Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Bagian B: Kasih

Edisi C3I: e-Konsel 370 - Keterampilan Penting bagi Konselor

Kasih
Latar Belakang

Sebelum Injil Yesus Kristus menyinari panggung sejarah manusia, "kasih" kebanyakan dimengerti dalam arti kepentingan diri sendiri. Mengasihi yang tidak layak dikasihi, adalah sesuatu yang tak masuk akal. Allah yang penuh kasih datang mencari manusia berdosa, adalah sesuatu yang tak terpikirkan dalam dunia bukan Kristen.

Para penulis Perjanjian Baru harus menciptakan suatu istilah baru untuk kasih, yaitu agape, untuk mengungkapkan tentang diri-Nya dalam Kristus dan bagaimana Dia ingin kita bersikap kepada sesama kita. "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." (1Yoh 3:16).

Ikatan kasih baru ini dinyatakan di Golgota. Orang-orang tebusan, sejak itu, menghampiri Allah dan sesamanya dalam suatu dimensi yang tak pernah dikenal dan dialami sebelumnya.Agape kini harus menjadi "jalan yang lebih utama". (1Kor 12:31). Segera pula dia menjadi ciri gereja mula-mula. Yesus berkata: "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yoh 13:34), dan "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yoh 13:35).

Namun demikian, bersama dengan berlalunya waktu, pudar pula dorongan sejati agape. Gereja masa kini berkewajiban untuk menemukan ulang makna kasih. Agape bukan sekedar perasaan. Kasih yang "tertidur" adalah kasih yang tak berkekuatan. Ia menjadi dinamis hanya bila secara aktif ia mengasihi Allah seperti Allah mengasihi kita; dinamis hanya jika ia menggelora tak tertahankan, mengasihi saudara-saudara seiman, sesama manusia kita, dunia yang untuknya Kristus sudah mati. (Lihat 1Yoh 4:10-12 dan 2Kor 5:14).

Seperti pada Allah, pada manusia pun kasih berkata: "Aku menghormati engkau. Aku memperhatikan engkau. Aku bertanggung jawab atasmu."

Aku menghormati engkau:

Aku memperlakukanmu sebagaimana adamu, suatu pribadi yang unik -- Seperti setiap kita memiliki keunikan masing-masing. Aku menerimamu sebagaimana adamu dan mempersilakan kau berkembang seperti kehendak Allah untukmu. Aku tak akan memperalatmu untuk keuntunganku sendiri. Aku akan berusaha mengenalmu sedapat mungkin, sebab aku tahu bahwa komunikasi dan pengenalan yang semakin dalam akan menumbuhkan pula rasa hormatku padamu.

Aku memperhatikan engkau:

Apa yang terjadi padamu, penting bagiku. Aku menaruh perhatian tentang diri dan pertumbuhanmu. Aku ingin mendukung apa yang kau minati, bahkan jika itu berarti mengorbankan minatku sendiri.

Aku bertanggung jawab atasmu:

Responku terhadapmu tak lahir sebagai kewajiban yang membebaniku, tetapi sebagai suatu kesukaan. Kebutuhan-kebutuhan rohanimu mendorongku mendoakanmu. Aku ingin melindungimu, tetapi tanpa bertindak berlebihan. Aku akan mengoreksimu dalam kasih, tetapi aku tidak akan mencari-cari kesalahan. Aku tidak akan senang atas kelemahan dan kegagalanmu dan aku tak akan mengingat-ingatnya pula. Dengan anugerah Allah, aku akan sabar dan tak akan mengecewakanmu. (Lihat 1Korintus 13:1-13).

Kita mengenal kasih Allah hanya karena kita menjawab kasih-Nya dalam Kristus. Saat terpenting dalam hidup seseorang ialah keputusan untuk menerima kasih tanpa syarat ini, yang melaluinya kita belajar mengasihi Dia dan meneruskannya kepada sesama kita.

"... Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah telah mengasihi kita . . . " (1Yoh 4:8-10).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang Bukan Kristen:

Jika orang yang anda layani belum pernah mengalami kasih Allah, jelaskan "Damai dengan Allah", . Tekankan Yohanes 3:16.

Untuk yang Kristen:
  1. Jika dia Kristen, ingin lebih mengasihi Allah, dukung dia. Ini juga merupakan kehendak tertinggi Allah. "Jawab Yesus kepadanya: 'Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.'" (Mat 22:37).

    1. Kita harus mengasihi Dia karena Dia sudah lebih dahulu mengasihi kita. (1Yoh 4:10)
    2. Kita mengasihi Dia "karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Rom 5:5). "Tetapi buah Roh ialah kasih . . . " (Gal 5:22).
    3. Kita harus mengasihi dia melalui ketaatan. "Jawab Yesus: 'Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku.'" (Yoh 14:23,24).
    4. Kita menyatakan kasih kita kepada-Nya melalui ibadah kita. "Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku."

      1. Kita mencari Dia melalui firman-Nya: "Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." (Mazm 1:20).
      2. Kita mencari-Nya melalui doa: "Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati. Aku akan memberi kamu menemukan Aku . . . " (Yer 29:12-14).
      3. Kita berusaha melayani Dia. "Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1Kor 15:58). "Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang." (Ibr 6:10).

    Kasih agape adalah motivasi terbesar yang melibatkan seseorang dalam penginjilan dan missi Kita menyaksikan kasih-Nya kepada dunia yang terhilang

    .
  2. Jika orang yang anda layani menghadapi masalah dalam mengasihi saudara dalam Tuhan, tunjukkan bahwa kita baru mulai mengerti kasih Allah ketika kita mengasihi orang lain.

    1. Allah memerintahkan kita mengasihi saudara seiman. "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat." (Rom 12:10).
    2. Allah memampukan kita untuk mengasihi tanpa mempertimbangkan kelayakan obyek yang kita kasihi. " . . . karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Rom 5:5). Jelaskan dari Latar Belakang tentang tiga dimensi kasih agape: hormat, perhatian dan tanggung jawab.
      "Buah Roh ialah kasih. Aku tidak dapat mengasihi dengan kekuatanku sendiri, aku tidak memiliki sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri karena diriku sendiri. Tak seorangpun memiliki kemampuan mengasihi sesungguh-sungguhnya . . . kecuali dia datang kepada Kristus. Sampai Roh Kudus mengendalikan hidupnya, dia tidak mampu mengasihi."
      Selesai
    3. Tunjukkan bahwa kasih tidak menampakkan diri secara otomatis; tetapi merupakan kelakuan yang lahir karena belajar dan mempraktekkan diri. Semakin kita mengasihi, semakin dalam kasih kita, semakin kasih kita disempurnakan.

      1. Mendoakan orang lain merangsang pendalaman kasih kepada mereka.
      2. Tindakan-tindakan kebaikan, melayani dan pengorbanan memperkuat dinamika kasih. "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului memberi hormat." (Rom 12:10). "Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.

        Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menampung segala sesuatu." (1Kor 13:4-8).


Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yoh 3:16)

"Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan." (Ef 2:4,5)

"Lihatlah betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah." (1Yoh 3:1)

"Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita." (1Yoh 4:12)

"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat." (Rom 12:9,10)

"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yoh 15:13)

Matius 22:37

Komentar