Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Keluarga

Keluarga

Artikel tentang keluarga

Artikel tentang keluarga

Keindahan Kebersamaan Keluarga

Edisi C3I: e-Konsel 286 - Hubungan dalam Keluarga

Dalam keluarga, kita dapat mengalami hal yang indah melalui "fellowship" (hubungan) -- pada saat bersekutu hidup bersama, aslinya kelihatan. Emas bila dicampur logam menjadi karat yang berbeda-beda. Tetapi waktu dibakar dengan api, logamnya musnah, sisanya tinggal yang asli -- emas murni. ... baca selengkapnya »

Ayah dan Pekerjaan Rumah Tangga

Sulitnya mencari pekerjaan dewasa ini berimbas pada perubahan peran pria dan wanita, termasuk dalam keluarga. Teman kami, sebut saja bernama Santi akhirnya menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga. Apa boleh buat, suami Santi di-PHK karena pengurangan pegawai. ... baca selengkapnya »

Sumber

Sebuah Firman bagi Para Istri & Ibu

Sinar matahari yang merebak di waktu subuh mulai menerangi meja makan selagi anak-anak menuang sereal mereka dan mengoleskan mentega pada roti bakar mereka. Di lantai atas, Ibu sibuk memasukkan beberapa barang ke dalam tas kantornya dan bergegas turun ke dapur. "Ayo cepat, anak-anak. Ibu ada rapat penting pukul 8. Ibu hanya punya sedikit waktu untuk mengantar Sara dan Christopher ke sekolah, mengantar Bethany ke tempat penitipan anak, dan langsung ke kantor. Ayah akan pulang untuk menyiapkan makan malam sekitar pukul 5, jadi kalian harus membantu Ayah. Ibu akan main tenis sampai pukul 18.30." ... baca selengkapnya »

Kasih Kristus Sebagai Dasar Hubungan dalam Keluarga

Oleh: Pnt. Robinson Saragih

Kolose 3:18-21; "Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya." ... baca selengkapnya »

Peran Keluarga Dalam Penanggulangan Narkoba

Edisi C3I: e-Konsel 251 - Penyalahgunaan Narkoba

Narkoba [singkatan dari narkotik dan obat/bahan berbahaya, Red.] adalah "bahan-bahan" yang mengandung zat/unsur narkotik [obat untuk menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk, atau merangsang, Red.], seperti opium [getah buah Papaver Sommiferum yang belum masak dan telah dikeringkan, Red.], ganja [tanaman setahun yang mudah tumbuh, merupakan tumbuhan berumah dua, pada daun mengandung zat narkotik aktif, terutama tetrahidrokanabinol, Red.], kokain [merupakan alkaloid yang didapatkan dari tumbuhan koka Erythroxylon Coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan "efek stimulan", Red.], dan senyawa-senyawa psikotropika [senyawa yang dapat memengaruhi aktivitas pikiran; zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang dapat menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku Red.]. Misalnya, ekstasi [tablet yang mengandung zat adiktif, yang mampu memacu kekuatan daya tubuh hingga berjam-jam, dan menimbulkan perasaan senang, gembira, dan riang yang luar biasa terhadap sesuatu, memunyai efek dapat menyerang susunan syaraf pusat (otak), Red], amfetamin [kelompok obat perangsang yang mengimbas perasaan bugar, Red.], sabu-sabu [Metamfetamina (metilamfetamina atau desoksiefedrin), disingkat met, dan dikenal di Indonesia sebagai sabu-sabu, adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik, Red.], zat sedatif [zat alami atau zat sintetis yang dapat meredakan keaktifan dan kegembiraan; obat penenang,Red.], dan zat-zat lain yang menimbulkan adiksi [kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental terhadap suatu zat, Red.] seperti nikotin [zat racun yang terdapat pada tembakau, Red.], kafein [senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan; merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir rasa kantuk secara sementara, Red.], alkohol [merupakan unsur ramuan yang memabukkan, Red], dll.. Pada umumnya zat-zat tersebut menyebabkan ketagihan. Kebutuhan tubuh terhadap zat tersebut makin lama makin meningkat, dari dosis kecil lalu menjadi semakin besar. ... baca selengkapnya »

Kiat Menjaga Hubungan Baik Dengan Keluarga Suami/Istri

Edisi C3I: e-Konsel 248 - Menjaga Hubungan dengan Keluarga Suami/Istri

Dalam edisi ini, e-Konsel mengangkat pembahasan hangat yang terjadi di Facebook Konsel. Adapun pertanyaan yang diajukan adalah: Apa yang Anda lakukan untuk menjaga hubungan dengan keluarga istri/suami Anda? Termasuk mertua dan ipar Anda?

Beberapa Sahabat Konsel menjawab seperti berikut ini.

