Mendapat Tugas Penting

Edisi C3I: e-Konsel 052 - Pelayanan Kunjungan

Diutus ke Korintus
Ada beberapa kali Titus mendapat tugas khusus dari Paulus. Tujuannya adalah untuk mengukuhkan dirinya sebagai pemimpin dalam pelayanan jemaat. Ketika terjadi gejolak sosial di antara orang-orang kudus di Yerusalem, Titus diutus untuk mewakili Paulus ke Korintus. Di sana ia mengingatkan dan menasihati jemaat Korintus agar mau membuka diri dan hati mereka, dan menyediakan bantuan pangan bagi orang-orang percaya di Yerusalem yang sedang menderita (2Korintus 8:6, 16-24).

Beberapa waktu kemudian, timbul masalah intern lain yang berkaitan dengan perkembangan jemaat di Korintus. Paulus mengambil keputusan untuk mengirim Titus ke sana. Dengan wewenang dan mandat dari Paulus, Titus diterima dengan baik oleh jemaat Korintus. Karena ada komunikasi yang baik di antara kedua belah pihak, maka ia berhasil menyelesaikan masalah tersebut dengan baik juga (2Korintus 8:16). Berkaitan dengan tugasnya di Korintus, Paulus secara terbuka memberi pujian kepada rekan sekerjanya ini. Pujian tersebut tidak dimaksudkan agar seseorang menjadi sombong karena berhasil dalam tugasnya. Pujian (penghargaan) yang wajar diberikan Paulus kepada Titus karena ia telah berjerih lelah melayani bagi kemuliaan Tuhan di Korintus. Pujian itu semacam suatu dorongan moril untuk membesarkan hati Titus agar ia bertekun melakukan pekerjaan kudus ini.

Penugasan Titus ke Korintus terjadi ketika Paulus berada di Efesus -- pada pekabaran Injil yang ketiga (Kisah Para Rasul 19). Ia mendengar bahwa jemaat Korintus mengabaikan pelayanan sosial kepada jemaat di Yerusalem. Karena itu, untuk menumbuhkan solidaritas antar umat Allah, Paulus mengutus Titus sebagai dutanya untuk mendorong orang- orang Korintus membagi kasihnya kepada jemaat Tuhan.

Diutus ke Kreta
Penugasan lain yang penting adalah pelayanan Titus di Kreta. Pada saat itu Titus masih muda belia, tetapi ia cakap dalam penatalayanan jemaat. Ia diutus ke Kreta untuk membangun kehidupan iman jemaat secara baik dan bertanggung jawab. Tanpa ragu-ragu, Paulus menjamin bahwa Titus adalah seorang pekerja Kristus yang berkualitas.

Melalui surat penggembalaan kepada Titus, Paulus mendorong jemaat di Kreta agar menerima Titus sebagai pemimpin yang sah, karena ia ikut bertanggung jawab atas citra Titus sebagai salah seorang pemimpin Kristen.

Tenney memberi penilaian yang demikian, "Keadaan di Kreta sangat mengecewakan. Gereja tidak terorganisasi dengan baik dan tingkah laku para anggotanya pun ceroboh." Titus menghadapi keadaan ini dengan bersandar pada pimpinan Tuhan. Rupanya kehadiran dan kepemimpinan Titus sangat dibutuhkan. Ternyata ia mampu membawa jemaat ke tahap kehidupan rohani yang lebih tinggi. Tugas Titus yang lain adalah memperbaiki tata tertib (disiplin) dalam jemaat supaya mereka hidup sesuai dengan standar Firman Tuhan.

Selain itu, tugas utama Titus di Kreta adalah menyelesaikan masalah- masalah dalam jemaat yang belum diatur oleh Paulus, dan mengangkat penatua-penatua bagi jemaat-jemaat, serta mengontrol pelayanan dan pengajaran doktrin.

