Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Membantu Orang-Orang "Sulit" di Gereja Anda

Salah satu aspek yang paling menantang dari pelayanan pastoral adalah berhadapan dengan orang-orang sulit. Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan bantuan tetapi tampaknya menantang Anda di setiap kesempatan ketika Anda mencoba untuk memberikan bantuan itu. Bagaimana seharusnya gereja merespons dan melayani dalam situasi ini? Setiap orang harus berhubungan dengan orang-orang sulit -- dan kebanyakan dari kita sendiri adalah orang-orang sulit pada satu waktu atau waktu yang lain! Oleh karena itu, setiap orang Kristen harus tahu bagaimana Injil membimbing kita dalam hubungan-hubungan ini.

Jemaat Gereja

Dua bacaan yang membimbing saya dalam hal ini adalah 1 Petrus 4:8 dan Efesus 3:14-19. Dalam bacaan 1 Petrus, kita dipanggil untuk "mengasihi dengan sungguh-sungguh seorang akan yang lain." Kata yang diterjemahkan sungguh-sungguh dapat juga berarti "konstan". "Mengasihi dengan konstan" mungkin adalah terjemahan yang baik. Kata itu menggambarkan sesuatu yang direntangkan atau dipanjangkan. Kasih dari orang-orang kudus terus merentang, dalam, dan juga bertahan lama. Itu berkaitan erat dengan Efesus 3. Paulus berdoa supaya kita "memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan ..." Kasih yang tekun tumbuh dari Injil. Anda harus mulai dari sini jika Anda mau mendapatkan kekuatan dan dorongan untuk terus berhubungan dengan orang-orang.

Dengan ayat-ayat ini sebagai pedoman, saya menyuguhkan sepuluh keterampilan pastoral yang saya pelajari ketika saya memuridkan satu individu yang datang dengan banyak masalah yang sulit.

Saya akan menyebutnya Nancy. Dia berusia 40-an dan tampaknya beriman tulus di dalam Kristus. Dia sedang mengalami pernikahan yang buruk. Dia adalah seseorang yang secara klasik akan diberi label bipolar atau manic-depressive (salah satu jenis penyakit jiwa dan penderitanya mengalami beberapa halusinasi - Red.). Dia berhasil mengisolasi dirinya dari orang-orang di gerejanya karena setelah mereka mengenalnya, mereka menjadi kewalahan dengannya. Berikut adalah tantangannya: Bagaimana saya mengasihi Nancy dengan baik? Seperti apa supaya menjadi berguna baginya dalam pertumbuhannya di dalam kasih karunia? Hal-hal ini bertahun-tahun saya pelajari -- dan saya masih mempelajarinya dengan "Nancy-Nancy" lainnya yang Allah tempatkan dalam hidup saya menurut rahmat dan hikmat-Nya. Saya akan berbicara langsung kepada Anda, pembaca, tentang orang-orang sulit yang Tuhan inginkan untuk Anda layani. Kadang-kadang saya akan merujuk kepada Nancy secara khusus dan kadang-kadang kepada orang-orang sulit secara umum.

Pelajaran 1. Perhatikan Hati (Hati Anda dan Hati Mereka)

Kategori hati harus selalu dijaga di sepanjang waktu.

Hati Anda -- Allah telah menetapkan orang ini ada dalam hidup Anda. Latihan pastoral pertama adalah memerhatikan godaan umum terhadap dosa yang dimunculkan oleh berbagai jenis orang-orang sulit kepada Anda. Seorang dengan kepribadian ambang yang manipulatif? Marah dan lupa? Kecanduan dan penipu? Bipolar yang tidak stabil? Anda mungkin tergoda untuk mengalahkan, atau untuk menenangkan, atau untuk menghindari orang-orang seperti itu. Anda mungkin biasanya akan melakukan salah satu dari hal-hal ini atau bolak-balik di antara hal-hal itu dalam upaya untuk bisa lepas. Anda gagal, jika Anda tidak hati-hati mengurus hati Anda sendiri, dengan secara salah menanggapi tantangan yang dimunculkan oleh orang-orang sulit dalam hidup Anda. Jika Anda melakukan ini, bagaimana kemudian Anda dapat mengajak orang ini untuk menanggapi kehidupan dengan cara-cara yang saleh ketika Anda bahkan tidak merespons dengan cara yang saleh? Hal ini, bagaimanapun, berlaku untuk setiap hubungan.