Komentar:
Davida Evie Wisnubroto: Komunikasi.
Dedy Yanuar: Kalau saran saya, cari tahu apa yang tidak disukai dan yang disukai oleh mertua dan ipar kita. Kalau Anda termasuk tipe pelupa, sebaiknya catatlah itu. Jangan sampai kita melakukan hal yang tidak disukai oleh keluarga pasangan kita. Hal itu bukan hanya berdampak buruk atau di cap buruk oleh keluarga pasangan kita, tapi juga bisa dijadikan alasan untuk ribut dengan pasangan kita. Jika kita tahu kesukaan keluarga pasangan kita, alangkah baiknya jika kita menyediakan waktu untuk mereka bila ada waktu dan kesempatan, misalnya saat ulang tahun. Anggaplah keluarga pasangan kita sebagai keluarga kita sendiri, intinya hormati keluarga dari pasangan kita seperti kita menghormati keluarga kita sendiri. Kalau keluarga pasangan kita belum seiman, tetap saya sarankan untuk menghormati mereka. ... baca selengkapnya »

Menjaga Hubungan dengan Keluarga Suami/Istri

Edisi C3I: e-Konsel 248 - Menjaga Hubungan dengan Keluarga Suami/Istri

Salam kasih,

Dalam bidang pelayanan konseling, tidak sedikit konseli yang datang kepada konselor mengeluh mengenai hubungannya dengan mertua atau menantu. Banyak yang mencari cara agar hubungan mertua-menantu yang sedang dijalani, dapat berjalan dengan baik dan penuh keharmonisan. Sayangnya, tidak semua mertua/menantu bisa memiliki hubungan yang harmonis. Terlalu banyak faktor bawaan dari mertua/menantu yang menjadi masalah bagi hubungan mereka.

Artikel e-Konsel minggu ini, akan menolong Anda untuk mengurai lagi faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan masalah-masalah tersebut, dan bagaimana cara agar hubungan mertua-menantu bisa berjalan dengan baik. Simak pula komentar para Sahabat Konsel mengenai masalah mertua/menantu di Facebook Konsel yang tersaji di kolom Komunitas Konsel. Kiranya menjadi berkat bagi Anda semua.

Staf Redaksi e-Konsel,
Davida Welni Dana

Bimbingan Pranikah: Buku Kerja Bagi Pasangan Pranikah

Edisi C3I: e-Konsel 247 - Menghormati Keluarga Pasangan

Judul buku : Bimbingan Pranikah: Buku Kerja Bagi Pasangan Pranikah
Judul asli : --
Penulis/Penyusun : Vivian A. Soesilo
Penerjemah : --
Editor : --
Penerbit : Literatur SAAT, Malang 2010
Ukuran buku : 14 x 21 cm
Tebal : 337 halaman
ISBN : 979-9532-09-4
Buku Online : --
Download : --

Pernikahan adalah suatu hubungan yang mengikat seumur hidup. Pernikahan dibentuk untuk memenuhi rencana Tuhan. Jika suatu pernikahan tidak dilandaskan pada kasih dan kebenaran Kristus, maka usia pernikahan tidak akan bisa bertahan lama dan berakhir dengan permusuhan. Menurut ajaran Kristen, kita tidak diizinkan untuk bercerai. Untuk itu, kita perlu mempersiapkan pernikahan dan memeliharanya dengan baik sesuai perintah Tuhan. ... baca selengkapnya »

Tanggung Jawab Anak Kepada Orang Tua

Edisi C3I: e-Konsel 247 - Menghormati Keluarga Pasangan

Salah satu dari Sepuluh Hukum Tuhan adalah "Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu." (Keluaran 20:12) Sebenarnya apakah makna "hormat" di sini?

1. Hormat berarti bersikap santun dan patuh terhadap orang tua. Di dalam hukum Taurat, tertera perintah yang mengharuskan orang Israel menjatuhkan sanksi berat (kematian) kepada anak yang mengutuki orang tuanya -- "Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri." (Imamat 20:9)

2. Hormat berarti bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orang tua. Tuhan Yesus menegur orang Yahudi, yang menyelewengkan perintah Tuhan akan persembahan atas dasar ketidakrelaan memenuhi kebutuhan orang tua (Matius 15:3-6). Juga, sebelum Tuhan Yesus mati di kayu salib, Ia meminta Yohanes untuk memelihara Maria, ibu-Nya (Yohanes 19:26-27). Semua ini memperlihatkan bahwa Tuhan menginginkan kita untuk bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orang tua kita. ... baca selengkapnya »

Hubungan dengan Keluarga Pasangan

Edisi C3I: e-Konsel 247 - Menghormati Keluarga Pasangan

Apa utang saya kepada keluarga mertua? Itu adalah pertanyaan yang menarik. Cara lain untuk mengatakannya adalah "Sebagai menantu, apa yang diminta dari saya? Apa saja kewajiban-kewajiban saya, entah saya menyukainya atau tidak, yang berkaitan dengan orang tua pasangan (mertua) saya?"

Katakanlah begini, sepertinya ini bukanlah hubungan yang hangat atau santai. Sepertinya, mertua Anda merupakan beban dalam hidup Anda. Di satu sisi, Anda mungkin merasa terjebak antara mencoba menyenangkan mereka (atau mencoba untuk tidak menyinggung mereka), dan di sisi lain Anda hanya ingin menjadi diri sendiri atau ingin memiliki "ruang" untuk diri Anda sendiri.

Prinsip pertama yang berlaku di sini adalah, jika Anda orang Kristen, maka Anda perlu menunjukkan karakter Kristen dengan konsisten kepada mertua -- seperti yang Anda lakukan kepada orang lain. Tindakan Anda tidak mengabaikan kenyataan apakah mertua Anda orang yang "sulit", suka mengendalikan dan memanipulasi, memiliki disfungsi secara emosi atau mental, atau tidak seiman. Hal ini mungkin menjadi tantangan yang benar-benar sulit. Masalahnya adalah mereka bukan "orang lain". Mereka memunyai hubungan genetik, sejarah, dan dinamika psikologis yang kompleks dengan pasangan Anda. ... baca selengkapnya »

Komentar


Syndicate content