaan tolong;
    6. respons Allah (terkadang tersirat);
    7. janji akan memuji Tuhan, pernyataan percaya kepada Allah.

    Tidak semua bagian ini hadir dalam satu ratapan dan urutannya pun tidak selalu sama. Dalam ratapan, seseorang sepenuhnya mencurahkan luka hatinya, bahkan seolah menuduh Allah. Tetapi itu langsung diikuti dengan pernyataan percaya kepada Allah. Paduan kedua hal tersebut membentuk doa yang sangat kuat. Kedukaan tidak disembunyikan, akan tetapi orang itu tidak tetap tinggal dalam dukanya -- mereka berseru kepada Allah dan menyatakan iman percaya mereka kepada-Nya. Nyanyian ratapan mendorong orang untuk jujur kepada Allah, untuk berbicara dengan sebenarnya tentang perasaan dan keraguan mereka. Kalau mereka berkata benar, Ia akan bertindak.

    Dalam sebuah ratapan, seseorang tidak mencoba mengatasi masalahnya sendiri, melainkan berseru, berteriak menangis kepada Allah agar menolong mereka. Mereka menengadah kepada Allah, bukan kepada musuh; karena Allah yang berkuasa penuh atas segala situasi. Mereka meminta Allah untuk bertindak dengan adil dan mereka tidak bertindak sendiri atau mengutuki musuhnya (Mzm. 28:3-4).

Latihan-latihan

  1. Bacalah Mazmur 13 bersama-sama. Perhatikan bagian-bagiannya.

    Ayat 2,3 (Sapaan dan keluhan)

    Berapa lama lagi TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Selamanya?
    Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?
    Berapa lama aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan
    bersedih hati sepanjang hari?
    Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?

    Ayat 4,5 (Permohonan)

    Pandanglah kiranya, jawablah aku ya, Tuhan!
    Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati,
    supaya musuhku jangan berkata, "Aku telah mengalahkan dia,"
    dan lawan-lawanku bersorak-sorak apabila aku goyah."

    Ayat 6a (Pernyataan percaya kepada Allah)

    Kepada kasih setia-Mu aku percaya

    Ayat 6b, 6c (Janji untuk memuji)

    Hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau bernyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

  2. Ciptakan suatu ratapan yang menyangkut pengalaman Anda yang menyakitkan. Gunakan sebanyak mungkin bagian-bagian seperti yang disebut di atas. Buatlah lagu untuk ratapan itu. Bagikan ratapan Anda dalam kelompok, kalau mungkin lengkapi dengan gerak atau tari. Ini dapat menjadi bagian yang bermakna dalam satu sesi pada malam hari.

    (Pemimpin perlu mempersiapkan diri dengan baik agar dapat menolong dan memotivasi peserta untuk melibatkan diri dalam latihan ini.)

BAGAIMANA KITA DAPAT MENOLONG MEMULIHKAN SESEORANG DARI LUKA BATIN?

Seseorang dapat mengeluarkan rasa sakit di hatinya dengan berbicara tentang hal itu. Biasanya, seseorang perlu berbicara kepada seorang lain sebelum mereka dapat mengatakannya kepada Allah. Kalau mereka dapat berbicara tentang pengalaman buruk yang mereka alami, sedikit demi sedikit reaksi mereka akan berkurang. Namun, kalau orang tidak dapat berbicara tentang rasa sakit di hatinya, dan apabila tak ada seorang pun yang mau menolong dia, reaksi mereka dapat berkelanjutan, berbulan bahkan bertahun. Ada yang bertambah parah dengan berjalannya waktu, bukannya membaik.

Pembicaraan seperti dimaksudkan di atas dapat berlangsung empat mata atau dalam satu kelompok kecil. Satu kelompok sebaiknya terdiri tidak lebih dari sepuluh atau dua belas orang sehingga semua anggota kelompok mendapat kesempatan berbicara. Kelompok dapat terdiri atas satu pasangan suami-istri, satu keluarga, atau orang-orang yang bersama-sama mengalami satu peristiwa menyakitkan. Apabila beberapa orang tidak mau berbicara tentang masalah-masalahnya, mereka dapat diundang sekadar untuk mendengarkan. Pada waktunya kelak, mudah-mudahan mereka akan siap untuk berbagi.

Mencari tempat yang nyaman dan teduh sehingga orang dapat berbicara dengan bebas, sangat penting. Anak-anak kecil dan bayi-bayi sebaiknya dijaga orang lain agar orang tuanya dapat berbicara tanpa gangguan. Kelompok itu mungkin perlu bertemu lebih dari satu kali.

