Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Memori Kesembuhan Batin

Dalam ilmu kejiwaan, memori terdiri dari 2 bagian, yakni alam sadar dan alam bawah sadar. Kalau digambarkan antara alam sadar dan alam bawah sadar ini, bentuknya seperti gunung es. Kalau kita melihat sebuah gunung es dengan ketinggian 200 meter dari permukaan air, bongkahan es yang di bawah permukaan itu besarnya bisa 9 kali lebih besar daripada es bagian atas. Artinya, alam bawah sadar kita 90 persen tersembunyi, sedangkan yang tampak dalam kehidupan sehari-hari itu hanya 10 persen dari jumlah 100 persen memori kita.

Contoh yang paling gampang, setiap kita pasti pernah mengalami hal ini. Kita pernah tiba-tiba menangis sendiri karena mengingat sesuatu. Ini karena alam bawah sadar kita mengingatkan kita tentang peristiwa yang sangat menyedihkan. Atau sebaliknya, kita pernah tertawa sendiri karena mengingat kejadian lucu. Bahkan, mimpi-mimpi entah yang buruk maupun yang indah, semua terjadi karena adanya alam bawah sadar ini. Kehidupan kita tentang peristiwa masa lalu itu justru tersimpan dalam 90 persen alam bawah sadar itu, di sinilah kesembuhan batin perlu dilakukan. Mengapa kesembuhan batin itu perlu dilakukan? Karena manusia merekam atau menyimpan semua peristiwa yang dialaminya sejak dia dalam kandungan sampai hari ini.

Mari kita buka Yesaya 43:18-21.

"Firman-Nya: 'Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku; umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.'"

Tuhan hendak membuat sesuatu yang baru, hendak menyembuhkan kita, menciptakan ulang kita untuk memberitakan kemasyhuran-Nya. Jadi, tanpa kita disembuhkan total, tanpa kita diciptakan kembali sebagai ciptaan yang baru sebagai manusia, kita tidak bisa memasyhurkan nama Tuhan. Mengapa ada hamba Tuhan atau orang percaya yang tiba-tiba berzina, membunuh, atau melakukan kejahatan lainnya? Karena ada rekaman masa lalunya yang belum sembuh dan iblis mempergunakan/memutar ulang hal itu seperti kaset.

Dalam ayat 18 disebutkan 2 kata keterangan waktu yang berbeda. Yang pertama: hal-hal yang dahulu, kedua: pada zaman purbakala. Apa bedanya, bukankah keduanya sama-sama menunjukkan masa lampau? Ilmu jiwa mempunyai teori yang intinya bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan kita hari ini, itu adalah akibat proses masa atau peristiwa masa lalu. Orang berbuat jahat karena ia pernah dijahati, orang mudah tersinggung karena ia sering diganggu dan diledeki, dst..

Berkaitan dengan ini, saya hendak menceritakan pengalaman salah seorang hamba Tuhan, teman saya, pemimpin pelayanan desa di Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Transportasi di sana yang paling dominan adalah transportasi air. Suatu malam ketika sang istri tengah mengandung 3 bulan, mereka naik perahu kecil tanpa penerangan hendak kembali ke Banjar Baru. Pada waktu itu, para pengemudi perahu terbiasa dengan kondisi seperti itu ketika mengangkut penumpang ke seberang. Namun, di tengah perjalanan, perahu mereka menabrak balok kayu yang mengapung di sungai. Perahunya terbalik.

Peristiwa ini tentu sangat menakutkan ibu itu. Sampai anak yang di kandungan itu lahir dan berusia 4 tahun, ia selalu ketakutan dan berteriak-teriak setiap kali dibawa pelayanan dengan naik perahu. Orang tuanya tentu jengkel karena tidak ada transportasi lain selain transportasi air di sana. Mereka tidak menyadari bahwa sang ibu pernah mengalami trauma pada saat si anak berusia 3 bulan dalam kandungan. Setelah saya menjelaskan kebenaran tentang "inner healing" kepada orang tuanya, baru mereka sadar ternyata anak ini telah merekam pengalaman traumatis malam itu meskipun saat itu ia baru berusia 3 bulan. Lalu, kami kembali ke sungai dengan anak itu.

Di tepi sungai, saya meminta orang tuanya menceritakan peristiwa perahu yang terbalik di tengah malam itu. Mereka meyakinkan anak ini untuk tidak takut lagi karena pada malam itu ada Yesus yang menyelamatkan mereka. Dengan kata-kata hikmat mereka menasihati anaknya, dan kami berdoa untuk mencabut segala ketakutan anak itu naik perahu. Kami minta darah Yesus menghapus trauma itu. Anak itu pun disembuhkan di pinggir sungai itu.

Peristiwa kita berada dalam kandungan entah itu peristiwa yang baik maupun yang buruk, itu semua adalah zaman purbakala. Mengapa disebut zaman purbakala? Sebab umur manusia pada saat ia berada dalam kandungan belum dihitung. Perhatikan para ibu yang mempunyai anak lebih dari satu, bagaimana sifat setiap anak-anak Anda? Adakah yang sama? Tidak ada sifat anak yang sama dengan saudaranya meskipun mereka satu ayah dan ibu. Coba para ibu mengingat kembali saat mengandung anak-anak itu, bagaimana suasana hati Anda saat mengandung anak pertama! Kalau saat-saat mengandung itu suasana ekonomi sedang berat, ada tekanan dari suami, atau Anda mengalami sakit pendarahan yang lama sehingga dokter berkata hal-hal yang mencemaskan Anda, anak yang dilahirkan itu akan tertekan jiwanya. Begitu pun sebaliknya, kalau saat mengandung, suami menyambut dengan sukacita, juga mertua, dan orang tua pun demikian, anak yang lahir akan selalu gembira. Memang, faktor kepribadian setiap orang juga tidak bisa kita abaikan.

Diambil dari:

Judul buku : Inner Healing
Judul bab : Memori Kesembuhan Batin
Penulis : Daniel Alexander
Penerbit : Penerbit ANDI, Yogyakarta 2006
Halaman : 9 -- 14

Komentar