Mengatasi Tingkah Laku Anak III

Sebuah jawaban dari Steve untuk Ibu Susy
 
Persoalan :
Ibu Susy memiliki seorang anak bernama Yonas yang menurutnya suka memberontak. Anehnya Yonas sangat segan dengan ayahnya. Apa penyebabnya? bagaimana menghadapi tingkah laku anak seusia itu dan kira-kira hukuman apa yang efektif untuk anak berumur 2-5 th?
 
Hallo semua rekan Ayahbunda yang saya kasihi,

Sorry sekali saya mendadak bertugas ke luar sehingga saya tidak pamit dan ketinggalan begitu banyak hal yang menarik. Saya baru balik dari konperensi yang sangat menyibukkan saya di luar negeri sehingga tidak bisa on-line. Hari ini, ketika ada sedikit waktu sebelum balik kerja, saya kebetulan membaca deretan surat dan membuka suratnya pak Eddy kok pak Eddynya langsung menanyai saya tentang bantuan ke Suzy.

Saya lihat-lihat jawabannya pak Eddy, pak Yo dan para Ibu kok sudah sangat bagus sekali ya kalau dijalankan oleh bu Suzy. Apa ada ya yg bisa saya tambahkan? Mungkin saya tambahi dari sisi berikut ini saja:

Setiap orang punya citra tentang orang lain, bu Suzy. Citra ini menempel diotaknya, bisa salah, bisa benar. Misalnya Jesus Kristus, menempel di citra kita sebagai Putra Allah dengan kemampuan2 Ilahi , bisa jalan di air, lembut, tegas dll. Citra ini membentuk sikap tertentu kita pada orang ybs. Kita jadi sayang banget sama Jesus dan seolah merasakan kelembutan dan ketegasannya ketika kita ngomong2 denganNya (waktu berdoa). Kita juga mungkin tidak akan berani ngomong jorok di depanNya. Itu karena citranya.

Kini, Yonas itu punya citra tertentu juga tentang anda, bu Suzy. Citranya bisa benar bisa salah tapi yang jelas citra itu yang membentuk sikapnya pada anda. Mari kita andaikan dia memandang anda sebagai Ibu Yang Selalu Marah Tapi Tidak Apa-apa. Jadi begitulah, dia melakukan apapun yang dia lakukan karena dia terbiasa dengan amarah anda. Dia tidak tahu anda serius jengkel sama perbuatannya. Misalnya, Yonas bersikap lain dengan papinya. Kalau beliauw melirik saja sedikit dengan pandangan tertentu maka Yonas langsung nurut. Itu kalau dilirik, tapi kalau papinya diam saja mungkin ya dia nakal terus. Jadi ada tanda dari papinya yang jelas bagi Yonas.

Jadi?
ya anda harus berpikir apakah anda ingin dia patuh pada anda ketika anda serius. Kalau ya, maka kita ikuti saja nasehat dari para Rekan milis: ajaklah dia bicara ketika dia lagi dalam "acceptance" mood, ketika dia lagi dalam suasana mendengarkan. Kapan itu? waktu mau tidur: ketika suasana sepi, ketika dia menikmati dibelai dan dirangkul.

Anda bisa cerita2 tentang kisah2 Alkitab misalnya, tentang apa saja yg baik. Ceritanya penting, tapi lebih penting lagi adalah terciptanya pengertian dia bahwa anda itu kayak apa. Citra anda di otak dia perlu diganti sehingga anda tidak dianggap sepi. Citra itu akan muncul bila dia kenal anda, dan itu pelan2, makan waktu beberapa malam. Kalau dia sudah tahu bahwa anda sayang dia banget, maka dia akan ingin anda senang. Anda bisa menceritakan hal-hal yg dia lakukan yg anda sedihkan, dan saya rasa dia akan sangat menurut.

Anda bertanya hukuman yg cocok kayak apa. Saya setuju sekali pada pendapat rata2 rekan bahwa hukuman tidak begitu cocok. Saya rasa hukuman hanya memberitahu satu hal: apa yg tidak boleh tapi tidak memberitahu apa yg boleh. Jadi, lakukan hukuman kalau perlu dan sudah kelewatan tapi pastikan bahwa sang anak tahu seharusnya kayak apa. Jangan biarkan dia pikir anda menghukum dia, tapi ingatkan bahwa yg anda hukum perbuatannya dan perbuatannya itu bukan dirinya. Jadi waktu menghukum jangan karena marah. Saya sering berpikir bahwa yg bagus itu kalau kita menghukum dia sambil sedih karena terpaksa harus menghukum dia dan dia tahu bahwa kita nggak suka melakukan hal itu.


 
Nah, bu Suzy, masukan saya cuma sampai segitu.
 
Semoga berguna, steve
-------------------------------------
 
Mas "eddy" yang heboh wrote:
 
Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
Milis Ayah Bunda
Penerbit: 
--