Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Buatlah Hidup Anda Bersukacita

Edisi C3I: e-Konsel 185 - Hidup dalam Sukacita

Ada suatu perbedaan antara sikap sungguh-sungguh dan tampak sungguh-sungguh. Allah meminta kita bersikap sungguh-sungguh, tetapi saya tidak tahu apakah ada tempat dalam Alkitab di mana Dia memerintahkan kita untuk bersedih hati, memunyai wajah murung, dan tampak susah yang berarti kematian buat semua orang yang senang dan bersukacita di sekeliling kita. Seorang eksekutif misionaris pernah berkata pada saya bahwa dia tidak akan mengirim utusan Injil ke ladang misi bila laki-laki atau wanita itu tidak memiliki selera humor. Untuk dapat menertawakan diri sendiri dan dunia sekitar kita dan untuk dapat tertawa dengan orang lain adalah satu tanda kedewasaan. Seorang pemain sandiwara pernah berkata: "Anda bertumbuh bila dapat menertawakan diri sendiri untuk pertama kali."

Tertawa

Orang yang tidak mengetahui bagaimana tertawa biasanya adalah orang pahit hati dan penuh kritik dan sukar untuk hidup bersama. Orang yang tidak dapat tertawa karena kesalahannya sendiri memunyai kesukaran untuk mengampuni kesalahan orang lain. Dia menyimpannya di dalam dirinya dan itu menjadi seperti luka yang terbuka. Tidak ada satu hal yang dapat membersihkan hawa suasana dalam rumah atau kebaktian gereja daripada tertawa yang baik dan sehat. Saya tidak bicara tentang satu lelucon yang bodoh; yang saya maksudkan adalah suatu lelucon yang baik, sehat, dan kudus.

Tuhan Yesus ingin supaya kita memiliki sukacita. Dia memiliki sukacita. Dia berkata kepada para murid-Nya, "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." Bila para murid belum pernah melihat Yesus tersenyum atau tertawa, mereka akan bertanya sukacita macam apa yang Dia katakan. Memang Dia orang yang menderita, tetapi Dia juga seorang yang penuh sukacita. Dan jalan satu-satunya untuk memperoleh sukacita adalah menerimanya dari Tuhan Yesus. Anda dapat pergi ke toko dan membeli apa yang disenangi, tetapi Anda tidak dapat membeli sukacita. Tuhan Yesus telah membelinya untuk Anda waktu Dia mati di kayu salib.

Mungkin bagian yang paling besar mengenai sukacita dalam firman Tuhan adalah yang terdapat dalam Lukas 15. Di situ seorang perempuan menemukan kembali uang yang telah hilang sehingga dia bersukacita. Seorang gembala menemukan kembali dombanya yang hilang dan bersukacita; seorang ayah menyambut kembali anaknya yang terhilang dan bersukacita. Mereka semua mengundang teman-teman dan tetangganya untuk bersukacita. Tuhan Yesus berkata bahwa para malaikat di surga juga bersukacita bila seorang berdosa pulang, kembali, dan telah diampuni. Sudah tentu orang berdosa itu bersukacita. Langkah pertama menuju sukacita adalah menerima Kristus sebagai Juru Selamat pribadi. Bila Anda berbuat demikian, Roh Allah masuk ke dalam hidup Anda dan "buah roh adalah kasih sukacita dan damai sejahtera".

Orang Kristen adalah orang yang bersukacita. Dosa-dosa mereka telah diampuni. Bapa mereka di surga memelihara mereka. Mereka memunyai rumah, menunggu bila hidup ini berlalu. Kita tidak selalu dapat bersukacita atas keadaan kita, tetapi kita dapat bersukacita dalam keadaan kita walaupun itu sama sekali tidak memberi penghiburan. "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"

Sukacita adalah hak dari tiap orang percaya. Ketahuilah bahwa Anda diselamatkan, menjadi salah satu anak Tuhan, diampuni, dan menuju ke surga adalah sumber dari sukacita yang tiada habisnya. Tetapi ada orang Kristen yang kelihatannya kehilangan sukacitanya. Mungkin ini? Kalau demikian, bagaimana sukacita ini dapat dikembalikan?

Salah satu sebab yang pokok dari kehilangan sukacita adalah dosa, tidak dengar-dengaran pada Allah. Pada waktu Daud mengaku dosa-dosanya terhadap Allah, dia berkata: "Kembalikan padaku sukacita dari keselamatanku." Daud kehilangan sukacitanya, dan untuk satu tahun atau lebih, dia hidup dalam awan gelap keputusasaan yang suram. Dalam Mazmur 32, dia berkata pada kita bahwa dia sampai menderita badani sebab dosa yang tidak diakui. Dia menjadi seorang tua yang sakit sebab angan-angan hatinya memukuli dia. Sebab itu bila Anda kehilangan sukacita Anda dalam Kristus, periksa diri Anda, mungkin ada dosa yang belum diakui di dalam hidup Anda.

Pencuri kedua yang dapat mencuri sukacita adalah tidak memerhatikan firman Allah. Tuhan Yesus berkata, "Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka" (Yoh. 17:13). Nabi Yeremia dapat memperoleh sukacita dalam firman Allah. Dia berkata: "Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam" (Yer. 15:16). Tiap pagi saya menyendiri dengan firman Tuhan dan membacanya. Saya minta Tuhan berbicara pada saya dan Dia berbuat demikian. Bagaimana pun sukarnya keadaan saya, Allah selalu memunyai satu janji atau perintah yang memberikan sukacita pada saya. Bacalah firman Tuhan bila Anda ingin memperbesar sukacita Anda.