  1. Apa tujuan mengajak orang membicarakan rasa sakit mereka?

    Dengan memberikan kesempatan untuk berbicara tentang rasa sakit mereka, seorang dapat:

    • memperoleh pengertian yang benar tentang apa yang terjadi dan bagaimana hal itu memengaruhi mereka;
    • menerima apa yang telah terjadi;
    • mampu percaya kepada Allah, bersandar kepada-Nya, dan mengizinkan Dia menyembuhkan mereka (Mzm. 62: 9).
  2. Bagaimana menjadi seorang pendengar yang baik?

  3. Pertanyaan untuk Diskusi

    Kepada siapa Saudara akan merasa bebas untuk membagikan satu rasa sakit yang dalam?

    Agar seseorang dengan bebas dapat membagikan luka-luka batin dari hatinya, mereka harus meyakini bahwa yang mendengarkan:

    • peduli kepada mereka,
    • akan menjaga kepercayaan mereka,
    • tidak akan mengkritik mereka atau menyarankan solusi kilat,
    • akan sungguh mendengarkan dan mengerti rasa sakit mereka.

    Para pendeta dapat mencari orang-orang yang bijaksana dan peka akan penderitaan orang lain dan melatih mereka untuk pelayanan jenis ini. Orang yang menderita sebaiknya diberi kebebasan memilih dengan siapa ia dapat lebih mudah berbicara.

  4. Bagaimana kita mendengarkan?

    Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat membantu orang yang mendengarkan untuk menuntun orang yang dilayaninya dalam mengemukakan kisah mereka.

    1. Apa yang terjadi?
    2. Bagaimana perasaanmu?
    3. Apa yang paling berat yang kaurasakan?
    4. Apa yang menjadi sumber kekuatanmu dan menolongmu melalui pengalaman berat itu?
    5. Bagaimana Allah telah menolongmu?
    6. Bagaimana engkau dapat menolong orang lain?

    Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan cara merespons yang tepat. Mungkin itu dilakukan dengan menatap mereka, atau dengan menyampaikan kata-kata persetujuan, seperti: "Hm .... Ya, ya, ya." Jangan memandang ke luar jendela atau melihat ke arloji Anda. Jangan kelihatan seperti kurang sabar dan ingin mereka segera selesai berbicara.

    Dari saat ke saat, ulangi apa yang Anda dengar telah diucapkan oleh orang itu. Dengan demikian, dia mendapat kesempatan untuk memperbaiki, untuk menyatakan ulang, atau menegaskan pengertian Anda.

    Apabila orang yang Anda layani mengingat suatu mimpi, dorong dia untuk menceritakan mimpi itu, berikut artinya menurut dia. Boleh jadi, mimpi itu merupakan buah pergumulan batin yang bergumul dalam kejadian tersebut sementara pikiran sadarnya tidur. Mungkin juga itu adalah suara Allah yang berbicara kepada mereka dalam penderitaannya. Makna sebuah mimpi bersifat simbolik. Apa yang terjadi dalam mimpi jangan dianggap seolah benar terjadi dalam kehidupan nyata. Serahkan setiap mimpi yang meresahkan kepada Allah dalam doa.

    Kalau orang itu siap, ajaklah dia berdoa. Pada waktunya, seseorang harus membawa rasa sakit mereka sendiri kepada Allah, namun hal seperti itu mungkin makan waktu.

  5. Kasus-kasus berat.

    Seseorang yang sangat terluka mungkin memerlukan pertolongan lebih daripada yang dapat Anda berikan dengan mendengarkan keluhan mereka. Untuk mengevaluasi bagaimana seriusnya keadaan luka batin seseorang, lihatlah kepada:

    • berapa banyak masalah tingkah laku mereka (lihat bagian 2 C);
    • berapa sering mereka bermasalah;
    • berapa dalam masalah-masalahnya;
    • berapa lama satu masalah berlangsung
    • apakah masalahnya menghalangi mereka untuk dapat memelihara dirinya atau keluarganya.

    Orang yang terluka serius, memerlukan bantuan profesional. Kalau tidak ada seorang psikolog atau psikiater, seorang dokter atau perawat barang kali dapat menolong menenangkan mereka dengan memberikan obat agar mereka dapat tidur.

Sumber
Halaman: 
33 -- 46
Judul Artikel: 
Menyembuhkan Luka Batin Akibat Trauma; Bagaimana Gereja dapat Menolong
Penerbit: 
Kartidaya Jakarta dan Gloria Grafa Yogyakarta, 2005
Situs: 

--