Hati mereka -- saat Anda mengenal orang-orang sulit, Anda mulai melihat beberapa penderitaan tertentu yang dialami masing-masing orang. Anda mulai melihat cara khas dari kecenderungan orang tersebut untuk menanggapi. Dengan orang-orang yang mungkin terlihat memiliki komponen yang lebih fisiologis, ingatlah itu ketika Anda berusaha untuk menggembalakan mereka dengan baik. Dengan seseorang yang manic-depressive, jangan biarkan perilaku dari kedua ekstrem rangkaian kesatuan menipu Anda. Jangan dibajak oleh keadaan emosional sesaat. Dengan Nancy, banyak elemen yang bekerja pada saat tertentu ketika saya berbicara dengannya, hari yang buruk dengan suaminya, anak-anak, orang di dalam gereja, tidak tidur, takut masa depan ... atau hari yang baik dengan suaminya, anak-anak, orang di gereja, dan banyak tidur. Masing-masing orang merespons dengan cara yang saleh ataupun tidak saleh terhadap peristiwa-peristiwa. Pola apa yang Anda lihat ketika Anda bisa mengenal mereka dan mendekati mereka? Apa cara khas mereka yang tidak saleh ketika menghadapi kehidupan, dan apa yang cenderung mendorong perilaku tersebut? Akan ada peluang membantu seseorang untuk melihat hal-hal ini. Temukan bagian-bagian sederhana dari Kitab Suci yang memberikan bimbingan selama ini, dan alamilah sukacita pertobatan alkitabiah di tengah-tengah kesulitan.

Pelajaran 2. Tentukan dengan Jelas Siapa yang Mengatur Agenda

Istilah umum yang sering digunakan di sini adalah istilah "batasan-batasan". Menurut saya hal itu dapat membantu tetapi tidak cukup dalam. Siapa yang menetapkan agenda dalam hubungan apapun? Allah. Satu-satunya perbedaan adalah apakah agenda tidak akan menjadi siapa yang menetapkan itu. Allah menetapkan agenda dalam semua hubungan kita dan Dia juga melakukannya. Menyadari hal ini, mengingatkan Anda bahwa Anda -- sebagai penolong -- juga berada di bawah tatapan Allah. Istilah "batasan-batasan" biasanya memberikan kesan bahwa sebagai penolong, Anda harus mengatur batasan untuk melindungi diri dari dimanfaatkan. Jika kita berpikir tentang ini dalam pemahaman bahwa Allah menetapkan agenda, hasil akhirnya adalah Anda mengasihi orang tersebut dan bukan hanya melindungi diri Anda sendiri.

Kasih yang tekun tumbuh dari Injil.



EmailFacebookTwitterWhatsAppTelegram



Dengan Nancy, karena Allah menetapkan agenda, ada saat-saat ketika saya membuat pengorbanan yang sesuai. Beberapa keputusan ini memengaruhi keluarga dan gaya hidup saya, panggilan telepon ke rumah saat larut malam, atau kemunculan tiba-tiba di rumah atau kantor saya. Lalu, ada saat-saat lain yang saya bilang saya tidak bisa berbicara dengan dia pada waktu itu, tetapi akan bersedia untuk berbicara dengannya pada beberapa waktu kemudian yang kami berdua sepakati. Meskipun ada saat-saat, ketika saya tergoda untuk menyetujui berbicara dengannya segera karena saya tidak ingin dia tidak menyukai saya, atau saya takut bahwa dia akan memberitahu seseorang di gereja bahwa saya tidak peduli kepadanya seperti yang seharusnya dilakukan seorang gembala yang baik. Mengatakan tidak pada saat-saat seperti itu merupakan ekspresi kesalehan dan kasih untuk Nancy. Ada kasus ketika saya menyuruhnya pulang dan tidur, kemudian menelepon saya sore itu di kantor. Penerimaan seseorang yang digerakkan oleh anugerah bukan berarti bersedia tanpa batas.

Adalah penting bahwa Anda mengambil inisiatif untuk mengomunikasikan beberapa panduan tentang hubungan, dan untuk mengingatkan orang itu bahwa akan ada banyak kesempatan ketika Anda tidak akan bisa melakukannya. Perjelas tentang kapan dan di mana Anda dapat dihubungi. Lakukan ini dengan kasih dan kemudian miliki keberanian yang saleh untuk mengatakan tidak beberapa kali sejak awal ketika Anda berpikir orang tersebut telah bergerak melampaui apa yang tepat untuk saat ini. Jika Anda terlalu bersedia, kemungkinan akan menyebabkan kemarahan dalam diri Anda, karena Anda menganggap bahwa orang itu harus menghormati batasan-batasan seperti yang dilakukan orang lain. Jangan membuat asumsi itu. Alasan lain untuk menetapkan batasan bagi orang-orang ini, karena jika tidak dilakukan, bisa jadi terlalu gampang bagi mereka untuk mencari Anda sebelum mereka berseru kepada Tuhan. Anda, pada dasarnya, bisa menjadi orang yang membuatnya terlalu gampang bagi mereka untuk menghindari berhadapan langsung dengan dan bergantung kepada Kristus.

