Bagaimana Mengatasi Anak yang Nakal karena Terlalu Dimanja?

Pertanyaan:

Anak saya sangat kurang ajar. Sekolahnya sih cukup baik. Setiap tahun terus naik kelas dan rapornya lumayan, tak ada merahnya. Di usianya yang baru 14 tahun, dia sudah duduk di kelas 3 SMP. Dia banyak teman tetapi nakal-nakal. Mungkin karena itu dia jadi kurang ajar sekali. Kalau bicara kasar, gampang marah dan berani membentak-bentak bahkan memaki saya dengan makian yang tidak pantas.

Mungkin perlu Bapak ketahui bahwa dia anak kelima dari lima bersaudara, tiga laki dan dua perempuan. Terus terang saja, memang kami kurang bijaksana. Kami memanjakan dia karena dia anak terkecil. Apa-apa kami turuti dan sering kami bela kalau dijahilin kakak-kakaknya. Sekarang kami tanggung akibatnya. Rasanya sakit sekali kalau dikurang-ajarin anak. Perasaan kami kadang-kadang negatif sekali, sampai kami ingin titipkan saja dia pada pamannya yang di luar negeri. Di pihak lain kami ragu-ragu karena kami tidak tega. Nanti kalau ada apa-apa di sana bagaimana.

Bagaimana sih Pak mendidik anak ini supaya sikapnya dapat membaik?

Jawab:

"Bapak-bapak, janganlah memicu anak-anakmu untuk menjadi marah, tetapi besarkanlah mereka dalam disiplin dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4, AYT)


FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Terima kasih untuk pertanyaan Anda. Terima kasih juga untuk kejujuran dan reaksi pribadi Anda atas berbagai perasaan yang Anda rasakan terhadap anak bahkan terhadap diri Anda sendiri. Kesadaran diri memang merupakan langkah pertama dari terapi. Meskipun demikian kesadaran diri saja tidak cukup. Kesadaran diri perlu dilengkapi dengan pengenalan akan prinsip-prinsip kebenaran dan pengenalan akan realitas objektif dari persoalan yang ada. Melalui itulah seorang dapat menyusun strategi untuk menghadapi dan menyelesaikan persoalan tersebut. Untuk itu mungkin beberapa poin di bawah ini perlu Anda waspadai:

1. Sebagai orang berdosa, setiap anak mempunyai potensi untuk melakukan hal-hal yang negatif. Dorongan untuk berbuat dosa selalu menuntut pelampiasan dan hanya menunggu kesempatannya saja. Di tengah kondisi yang cenderung tanpa prinsip-prinsip (loose) yang jelas, Anda sudah memberi peluang untuk perkembangan dan pelampiasan bakat-bakat negatif tersebut. Mungkin mula-mula hal itu tampak dalam bentuk-bentuk seperti berani membantah, berani memaksakan kehendak (minta apa-apa selalu dituruti) dan kemudian berkembang bahkan dalam bentuk pemakaian bahasa verbal, yang dirasakan oleh Anda sebagai kata-kata yang "kurang ajar" karena melanggar norma-norma, tata krama, dan sopan santun. Sekarang setelah sistem terbentuk, setiap kali anak tersebut tidak puas dia akan memainkan peran negatif "kurang ajar" dan Anda juga akan memainkan peran tertentu yaitu membalas (counter) dengan marah dan hukuman. Dengan demikian, terjadilah menang-menangan (tug of war) antara Anda dan anak, dan Andalah yang selalu dikalahkan. Tidak heran jikalau anak selalu akan mengulang peran tersebut, karena itulah peran di mana dia dapat mengontrol Anda.

Hikmat dan didikan

2. Menghadapi sistem yang merugikan seperti ini, Anda justru perlu mengontrol diri sendiri untuk tidak melayani dan mau terjebak di dalamnya. Untuk itu Anda harus berupaya menciptakan sistem yang baru yang merupakan counter-system, yakni:

a. Anda perlu membangun dan memperkuat hubungan Anda dengan suami, karena dengan kesatuan dua pimpinan rumah tangga kekuatan menjadi sangat besar dan anak Anda akan terpaksa mengikutinya. Anda dan suami perlu kompak dan secara sengaja menyusun strategi bagaimana mendidik anak tersebut.

b. Anda perlu mengontrol kerja emosi khususnya dalam hubungan dengan anak. Selama ini Anda membiarkan terjadinya emotional attachment/ketergantungan emosi pada anak, sehingga Anda selalu mau menyikapi tingkah-laku anak secara personal/pribadi. Coba belajarlah menjadi profesional, seperti layaknya peran seorang profesional pendidik yang sedang menghadapi tugas menolong anak yang bermasalah. Di samping itu jangan lupa Anda perlu selalu menggantungkan diri dan meminta bijaksana dari Tuhan. Saya doakan penyertaan Tuhan di tengah misi yang sedang Anda laksanakan.

 

Bagaimana Mengatasi Anak yang Nakal karena Terlalu Dimanja?

 

Diterjemahkan dari:
Judul artikel : Parakaleo (Edisi Apr. -- Juni 2003)
Penulis Artikel : Pdt. Yakub B. Susabda, Ph.D.
Penerbit : Departemen Konseling STTRI
Halaman : --
Diambil dari:
Nama situs : Christian Counseling Center Indonesia
Alamat situs : http://c3i.sabda.org/bagaimana_mengatasi_anak_yang_nakal_​karena_terlalu_​dimanja
Judul artikel : Bagaimana Mengatasi Anak yang Nakal karena Terlalu Dimanja?
Penulis artikel : Pdt. Yakub B. Susabda, Ph.D.
Sumber
Halaman: 
--