Iman

Edisi C3I: e-Konsel 068 - Apakah Iman itu?

"Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." (Lukas 1:45)

"Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku." (Kisah Para Rasul 27:25)

"Ia (Abraham) diperkuat dalam imannya..., dengan penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:20,21)

Tuhan meminta agar kita menyimpan Firman-Nya di dalam hati kita. Dengan iman, Firman itu diterima di dalam hati sanubari yang paling dalam. Hendaklah orang Kristen selalu berusaha mengetahui lebih dalam tentang iman; dengan demikian, ia akan lebih mengerti mengapa hal-hal yang besar dihubungkan dengan iman, Ia akan semakin sadar bahwa keselamatan yang sempurna itu bergantung kepada iman (2 Tawarikh 20:20; Markus 9:23; Ibrani 11:33,35; 1Yohanes 5:4,5).

Sekarang, saya minta agar pembaca sekali lagi membaca ketiga ayat di atas dan mencari pokok utama yang diajarkan ayat-ayat tersebut mengenai iman. Jangan membaca yang lain, tetapi pertama-tama, bacalah Firman Tuhan tersebut dan bertanyalah kepada diri sendiri mengenai yang diajarkan ayat-ayat itu tentang iman.

Ayat-ayat itu menyatakan bahwa iman selalu bertalian dengan apa yang telah dikatakan atau dijanjikan Allah. Apabila seseorang yang terhormat mengatakan sesuatu, ia selalu menggenapi kata-katanya; perkataannya selalu diikuti dengan perbuatan. Demikian juga dengan Allah; apabila Ia akan melakukan sesuatu, Ia akan mengatakannya terlebih dahulu di dalam Firman-Nya. Apabila seorang anak Allah benar-benar memiliki keyakinan ini, Allah selalu mengerjakan baginya apa yang telah dikatakan-Nya. Bagi Allah, kata dan perbuatan selalu seiring; kata-kata-Nya selalu diikuti dengan perbuatan-Nya. Pernahkah Ia mengatakan sesuatu dan tidak melakukannya? (Kejadian 21:1; 32:12; Bilangan 14:17,18,20; 23:19; Yosua 21:45; 23:14; 2Samuel 7:25,29; dan Mazmur 119:49). Apabila di dalam Firman-Nya, Allah berjanji untuk melakukan sesuatu, saya senantiasa yakin bahwa Ia akan menepatinya. Hanya, saya harus berpegang teguh kepada Firman-Nya itu, dan berserah kepada-Nya. Allah akan menjaga bahwa Ia menggenapi Firman-Nya bagi saya. Sebelum saya merasakan atau mengalami sesuatu, saya berpegang teguh kepada janji-Nya itu; dan dengan iman saya mengetahui bahwa Allah akan menepatinya (Lukas 1:38,45; Yohanes 3:33; 4:50; 11:40; 20:29; Ibrani 11:11,18).

Sekarang, apakah iman itu? Iman ialah kepastian bahwa apa yang dikatakan Allah itu benar. Apabila Tuhan menyatakan bahwa sesuatu akan ada atau akan terjadi, iman itu lalu bersukacita, walaupun tidak melihat tanda-tanda apapun mengenai hal itu (Roma 1:17; 4:5;5:1; Galatia 3:27; Efesus 1:19; 3:17). Apabila Tuhan mengatakan bahwa Ia telah memberikan sesuatu kepada saya dan bahwa sesuatu yang ada di sorga itu menjadi milik saya, maka dengan iman saya mengetahui dengan pasti bahwa itu adalah milik saya (Yohanes 3:16,17,36; 1 Yohanes 5:12,13). Apabila Allah mengatakan bahwa sesuatu akan terjadi, atau bahwa Ia akan melakukan sesuatu bagi saya, bagi iman hal itu sama seperti jika saya sudah dapat melihatnya (Roma 8:38; Filipi 3:21; 1 Tesalonika 5:24; 1 Petrus 1:4,5). Perkara-perkara yang sudah ada, tetapi belum pernah saya lihat dan perkara-perkara yang sekarang belum ada, tetapi akan datang, bagi iman semuanya sama-sama pasti.

"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1)

Iman selalu hanya menuntut pada apa yang telah dikatakan Allah, serta bersandar pada kuasa dan kesetiaan-Nya untuk menggenapi Firman-Nya.

Sekarang, baiklah kita kembali memperhatikan kata-kata yang tertera dalam Alkitab. Tentang Maria dapat kita baca, "Dan berbahagialah ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." Segala sesuatu yang telah dikatakan di dalam Firman itu akan digenapi bagi saya, saya percaya akan hal itu.

Dalam kisah Abraham dijelaskan bahwa ia benar-benar yakin bahwa Allah dapat menggenapi apa yang telah dijanjikan-Nya. Inilah kepastian iman -- keyakinan bahwa Allah akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya.

Tetap seperti apa yang dikatakan Paulus, "Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku." Paulus yakin bahwa Tuhan akan melaksanakan apa yang sudah dikatakan-Nya.

Murid-murid Kristus yang masih baru, hidup baru, hidup kekal yang ada di dalam kita merupakan hidup yang berdasarkan iman. Tidakkah kita melihat betapa sederhananya dan betapa penuh dengan berkat hidup yang berdasarkan iman itu? Setiap hari saya membaca Firman- Nya, dengan demikian saya mendengarkan apa yang telah dikatakan Allah tentang hal yang sudah dan yang akan dilakukan-Nya (Galatia 2:20; 3:2,5; 5:5,6; Ibrani 10:35; 1 Petrus 1:3). Saya menyediakan waktu untuk menyimpan Firman Allah itu di dalam hati; dan saya memegangnya dengan teguh serta yakin bahwa Allah dapat melaksanakan apa yang telah dijanjikan-Nya. Dan dengan iman seperti iman seorang anak, saya menantikan penggenapan semua janji Firman Allah yang mulia. Saya sudah mengalami Firman-Nya ini: berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana. Tuhan berjanji; saya percaya; Tuhan menggenapi: itulah rahasia hidup baru.

Doa:
Ya Bapa, anak-Mu mengucap syukur kepada-Mu atas hidup iman yang harus kami tempuh. Hamba tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi Engkau dapat melakukan segala sesuatu. Semua yang dapat Engkau lakukan sudah Engkau katakan di dalam Firman-Mu. Setiap Firman yang hamba terima dan yang hamba tuntut dengan yakin daripada-Mu, Engkau genapi. Bapa, di dalam hidup yang berdasarkan iman ini, yang sangat sederhana dan sangat mulia, hamba ingin berjalan bersama-sama dengan Engkau. Amin.

Sumber
Halaman: 
19 - 22
Judul Artikel: 
Membina Iman
Penerbit: 
Penerbit Kalam Hidup, Bandung, 1980

Published in e-Konsel, 01 August 2004, Volume 2004, No. 68