Pelajaran 3. Miliki Tujuan Alkitabiah yang Realistis/Optimis

Di sinilah teologi Anda tentang kehidupan Kristen berarti segalanya. Doktrin pengudusan melihat kehidupan Kristen melalui lensa Alkitab yaitu, kemajuan yang lambat, stabil, dan bolak-balik. Ini realistis. Perubahan itu bertambah. Perubahan juga optimis. Ada kemajuan. Bagi saya, karena saya berpegang pada implikasi pastoral praktis tentang pemahaman Alkitab ini dalam kehidupan Kristen, itu membuat semua perbedaan di dunia.

Ketika Nancy benar-benar tertekan, saya bersyukur bahwa dia masih datang ke gereja dan mencari bantuan. Ketika dia sangat optimis dan gembira, saya tidak mau tertipu dan kemudian dikecewakan saat dia tertekan lagi. Tanpa pandangan menyamaratakan kehidupan Kristen ini, Anda akan menjadi penolong yang manic-depressive!

Pelajaran 4. Rumuskan Ulang Arti Kasih

Jika Anda tidak merumuskan ulang arti kasih secara alkitabiah, Anda akan sangat kecewa jika Anda dipanggil untuk menolong orang lain -- terutama orang-orang yang sulit. Definisi singkat dari kasih ditemukan dalam 1 Yohanes 3:16, "Beginilah kita mengenal kasih: Yesus Kristus telah menyerahkan hidup-Nya untuk kita." Itu saja. Kasih berarti kematian. Saya akan sedikit membedakan itu. Mengasihi orang dengan baik adalah hal yang paling tidak efisien yang bisa Anda lakukan, tetapi menurut Yesus, itu adalah hal paling saleh yang dapat Anda lakukan. 1 Yohanes 3:16 selanjutnya mengatakan, "Jadi, kita juga harus menyerahkan hidup kita untuk saudara-saudara kita." Cara lain untuk berpikir tentang hal ini adalah mengganti kata "hamba" dengan kata "sukses." Kita tidak dipanggil untuk memperbaiki orang; kita dipanggil untuk melayani mereka. Semakin cepat kita merebut prioritas alkitabiah ini, semakin cepat kita tidak akan merasa gagal ketika seseorang tidak segera menjadi "lebih baik" atau tetap ada dalam kehidupan kita untuk waktu yang lama. Bayangkan dalam Yohanes 13, ketika Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya -- jika Dia memikirkan kesuksesan -- Dia akan menendang embernya, berteriak ke para murid dan berjalan keluar. Ketika Anda melihat pribadi-pribadi di dalam ruangan malam itu, kesuksesan tidak akan menjadi kata yang muncul di pikiran. Namun, Yesus melayani. Paul Miller membuat pengamatan yang indah tentang hal ini dalam bukunya Love Walked Among Us (Kasih Berjalan di Tengah Kita - Red.), "kelembutan Yesus kepada orang-orang menunjukkan kepada saya cara berhubungan yang baru, yang kurang efisien. Kasih, saya sadari, tidaklah efisien."[1]

Melalui "Nancy-Nancy" dalam hidup saya itulah, saya menyadari bagaimana rasanya bekerja dengan orang-orang. Berantakan dan tidak efisien dan saya tidak menyukai itu. Namun, di situlah Tuhan ingin saya berada. Saya membutuhkan Nancy sama banyaknya -- jika tidak lebih banyak -- dibandingkan dia membutuhkan saya. Saya membutuhkannya dalam arti bahwa saya perlu untuk menjadi lebih seperti Kristus. Saya perlu melihat betapa saya tidak seperti Dia. Saya harus melihat betapa sangat egoisnya saya dan bahwa jika saya tidak mendefinisikan kasih seperti yang ada di Alkitab, saya akan terus menjadi orang egois yang hanya bertemu dengan orang-orang karena saya harus melakukannya.

Pelajaran 5. Berikan Harapan kepada Orang itu

Bagi orang seperti Nancy, perubahan tampaknya tidak menjadi sesuatu yang sangat terlihat atau nyata. Ada saat-saat dia begitu putus asa sehingga dia berpikir bahwa bunuh diri adalah pilihan yang bisa menyelesaikan. Salah satu cara praktis untuk membantu seseorang seperti Nancy agar memiliki harapan adalah dengan jelas mendefinisikan beberapa hal yang dapat dicapai dan menyatakannya dalam cara yang cukup sederhana.

