Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Anak dan Video Games

Edisi C3I: e-Konsel 161 - Anak dan Video Games

Ada orang memberi nama abad kita sekarang ini sebagai abad informasi, abad telekomunikasi, atau abad teknologi tinggi. Saya memanggil abad ini sebagai abad layar karena kalau kita perhatikan, banyak hal yang sekarang kita lakukan, itu dilakukan di depan layar. Yang sekarang sedang marak dan populer adalah permainan video game atau play station. Biasanya video game dan play station ada beberapa jenis: Ada yang untuk hiburan. Ada game yang memang hanya bersifat hiburan, tidak ada tantangan-tantangan

Ada orang memberi nama abad kita sekarang ini sebagai abad informasi, abad telekomunikasi, atau abad teknologi tinggi. Saya memanggil abad ini sebagai abad layar karena kalau kita perhatikan, banyak hal yang sekarang kita lakukan, itu dilakukan di depan layar. Yang sekarang sedang marak dan populer adalah permainan video game atau play station.

Biasanya video game dan play station ada beberapa jenis:

  1. Ada yang untuk hiburan. Ada game yang memang hanya bersifat hiburan, tidak ada tantangan-tantangan dan yang diperlukan hanya konsentrasi.
  2. Ada unsur misteri, cukup banyak video game dan play station yang memuat aspek-aspek misteri.

Yang cukup sering dimainkan sekarang adalah jenis pertandingan. Pertandingan ini bisa dua orang bertanding atau berkelahi. Ada juga game yang memang khusus dibuat untuk mendidik, misalnya ada yang melatih anak untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Sekali lagi, dalam hal ini peran orang tua itu sangat besar. Saran yang bisa saya sampaikan kepada para orang tua adalah kita perlu memerhatikan dampak game itu pada anak-anak kita karena semua anak unik, tidak sama. Ada anak yang memang dasarnya agak pasif, agak lembut, agak penurut, tapi ada anak yang dasarnya agak keras dan bersifat fisik sekali, alias dia akan bersifat agresif.

Beberapa dampak yang mungkin perlu diperhatikan orang tua:

  1. Anak menjadi lebih agresif setelah menonton pertandingan atau memainkan game.
  2. Anak menjadi ingin menang sendiri.
  3. Anak jadi malas untuk pergi atau bergaul dengan teman-teman.
  4. Daya khayal yang semakin meningkat. Misalnya, mencari harta karun dan beranggapan bahwa di hutan itu banyak harta, dan sebagainya. Dia pikir itu hal yang riil.

Kadang-kadang anak-anak harus dipaksa untuk keluar dari keterikatan dan pengaruh permainan itu. Anak-anak perlu mendapatkan pembatasan waktu. Ada dua alasan mengapa kita harus membatasi mereka:

  1. Yang pertama, menggunakan mata yang berlebihan di depan layar itu tidak sehat.
  2. Yang kedua, bermain di depan televisi atau di depan game pasti akan mengurangi waktunya untuk bermain atau berinteraksi dengan kita.

Permainan seperti ini bisa menimbulkan sifat individualistis yang lebih tinggi, karena anak kekurangan kesempatan untuk bersosialisasi. Itu pasti akan mengakibatkan ketimpangan, dia kurang bisa menempatkan diri pada orang lain, tidak bisa mengerti pemikiran orang lain, atau pun berempati pada perasaan orang, karena dia hanya melihatnya dari sudut pandangnya terus-menerus.

Filipi 3:17 menyatakan, "Saudara-saudara ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu."

Paulus dengan berani berkata kepada jemaat di Filipi, "Ikutilah teladanku." Dengan kata lain, Paulus berani berkata seperti itu karena dia telah memberikan contoh hidup yang baik. Dengan modal itulah dia bisa menegur dan mengoreksi jemaat di Filipi. Para orang tua juga harus seperti ini; sebelum dia bisa menegur anak, orang tua juga perlu memberikan contoh yang baik.

Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. 066B yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > atau: < TELAGA(at)sabda.org >

atau kunjungi situs TELAGA di:

==> http://www.telaga.org/ringkasan.php?anak_dan_video_game.htm

Sumber
Judul Artikel: 
TELAGA - kaset No. T066B (e-Konsel Edisi 161)

Komentar