Tantangan lain yang dihadapinya ialah mengubah pandangan dunia (world view) masyarakat Kreta yang masih berbaur dengan ajaran dongeng-dongeng Yahudi dan Yunani serta yang lainnya. Dengan demikian setiap orang percaya di Kreta bebas dari ajaran kekafiran yang masih mengikat mereka. Di mana pun di dunia ini, setiap kelompok masyarakat diperhadapkan kepada dua sikap: menganut pandangan dunia suku atau pandangan dunia Alkitab. Tugas yang diemban Titus ini sangat berat. Ia berhadapan dengan masalah sinkretisme (perpaduan dari beberapa paham yang berbeda untuk mencari keserasian dan keseimbangan). Akhirnya ia meyakinkan mereka untuk mengambil keputusan: memilih untuk menganut satu pandangan saja, yakni pandangan dunia Alkitab, Firman Allah, dan ajaran para rasul.

Titus tidak segan-segan menegur orang yang hanya berpura-pura mengimani Kristus. Ia menuntut tanggapan dan pertobatan yang sungguh-sungguh dari masyarakat Kreta.

Yang menjadi masalah utama orang-orang Kreta ialah mereka menyia- nyiakan kasih karunia Allah. Mereka keliru menafsirkan anugerah Allah -- seolah-olah keselamatan kekal itu tidak ada sangkut-pautnya dengan kehidupan yang saleh dan ketekunan. Inilah yang menjadi hambatan besar. Karena itu, Titus perlu meluruskan pandangan yang keliru tersebut. Kehidupan yang kudus dan bertanggung jawab dalam iman merupakan panggilan umat Tuhan.

Setelah melayani beberapa waktu di Pulau Kreta, Paulus memanggil Titus ke Nikopolis (Nikopolis berarti "Kota Kemenangan") untuk bertemu dengannya. Ada beberapa keputusan penting yang perlu diambil. Titus akan mendapat tugas yang baru. Sebagai ganti Titus agar pembinaan iman jemaat-jemaat berjalan lancar, Zenas, dan Apolos diutus untuk melanjutkan pelayanannya di Kreta.

Diutus ke Dalmatia
Sesudah pertemuan Titus dengan Paulus -- kemungkinan pembicaraan mereka seputar strategi pelayanan penjangkauan yang lebih luas dan keefektifan kepemimpinan -- ia berangkat ke Dalmatia di sebelah utara Nikopolis atau di sebelah barat Balkan. Di tempat yang baru inilah Titus mengembangkan pelayanan penggembalaan bagi jemaat di sana (2Timotius 4:10).

Setelah melayani di Dalmatia, tidak dijumpai lagi informasi mengenai pelayanan Titus. Menurut dugaan beberapa sarjana Alkitab, Titus meningalkan pelayanan di sana dan menyusul Paulus ke Roma. Di Roma ia membantu Paulus dalam berbagai keperluan pribadi maupun pelayanan, bahkan ia mendampingi Paulus selama menjalani tahanan. Tetapi di kemudian hari, ia kembali lagi ke Kreta dan melayani di sana.

Pembelaan Paulus bagi Titus
Ketika terjadi pertemuan atau sidang di Yerusalem (Kisah Para Rasul 15), rasul-rasul yang lain menyudutkan Titus sebagai seorang "gentile" (bukan orang Yahudi alias kafir). Tetapi Paulus dengan bijaksana menentang pandangan tersebut. Ia bersikap tegas terhadap mereka dan membela Titus dengan menyebutnya "seorang yang sah dalam iman Kristen". Dengan kata lain, Paulus menyambut Titus karena imannya kepada Yesus Kristus. Inilah salah satu keistimewaan Paulus. Ia beberapa kali menyapa Titus dengan nada yang ramah dan penuh pengharapan: sebagai "saudara" (2Korintus 2:13); sebagai rekan sekerja dalam pelayanan (2Korintus 7:6).

Paulus menempatkan keberadaan Titus pada posisi yang sebenarnya, sebagaimana pandangan dan sikap Allah terhadap manusia. Rupanya para pemimpin gereja di Yerusalem ini masih berpikiran sempit dan memandang orang Yunani dengan sebelah mata. Mata rohani mereka masih diselubungi oleh selaput ke-Yahudi-an, sehingga kasih dan cara pandang mereka terhadap orang luas tidak sesuai dengan kasih karunia Allah yang telah mereka terima.

Sumber
Halaman: 
83 - 87
Judul Artikel: 
Dari Betsaida Sampai Ke Yerusalem
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2002