Tanyakanlah kepada orang itu, "Apa yang ingin Anda lihat untuk Tuhan lakukan dalam hidup Anda selama seminggu ke depan?" Anda akan kagum bagaimana hal itu menyusun ulang pandangan seseorang tentang masa depan. Pertanyaan ini mendorong mereka untuk berpikir tentang kemungkinan menjadi berbeda dan hidup secara berbeda pada minggu mendatang. Mungkin keadaan mereka tidak akan berubah, tetapi mungkin diri mereka dapat berubah sebagai gantinya. Semakin sederhana tujuannya akan lebih baik. Lakukan ini dalam konteks Injil dan perjanjian kasih Kristus bagi mereka.

Pelajaran 6. Ajaklah Orang itu untuk Melayani

Hal penting lainnya ketika orang-orang sulit seringkali perlu bertumbuh adalah mengasihi orang lain. Alkitab mengatakan bahwa semua orang telah diberi karunia dan dapat menguatkan, menanggung beban, dan menjadi berguna dalam kehidupan orang lain. Ketika Anda menyelesaikan masalah hati dalam kehidupan seseorang dan ketika Anda menyusun hubungan untuk melayani tujuan pengudusan Allah, ajakan penuh harapan untuk mengasihi orang lain benar-benar sesuai.

Nancy memiliki suami dan dua anak yang bisa dia kasihi dan layani. Dia dikelilingi oleh istri-istri lain yang bergumul dalam pernikahan mereka. Tidak baik bagi orang-orang sulit untuk hanya "menerima" dari keluarga dan teman-teman mereka. Ini adalah perilaku destruktif yang tidak menyenangkan Tuhan dan itu didorong oleh sejumlah sikap bahwa Tuhan tidak akan memberkati. Memanggil orang untuk melayani orang lain akan memindahkan mereka kepada orang-orang dan di luar diri mereka sendiri. Ini akan membantu mereka melihat bahwa mereka adalah anggota berharga dari tubuh Kristus, dan bukan satu-satunya orang yang bergumul.

Pelajaran 7. Hubungkan Orang itu dengan Tubuh Kristus

Hal ini penting karena dua alasan. Pertama, hanya dalam konteks orang lain maka orang-orang sulit akan mati bagi diri mereka sendiri. Kedua, hanya dalam konteks orang lain, maka Anda dapat membantu orang tersebut secukupnya. Pengalaman saya adalah bahwa orang-orang sulit memerlukan sejumlah penolong yang semuanya pada dasarnya melakukan hal yang sama secara terpadu satu sama lain.

Ajak jemaat untuk melayani

Saya selalu mendorong Nancy untuk tetap terhubung. Saya tahu bahwa saya tidak cukup untuk pertumbuhannya. Namun, itu bukan hal yang baru, bukankah begitu? Kita semua membutuhkan banyak orang di sekitar kita yang berbicara dan bertindak dalam kehidupan kita dan untuk kita. Saya akan menyusun keadaan untuk pemuridan baginya. Untungnya, dia akan banyak melakukan ini dengan dirinya sendiri, juga. Meskipun kadang-kadang keterlibatannya dengan orang lain dimotivasi oleh sifat egois, untungnya itu dilakukan dengan para wanita bijaksana yang tahu bagaimana mengasihinya dengan baik. Dia juga ikut sebuah studi Alkitab kelompok kecil yang dikelilingi oleh sekelompok orang yang akan mengimbangi dia.

Kegagalan Anda untuk melakukan hal ini mengungkapkan banyak tentang hati Anda seperti halnya hati orang-orang sulit. Ketika orang itu terlalu membutuhkan, dan kita tidak berbagi beban, itu mengungkapkan bahwa kita mungkin terlalu membutuhkan kebutuhan mereka terhadap kita!

