Menanamkan Nilai-nilai dalam Diri Anak Anda

Edisi C3I: e-Konsel 137 - Dampak Negatif Media Terhadap Anak

Menanamkan nilai-nilai merupakan proses yang lama dan sulit. Anda mungkin pernah mendengar ungkapan yang mengatakan, "nilai-nilai lebih mudah ditangkap daripada diajarkan". Ungkapan ini menekankan pentingnya peranan orang tua dalam membangun suatu gaya hidup yang positif, yang akhirnya akan diikuti oleh anak. Mungkin, pertimbangan yang terpenting dalam menanamkan nilai-nilai kepada anak adalah teladan yang diberikan oleh orang tua.

Memberikan teladan yang baik

  1. Supaya anak-anak menjadi dapat dipercaya, Anda perlu percaya kepada diri Anda sendiri.

  2. Supaya anak-anak menjadi rendah hati, Anda perlu menunjukkan kerendahan hati dengan mengakui kesalahan Anda, meminta maaf, dan meminta bantuan.

  3. Supaya anak-anak mendengarkan Anda, luangkan waktu untuk mendengarkan pandangan dan perhatian mereka dan bukan melulu menceritakan pandangan Anda sendiri. (Dalam hal ini, yang diperlukan adalah kemauan untuk mendengarkan saja, tidak harus menyetujuinya).

Tanyakan pada diri Anda sendiri nilai-nilai apa saja yang ingin Anda lihat dalam diri anak-anak Anda. Kemudian, tanyakan pada diri Anda sendiri bagaimana Anda bisa menjadi contoh dari nilai-nilai itu?

Mengajarkan nilai-nilai

Nilai-nilai juga dapat diajarkan. Berikut beberapa metode untuk melakukannya.

  1. Beri penghargaan kepada anak pada saat mereka melakukan suatu tindakan moral yang baik. Penghargaan ini biasanya berupa pujian atau pengakuan secara verbal tentang perilaku positif yang telah dilakukan anak Anda.

  2. Berikan julukan terselubung yang positif kepada anak Anda dengan tujuan memberikan rasa nyaman dan bangga dalam diri anak sehingga anak terdorong untuk melakukan tindakan positif. Contoh dalam memberi julukan ini adalah "perlu orang yang dermawan sepertimu yang mau membagikan kuemu. Kamu sungguh anak yang baik."

  3. Membangun sikap peduli. Adakan kegiatan atau diskusi tentang teman-teman dan saudara-saudara, diskusikan hal-hal yang mereka sukai dan yang tidak mereka sukai. Kegiatan ini membantu anak Anda dalam mengenal orang lain dan menyadari bahwa orang lain menyukai dan tidak menyukai hal yang berbeda-beda. Anda bisa meminta anak Anda untuk membantu atau menghibur orang lain, serta menghindari rasa tidak nyaman.

  4. Menawarkan dan menerima bantuan. Anak-anak perlu diberi kesempatan untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Hal ini bisa membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri mereka.

  5. Belajar dari orang lain. Ini merupakan metode yang paling sering digunakan oleh para orang tua yang menekankan hal baik dan buruk dalam diri orang lain, dan menjelaskan apa yang benar dan yang salah. Kadang-kadang, contoh dari koran atau televisi bisa digunakan. Namun berhati-hatilah, jangan mengatakan orang lain itu baik dan anak Anda tidak baik. Hal ini akan menciutkan hati anak Anda.

  6. Bermain peran. Ini juga merupakan metode yang sering digunakan. Anda bisa meminta anak Anda untuk membayangkan situasi tertentu, bagaimana dia meresponsnya, bagaimana dia membuat keputusan, bagaimana perasaannya, dan apa konsekuensi dari tindakannya.

