Tips: Menghadapi Stress

Edisi C3I: e-Konsel 025 - Stres

Kebanyakan dari kita mempunyai cara sendiri-sendiri dalam menghadapi stres. Tentunya reaksi kita bergantung pada kebudayaan, latar belakang keluarga, pengalaman masa lalu, dan kepribadian kita masing- masing. Ada orang-orang yang mencoba melupakan stres, menganggap seolah-olah tidak ada, dan melanjutkan hidup secara normal. Tetapi banyak juga yang dengan jujur mengakui adanya tekanan-tekanan hidup yang mereka rasakan, dan mencoba mengatasinya dengan mengutarakan isi hati kepada teman-teman yang dapat dipercaya, menangis (yang dapat melepaskan sebagian dari ketegangan), atau dengan mencari jalan lain untuk melupakan problemanya untuk sementara waktu. Banyak orang datang kepada Tuhan, merenungkan firman-Nya, membaca buku-buku rohani atau pergi ke gereja untuk mendapatkan penghiburan.

Ada pula yang menyembunyikan stres dengan minum minuman keras, dan memang sebagian besar pecandu-pecandu alkohol adalah orang-orang yang tertekan. Mulanya, orang-orang ini mencoba melupakan stresnya dengan minum. Lama-kelamaan jadi kebiasaan, sehingga tubuhnya menjadi bergantung kepada alkohol dan mereka seolah-olah tidak mampu lagi melepaskan diri dari alkohol tersebut. Padahal sumber stresnya masih ada dan sekarang ia menjadi peminum, ini berarti dia menambah stres tersebut menjadi lebih berat lagi.

Pada tahun-tahun belakangan ini, banyak ahli yang sudah menulis mengenai stres dan memberikan jalan keluar untuk menolong para penderita mengatasinya. Ada banyak petunjuk yang sudah ditulis yang sangat berguna untuk menolong mengatasi stres. Sebagai konselor, mungkin Anda ingin juga membagikan beberapa saran di bawah ini pada konsele.

Pada umumnya ada enam cara untuk menolong konsele mengatasi stres dalam hidup ini, yaitu dengan:

  1. Rileks. Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana binatang-binatang memberikan reaksi terhadap bahaya atau pada waktu takut? Mungkin Anda tidak dapat melihatnya, tetapi yang jelas jantung mereka berdenyut lebih cepat, ada peningkatan zat adrenalin dalam peredaran darah, otot-otot menjadi tegang, dan binatang tersebut siap untuk melarikan diri atau melawan. Hal yang serupa terjadi pada manusia. Jantung berdenyut lebih keras dan tubuh siap untuk memberikan reaksi. Tetapi tidak selalu tepat bagi manusia untuk lari atau melawan, oleh sebab itu tubuh menjadi tegang, dan dalam keadaan ini, sangat sulit bagi manusia untuk berpikir bagaimana stres dapat diatasi.

    Akan sangat menolong bila tubuh yang tegang tersebut dapat menjadi rileks. Duduk dengan tenang dan mencoba membicarakan masalah secara terbuka memang dapat membuat rileks. Begitu pula dengan senam, mandi air hangat, mendengarkan musik yang lembut, atau mencoba mengalihkan pikiran pada hal yang ringan dan membayangkan sesuatu yang indah. Yang terbaik, adalah jika kita dapat melatih merenungkan ayat-ayat dari firman Tuhan. Mazmur pasal satu misalnya, mengandung banyak hal yang indah untuk mengatasi stres. Jangan berjalan, berdiri atau duduk dengan orang fasik, orang yang berdosa; tetapi harus merenungkan firman- Nya siang dan malam. Hal inilah "yang membahagiakan" serta yang akan memberikan ketenangan dalam hidup kita terutama pada waktu stres.

    Kita melihat, bahwa contoh-contoh tadi memang tidak secara langsung menyentuh sumber ketegangannya, tetapi sangat berfaedah dalam mengatasi stres.

  2. Menolong konsele mengerti penyebab stres dan cara-cara menghadapinya. Doronglah mereka untuk mengutarakan apa yang menjadi penyebab kegelisahan dan kesulitannya. Biarkanlah konsele mencoba mengekspresikan perasaan dan ketakutannya. Dengan demikian Anda sudah menolong mereka, dan menolong Anda sendiri mengerti apa yang menjadi pokok persoalannya.

