Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Langkah 3 Pilihlah Pengampunan Bukan Kepahitan


LANGKAH 3: PILIHLAH PENGAMPUNAN BUKAN KEPAHITAN

Kita perlu mengampuni orang-orang lain supaya Iblis tidak dapat memanfaatkan kita (2Kor 2:10,11*). Kita harus bermurah hati sebagaimana Bapa surgawi kita yang penuh dengan kemurahan hati (Lukas 6:36*). Kita harus mengampuni sebagaimana kita sudah diampuni (Ef 4:31,32*). Mintalah Allah untuk mengingatkan anda akan nama dari orang-orang yang perlu anda ampuni, lalu ucapkan doa di bawah ini dengan suara keras:

Bapa Surgawi. Saya berterima kasih kepada-Mu
atas kekayaan kemurahan-Mu, kelapangan
hati-Mu, dan kesabaran-Mu. Kemurahan-Mu
telah memimpin saya kepada pertobatan
(Rom 2:4*). Saya mengakui bahwa saya tidak
menunjukkan kesabaran dan kemurahan yang
sama terhadap orang lain yang menyakiti
saya, tetapi sebaliknya saya membiarkan diri
saya dikuasai oleh kepahitan dan kemarahan
serta dendam. Saya berdoa agar sementara
saya memeriksa diri sendiri, Engkau
mengingatkan kembali dalam pikiran saya
orang-orang yang masih belum saya ampuni
agar saya dapat mengampuni mereka
(Mat 18:35*). Saya mohonkan semua ini
dalam nama yang indah, nama Yesus. Amin.

Ketika nama-nama itu mulai muncul dalam pikiran anda, buatlah daftar nama-namanya saja 17815.

[Sekarang gunakan Daftar Nama untuk Pengampunan 17815]

Pada akhir daftar anda, tulislah "diri saya sendiri." Mengampuni diri anda sendiri adalah menerima penyucian dan pengampunan Allah. Tulis juga "pikiran-pikiran yang melawan Allah." Pikiran-pikiran yang timbul yang melawan pengenalan akan Allah biasanya akan mengakibatkan perasaan marah terhadap Dia. Sesungguhnya, kita tidak mengampuni Allah karena Dia tidak melakukan dosa apapun baik sengaja maupun tidak. Tetapi secara khusus anda perlu meninggalkan semua harapan-harapan dan pikiran-pikiran yang salah tentang Allah dan setuju untuk melepaskan semua kemarahan anda terhadap Dia.

Sebelum anda berdoa untuk mengampuni orang-orang ini, berhentilah dan pertimbangkanlah apakah arti pengampunan yang sebenarnya, keputusan apakah yang akan anda buat dan apakah akibat-akibat yang akan terjadi.

Dalam penjelasan berikut ini, hal-hal yang utama tertulis dengan huruf tebal:

Mengampuni tidak sama dengan melupakan. Orang-orang yang berusaha melupakan sakit hati mereka seringkali berkata bahwa mereka tidak dapat melupakannya. Allah berkata bahwa Ia "tidak akan lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kita" (Ibr 10:17*) padahal Ia mahatahu. Jadi, arti sesungguhnya dari "tidak lagi mengingat" ialah bahwa Allah tidak akan memanfaatkan masa lalu untuk menyerang kita (Mazm 103:12*). Melupakan barangkali merupakan hasil dari tindakan mengampuni, tetapi melupakan tidak sama artinya dengan mengampuni. Ketika kita mengingat-ingat masa lalu untuk menyerang seseorang, sebenarnya kita sedang berkata bahwa kita tidak mengampuni mereka.

Mengampuni adalah pilihan, sesuatu yang harus diputuskan dan dilakukan. Jika Allah meminta kita untuk mengampuni, itu berarti kita mampu melakukannya. Tetapi, kita sulit untuk mengampuni karena hal itu berlawanan dengan pemahaman kita mengenai keadilan. Kita ingin membalas sakit hati kita, tetapi ada perintah bahwa kita tidak diperkenankan untuk membalas dendam (Roma 12:19*). "Mengapa saya harus membiarkan saja mereka tanpa balasan?" Di situlah pokok persoalannya, anda masih merasa sakit hati, masih terikat dengan peristiwa yang sudah berlalu. Anda akan membiarkan mereka lepas dari dendam anda, tetapi mereka tidak akan pernah lepas dari pengawasan dan pembalasan Allah. Dia akan menghakimi mereka dengan seadil-adilnya, sesuatu yang tidak dapat kita lakukan.

Anda mengatakan, "Tetapi anda tidak mengerti betapa menyakitkannya hal ini bagi saya!" Tetapi tidakkah anda menyadari, kalau anda tidak mengampuni mereka, mereka masih menguasai dan menyakiti anda? Jadi, bagaimanakah anda harus mengatasi sakit hati anda? Anda tidak dapat mengampuni seseorang demi kebaikan mereka; apabila anda melakukannya, lakukanlah demi kebaikan anda sehingga anda bebas dari sakit hati. Kewajiban anda untuk mengampuni bukan merupakan persoalan antara anda dan lawan anda, melainkan antara anda dan Allah.