Pencuri ketiga yang dapat mencuri sukacita adalah bila kita lupa berdoa. Yesus berkata, "Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu" (Yoh. 16:24). Bila Anda dan saya tergantung pada sumber-sumber kita sendiri, kita akan celaka, sebab sumber-sumber kita adalah lemah dan terbatas. Sumber-sumber tersebut habis justru pada waktu kita mengira kita sudah melewati puncak. Tetapi sumber-sumber Allah tidak akan pernah bisa habis. Allah adalah pemberi setiap anugerah yang baik dan sempurna dan kekayaan-Nya tidak pernah meninggalkan kita. Doa membuka barang-barang berharga dari Allah untuk Anda. "Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu." (Yoh. 16:23-24). Bila sesuatu persoalan menjadi beban Anda sekarang ini, ambillah waktu untuk mendoakan hal itu, dan sukacita Tuhan akan memenuhi hati Anda kembali.

Jangan biarkan dosa, jangan melalaikan firman Allah dan kurang berdoa mencuri sukacita dari Anda, Allah ingin Anda memiliki sukacita. "Sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!" (Neh. 8:11). Sukacita memberi minyak pada roda kehidupan dan membuat semua berjalan lebih sempurna. Seorang Kristen yang bersukacita adalah orang Kristen yang kuat. Iblis menemui kesukaran untuk mencoba orang yang memiliki sukacita dalam hatinya. Orang Kristen yang penuh sukacita adalah Kristen yang bersaksi, sebab dia memiliki sesuatu yang menarik untuk dibagikan kepada orang lain, dan mereka dapat melihat perbedaannya.

Sekarang mari kita bicarakan bagaimana membagi sukacita Anda. Bila ada dua orang yang kekurangan dalam dunia kita ini, itulah kasih dan sukacita. Sebagian besar dari orang bertitel yang saya temui, sepanjang hari lapar akan kasih dan sukacita. Bila Anda dan saya penuh dengan Roh Allah dan berjalan dalam kuasa-Nya, maka orang lain akan melihat kasih dan sukacita dalam hidup kita. Kita tidak perlu membuat kejadian itu; itu adalah buah yang senantiasa bertumbuh dan menghasilkan kembali dalam hidup kita.

Sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Bagaimana kita dapat membagi sukacita kita? Melalui sikap kita. Kita tidak dapat menyembunyikan sukacita dalam hati kita dan meluap ke luar. Kita tidak perlu memakai tanda untuk memberitahukan orang bahwa kita bersukacita. Mereka dapat melihatnya dari sikap dan perbuatan kita. Orang-orang memandang kita sebab kita adalah orang Kristen, dan ini memberikan pada kita kesempatan indah untuk menunjukkan pada mereka perbedaan apa yang telah dilakukan oleh Kristus dalam hidup kita. Sebenarnya, orang yang belum diselamatkan mungkin akan membuat persoalan pada kita hanya untuk melihat apa yang akan kita perbuat.

Orang Kristen yang bersukacita juga membagi sukacitanya dengan melakukan tugasnya dengan senang hati, dan tidak mengeluh tentang itu. Dia mencoba sebaik-baiknya untuk tidak menambah persoalan pada orang lain. Dia merupakan bagian dari jawabannya dan bukan bagian dari persoalannya. Dia menghindar dari mengecam orang lain. Dia berbicara kebenaran dengan kasih. Orang Kristen yang bersukacita membagi sukacitanya dengan menerima beban-beban hidup tanpa mengeluh. Dia bersedia melakukan tugas yang kecil yang tidak dianggap oleh orang lain, dan bila dia melakukan pekerjaan yang besar, dia bersedia membagi pujiannya dengan orang lain.

Di sekeliling kita, ada orang-orang yang merasa kesepian dan dalam kepahitan, dan mereka memerlukan satu bagian yang besar dari kasih dan sukacita Kristen. Mereka mungkin bukan orang yang paling mudah untuk diajak bekerja dalam dunia ini, atau diajak makan atau bicara, tetapi mereka membutuhkan apa yang kita dapat berikan. Biarlah Allah memimpin Anda kepada mereka. Mohon Allah menolong Anda supaya dapat mengerti kebutuhan mereka. Dengarlah apa yang mereka katakan, walaupun Anda tidak setuju dengan beberapa hal. Ingat, Anda tidak berusaha untuk memenangkan satu perdebatan; Anda berusaha untuk memenangkan satu jiwa bagi Kristus. Sikap Anda dalam kasih dan sukacita tidak lama akan menangkap hatinya dan ini akan memberikan pada Anda satu waktu untuk membagi Kristus dengan teman Anda.

Tiap jam, ada satu hal di mana kita dapat bersukacita; sebab itu mulailah menumbuhkan sikap sukacita. Pelihara hati Anda dalam kekudusan; ambil waktu untuk firman Tuhan dan berdoa; carilah jalan-jalan untuk membuat hidup lebih mudah dan senang bagi orang lain. Saat Anda melakukannya, suatu hal heran akan terjadi pada Anda. Kasih dan sukacita dari Allah akan memenuhi hati Anda.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku : Kekuatan untuk Menghadapi Masa Sukar
Judul asli buku : The Bumps are What You Climb On
Penulis : Warren W. Wiersbe
Penerjemah : Andreas Haryanto
Penerbit : Yayasan ANDI, Yogyakarta 1986
Halaman : 189 -- 196
Sumber
Halaman: 
189 -- 196
Judul Buku: 
Kekuatan untuk Menghadapi Masa Sukar
Pengarang: 
Warren W. Wiersbe
Penerbit: 
Yayasan ANDI
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
1986

Komentar