  3. Cobalah kenali apa yang telah dilakukan konsele pada waktu-waktu yang lalu untuk mengatasi stresnya. Apa yang sudah pernah dicoba, teknik-teknik apa yang mungkin sudah pernah menolongnya dan apa yang akan dilakukan oleh konsele di kemudian hari. Mungkin juga perlu dibicarakan tentang setiap kemungkinan yang ada dan mendorong konsele untuk mengubah rencana, cara berpikir ataupun tindakan-tindakannya.

  4. Harus pula diingat, bahwa ada hal-hal yang harus Anda hadapi dan juga dihadapi oleh konsele, yaitu suatu realita yang berat dan tidak dapat diubah lagi. Mungkin Anda ingat akan kesusahan raja Daud, waktu anak yang lahir dari perzinahan dengan Batsyeba jatuh sakit. Alkitab dengan jelas mencatat dosa Daud, dan akibat dari dosa tersebut, anak itu sakit untuk beberapa hari lamanya. Daud berpuasa dan tekun memohon kepada Allah, ia sangat tertekan, dan tidak dapat memikirkan yang lain kecuali anak itu sudah mati, Daud harus menerima suatu kenyataan atas sesuatu yang tidak dapat diubah. Ia kembali pada tugas dan tanggung jawabnya sebagai raja dan pergi menghibur hati Batsyeba (2Samuel 12:15-24).

    Memang tidak mudah untuk menerima kenyataan tentang kematian dan pengalaman-pengalaman pahit lainnya dengan begitu saja. Tetapi salah satu tujuan konselor, adalah menolong konsele menerima apa yang memang tidak dapat diubah lagi. Mereka harus dikuatkan dengan lemah lembut untuk membuat penyesuaian diri dan melanjutkan kehidupan ini. Semua pengalaman pahit, adalah seperti luka yang membutuhkan waktu untuk sembuh, dan yang biasanya memberikan respon positif pada perhatian dan kasih.

  5. Konsele harus tetap berhubungan dengan dunia luar. Banyak teori konseling yang dibentuk di negara-negara Barat di mana penduduknya sangat sering pindah tempat. Banyak orang Amerika misalnya, yang hidup jauh dari sanak keluarga juga teman-teman lama yang biasanya selalu menolong dalam kesulitan. Biasanya, orang-orang tersebut akan mencoba mengatasi stresnya sendiri, atau mereka terpaksa harus mencari seseorang yang dapat diajak bicara atau saudara seiman di gereja.

    Keadaan ini tentunya tidak ada di negara-negara lain, di mana keluarga dan teman-teman atau tetangga selalu dekat dan kapan saja dapat memberi pertolongan pada waktu stres. Memang kadang- kadang konsele ingin menjauhkan diri dari keluarga untuk sementara waktu, tetapi biasanya dukungan penghiburan, pertolongan-pertolongan praktis dan nasihat-nasihat yang datang dari keluarga, teman dan saudara seiman sangat dibutuhkan dan itu jangan sampai dilupakan oleh konselor. Siapa tahu, bahwa kehadiran dan dukungan mereka akan membawa kesembuhan yang jauh lebih efektif daripada bimbingan seorang konselor.

    Tentu saja di atas semuanya itu, hanya Tuhanlah yang dapat memberikan penghiburan dan kekuatan yang sejati.

  6. Mendoakan dan berdoa bersama konsele. Arahkan konsele kepada Tuhan yang penuh kasih, maha bijaksana, dan yang dapat mengerti setiap kesulitan dan pencobaan yang kita alami. Sebagai konselor kita dapat mengingatkan konsele beberapa bagian dari firman Tuhan yang menguatkan dan memberikan penghiburan, dan harus diingat, bahwa sebagai konselor, bukan Anda yang menentukan hasil akhirnya, tetapi Tuhan yang bekerja melalui kehidupan dan pelayanan Anda yang membawa kesembuhan itu.

Sumber
Halaman: 
68 - 72
Judul Artikel: 
Konseling Kristen yang Efektif
Penerbit: 
SAAT, Malang