Pelajaran 8. Bekerja Bijak dengan Orang-orang Lain yang Membantu

Tidak dapat dipungkiri saat Anda bekerja dengan orang-orang sulit, Anda akan dikritik oleh mereka. Kadang-kadang mereka akan melakukan hal ini di depan Anda, tetapi sebagian besar waktu mereka akan melakukannya dengan orang lain yang menjangkau mereka. Ilustrasi yang saya pikir cocok di sini adalah ilustrasi tentang seorang anak. Jika anak tidak mendapatkan apa yang diinginkan dari salah satu orang tua, anak akan mengeluh kepada orang tua lainnya sebagai usaha untuk mendapatkannya. Jika Anda membantu orang-orang sulit, kemungkinan Anda bukan satu-satunya orang dalam hidup mereka. Mereka secara mengherankan terhubung! Jika Anda tahu ini dari awal, Anda dapat mulai untuk mencari tahu siapa lagi orang-orang yang kepada siapa mereka bergantung. Dengan informasi itu, Anda dapat dengan bijaksana mencari cara yang tepat untuk memastikan bahwa beberapa penolong lainnya tidak terjebak di antara keluhan-keluhan dari orang sulit itu. Ketika orang sulit mengeluh kepada Anda tentang seseorang yang tidak membantu mereka, gunakan ini sebagai kesempatan untuk mengingatkan orang sulit itu bahwa orang yang mereka bicarakan benar-benar memedulikan mereka. Doronglah orang lain untuk melakukan hal ini juga.

Ada saat-saat dengan Nancy ketika saya harus mengingatkan dia tentang betapa Tuhan telah baik padanya dengan memberikan teman-teman yang dia miliki. Itu juga merupakan kesempatan menantang dia untuk belajar mengasihi bahkan ketika dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan dari orang lain.

Pelajaran 9. Hubungkan Orang itu dengan Kristus Sendiri

Apa yang bisa lebih jelas tetapi yang bisa menjadi paling tidak jelas. Orang membutuhkan sesuatu dan seseorang, lebih daripada diri Anda. Mereka membutuhkan Kristus. Jika Anda tidak berhati-hati, Anda mungkin menjadi orang yang menghalangi mereka dari Dia, jika Anda mengasihi diri sendiri lebih daripada Anda mengasihi orang-orang sulit. Salah satu godaan dalam pelayanan pastoral adalah melupakan Gembala Agung dari domba itu sendiri. Sebuah pengingat lembut: itu bukan Anda. Saya ingat berada di tengah-tengah krisis keluarga yang lebih besar bersama dengan Nancy. Himpitan dari semua itu menguasai saya. Beberapa waktu pada minggu itu seorang teman menelepon saya dan merasakan beban berat dalam suara saya. Dia berbicara dengan lembut dan penuh kasih sayang kepada saya ketika dia mengatakan, "Tim, ingat, Anda bukan gembala utama dari domba, tetapi Yesus." Kata-katanya menyayat dan sekaligus memulihkan. Mereka menelepon saya untuk bertobat dari penyembahan berhala atas orang-orang, kontrol, dan kesuksesan saya. Pada saat yang sama, mereka mengingatkan saya bahwa Yesus lebih peduli dan mampu membantu orang ini lebih daripada 1000 pendeta yang bekerja sekaligus. Kita perlu untuk menghubungkan orang-orang itu kepada Kristus untuk mengingatkan mereka serta diri kita bahwa kita bukanlah gembala domba yang agung .

Pelajaran 10. Ingat: Kita Semua adalah Orang Sulit

Yang terakhir, sebuah pengingat yang berguna yang selalu tepat untuk diingat sewaktu kita melayani orang-orang sulit. Dari sudut pandang Tuhan, bukankah kita semua adalah orang sulit? Roma 5:8 meringkasnya dengan baik ketika mengatakan, "Namun, Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita, bahwa ketika kita masih menjadi pendosa, Kristus mati bagi kita." Ayat 10 selanjutnya mengatakan, "Sebab, ketika kita masih menjadi musuh Allah, kita telah diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Anak-Nya, lebih-lebih lagi sekarang karena kita telah diperdamaikan dengan-Nya. Dan kenyataan bahwa sekarang kita sudah diperdamaikan dengan Allah, maka kita juga pasti diselamatkan melalui hidup-Nya."

Kesimpulan

Sepuluh pelajaran ini adalah cara praktis yang saya pelajari dalam konteks pelayanan pastoral. Membantu orang-orang sulit adalah menantang tetapi jika Anda melihatnya sebagai perpanjangan Injil dalam kehidupan sehari-hari umat Allah, jalan Anda akan lebih jelas dan kasih Anda lebih "konstan", karena sedikit tergantung pada Anda dan lebih banyak pada Tuhan yang memanggil Anda untuk melakukannya. (t/Jing-Jing)

 

Membantu Orang-orang "Sulit" di Gereja Anda

 

Referensi:

[1] Miller, Paul, Love Walked Among Us. (Colorado Springs: NavPress, 2001). 30.

Diterjemahkan dari:

Nama situs : CCEF
Alamat situs : http://www.ccef.org/helping-%E2%80%9Cdifficult%E2%80%9D-people-your-church
Judul asli artikel : Helping "Difficult" People in Your Church
Penulis artikel : Paul Miller

Komentar