Bagaimana Membangun Keluarga Bahagia?

FONDASI 10: Pendampingan Rohani

Akhirnya, dan mungkin ini hal yang paling penting, suami dan istri Kristen harus melihat diri mereka sebagai sahabat rohani. Mereka menempuh perjalanan rohani melalui kehidupan secara bersama-sama. Berjalan bergandengan tangan sebagai anak-anak Allah menuju kehidupan kekal bersama Allah yang selalu menunggu mereka. Betapa berbedanya pernikahan yang terjadi antara suami yang saleh dan istri yang penuh pengabdian! Tak seorang pun dapat mengukur bagaimana mereka saling menolong secara rohani ketika mereka menjalani kehidupan ini bersama- sama.

Dimensi rohani termasuk dalam bagian-bagian Alkitab yang membahas pernikahan yang telah kita diskusikan. Berbicara kepada para suami tentang istri mereka, Paulus mengatakan:

Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskan- nya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri (Efesus 5:25-28).

Harus ada pemurnian, suatu metode pembersihan dalam pernikahan. Seper- ti gereja yang dimurnikan karena Yesus Kristus, demikian juga istri harus menjadi lebih baik karena hubungannya dengan suami.

Namun, bagaimana caranya? Dengan cara yang sama seperti Kristus menolong gereja-Nya: Dia mengasihi dan memberikan diri-Nya. Kasih dan pengurbanan -- kedua hal ini yang membangun pernikahan dan memungkin- kan terciptanya kehidupan rohani yang sejati.

Petrus juga menyebutkan pendampingan rohani dalam bagian tentang pernikahan yang ditulisnya. Ia menutupnya dengan kalimat, "...supaya doamu jangan terhalang" (I Petrus 3:7). Ketika seorang suami memahami istrinya, menghormati dan memandangnya sebagai sahabat pewaris kehidu- pan, maka ia akan dapat berdoa dengan penuh kuasa. Jika ia tidak melakukannya, kata Petrus, doanya akan "terhalang." Ia akan kehilangan

kebebasan doa yang tidak terhalang.
Berikut ini beberapa hal yang dapat terlihat dalam pernikahan bila suami dan istri menjadi sahabat rohani:

  • Mereka menyembah Allah bersama-sama.
  • Mereka mencari kehendak Allah bersama-sama.
  • Mereka melayani Kristus bersama-sama.
  • Mereka membesarkan anak bersama-sama.
  • Mereka saling mendoakan.
  • Mereka saling menguatkan iman.
  • Mereka menerima otoritas Firman Allah.

Ketika suami dan istri menjadi lebih dekat kepada Allah melalui doa, pembacaan Alkitab, persekutuan dan menundukkan diri kepada Kristus, mereka juga akan semakin dekat satu sama lain. Hubungan ini dapat digambarkan dengan sebuah segitiga. Semakin suami dan istri bertumbuh ke arah Allah, terjadilah ikatan dalam pernikahan mereka.

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
Milis Ayah Bunda
Penerbit: 
--