Mengampuni berarti rela menanggung akibat-akibat yang ditimbulkan oleh dosa orang lain. Memang mengampuni merupakan sesuatu yang sangat mahal harganya. Anda membayar harga kejahatan yang anda ampuni, dan anda harus rela menanggung akibat-akibatnya, lepas dari keinginan anda; hanya ada dua pilihan bagi anda: memendam kepahitan oleh karena anda tidak rela mengampuni, atau mengalami kelepasan karena anda rela mengampuni. Yesus rela menanggung segala akibat yang ditimbulkan oleh dosa anda di dalam Diri-Nya. Pengampunan yang sejati merupakan tindakan penggantian, sebab tidak seorang pun yang dapat sungguh-sungguh mengampuni tanpa harus menanggung akibat-akibat dosa orang lain. Allah Bapa membuat "Ia yang tidak mengenal dosa menjadi dosa, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2Kor 5:21*). Di manakah letak keadilan? Saliblah yang membuat pengampunan benar secara hukum dan moral: "Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya" (Roma 6:10*).

Bagaimana caranya agar anda dapat mengampuni dengan tulus hati? Pertama, akuilah sakit hati dan kebencian yang anda rasakan. Jika pengampunan yang anda berikan belum melibatkan emosi dan perasaan anda, pengampunan itu belumlah lengkap. Banyak orang merasakan sakit hati oleh karena hubungan antar pribadi yang kurang baik, tetapi mereka tidak mengakuinya. Izinkan Allah memunculkan rasa sakit itu ke permukaan sehingga Ia dapat menanganinya. Di sinilah penyembuhan terjadi.

Putuskanlah bahwa anda rela menanggung sikap buruk mereka serta tidak akan memanfaatkan kesalahan itu untuk menyerang mereka di kemudian hari. Hal itu tidak berarti bahwa anda sedang bertoleransi terhadap dosa; anda harus tetap siaga melawan dosa.

Jangan tunda untuk mengampuni sampai anda merasa bersedia melakukannya; anda tidak akan pernah sampai di situ. Perasaan itu memerlukan waktu dalam proses penyembuhannya sesudah anda mengambil keputusan untuk mengampuni. Dengan demikian Iblis tidak beroleh kesempatan (Ef 4:26,27*). Kemerdekaan adalah sesuatu yang akan diperoleh, bukan dirasakan.

Sementara anda berdoa, Allah akan mengingatkan anda pada orang-orang dan pengalaman-pengalaman yang menyakiti anda yang sebenarnya anda lupakan sama sekali. Izinkanlah Dia melakukannya walaupun hal itu sangat menyakitkan. Ingat, bahwa anda melakukannya demi kebaikan anda sendiri. Allah ingin agar anda bebas. Janganlah mengingat-ingat apa yang sudah dilakukan oleh orang yang sudah menyakiti anda. Pengampunan akan menyembuhkan rasa sakit anda, bukan kesalahan-kesalahan orang lain. Perasaan-perasaan yang baik pada saatnya akan muncul; membebaskan diri dari masa lalu merupakan suatu pokok yang sangat penting.

Janganlah anda berkata, "Tuhan, tolonglah saya untuk mengampuni", karena sebenarnya Dia sudah menolong anda. Jangan pula mengatakan, "Tuhan, saya mau mengampuni", karena itu belum berarti bahwa saudara sungguh mengampuni, hanya merupakan keinginan anda saja. Ingatlah bahwa hal mengampuni itu merupakan keputusan kehendak anda. Katakan langsung, "Tuhan, saya mengampuni". Tetaplah mengingat setiap pribadi, sampai anda benar-benar yakin bahwa anda sudah mengatasi semua rasa sakit yang anda ingat; apa yang mereka lakukan terhadap anda, bagaimana mereka menyakiti anda, bagaimana mereka membuat anda merasa ditolak, tidak disenangi, tidak layak, kotor, dll.

Tentunya sekarang anda siap untuk mengampuni orang-orang yang tercantum dalam daftar anda 17815 sehingga anda dapat merdeka di dalam Kristus oleh karena orang-orang tersebut tidak lagi mengganggu pikiran anda. Untuk masing- masing nama yang anda tuliskan dalam daftar, ucapkanlah doa berikut ini dengan suara keras:

[Sekali lagi, pakailah Daftar Nama untuk Pengampunan yang sudah diisi dengan nama/pikiran. 17815]

"Tuhan, saya mengampuni _______________________ atas
<nama>
______________________________________________________."
<sebut secara spesifik semua kenangan yang menyakitkan>

Komentar