  7. Memuji dan memarahi. Dalam metode ini, katakanlah apa yang seharusnya dilakukan oleh anak Anda, jelaskan konsekuensinya, dan nyatakan prinsip moral yang harus diikuti.
    Contoh:

    tanpa seizin dari kakaknya, anak Anda mengambil buku yang dipinjam kakaknya dari perpustakaan. Anda bisa mengatakan, "Kamu tidak seharusnya mengambil buku kakakmu tanpa meminta izin darinya. Kakakmu sangat sedih saat dia tidak menemukan buku itu. Jika buku itu hilang, dia harus membayar ganti buku itu. Bila Ibu mengambil barangmu tanpa seizinmu, kamu juga akan sedih. Kamu harus selalu memikirkan perasaan orang lain saat kamu melakukan sesuatu yang bisa memberi akibat kepada mereka."

  8. Meminta, bukan mengatakan. Ini merupakan suatu metode alternatif untuk menyampaikan apa yang benar atau salah kepada anak Anda. Keuntungan dari metode ini adalah supaya anak Anda memberikan alasannya sendiri.
    Contoh:

    Anak Anda sedang bermain dengan temannya, dan akhirnya mereka berselisih paham. Anak Anda marah dan membuang mainan temannya ke arah tembok, sehingga mainan itu rusak. Anda bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini kepada anak Anda. "Bagaimana perasaan temanmu kalau kamu membuang mainannya?" "Bagaimana perasaanmu jika seseorang yang marah kepadamu, merusak barang-barangmu?" "Apa yang akan kamu lakukan jika kamu menjadi temanmu?" (pertanyaan untuk bermain peran). "Peraturan-peraturan apa saja yang harus diingat jika kamu marah kepada orang lain?"

  9. Menjelaskan alasan. Anda bisa menjelaskan mengapa Anda memilih melakukan tindakan tertentu ketika Anda menyampaikan tindakan-tindakan yang bermoral. Berikut contoh yang bisa Anda gunakan.

    "Dengan senang hati, saya mempersilakan ibu itu antri terlebih dulu. Ada banyak hal yang harus dia kerjakan sehingga sulit baginya untuk antri lama. Saya senang menolong ibu itu menyelesaikan belanjaannya."

Menanamkan nilai-nilai khusus

Berikut beberapa ide tentang bagaimana Anda bisa menjadi contoh dalam menunjukkan nilai-nilai khusus kepada anak-anak Anda.

  1. Kasih

    Menunjukkan kasih kepada anak-anak Anda, tidak cukup hanya dengan membelikan barang-barang untuknya atau hanya dengan menghabiskan waktu bersama mereka dan mengajari mereka saja. Mungkin hal terpenting adalah kemampuan memenuhi kebutuhan mereka. Terkadang Anda tidak menyadari apa kebutuhan mereka. Berikut beberapa kebutuhan mereka.

    • Menjadi mandiri, melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri.
    • Didengarkan, dimana pandangan dan perasaan mereka diperhatikan.
    • Memiliki hak pribadi dan tempat pribadi.
    • Boleh memilih dan bersama-sama dengan teman-teman mereka.

  2. Hormat

    Hormat dapat ditunjukkan melalui cara Anda berbicara dengan anak Anda. Apakah Anda meremehkan mereka atau Anda mendengarkan pandangan mereka? Apakah Anda mengkritik atau memahami perasaan mereka? Pada saat Anda bersama mereka, cobalah untuk mendengarkan dan memahami mereka meskipun Anda tidak harus setuju, tunjukkan kepada mereka bahwa mereka adalah penting.

  3. Peduli, perhatian, dan mau berbagi

    Waktu untuk keluarga dapat digunakan oleh siapa saja untuk membagikan sesuatu. Bisa berbagi perasaan senang, peristiwa-peristiwa yang terjadi, kejadian yang tidak menyenangkan, humor/lelucon, atau apa saja yang berguna. Anak-anak yang lebih dewasa bisa diminta untuk melakukan sesuatu yang menunjukkan perhatian atau kepedulian mereka kepada orang lain.

  4. Mengatakan yang sesungguhnya (jujur)

    Amatlah penting bagi Anda untuk menepati janji dan mengatakan yang benar kepada diri Anda sendiri. Pada saat anak-anak berbohong, penting pula memahami mengapa dia perlu menghindari untuk mengatakan yang sebenarnya. Kemudian, cobalah untuk mengajarkan kepada anak Anda bagaimana memenuhi kebutuhan mereka tanpa harus berbohong. (t/Ratri)

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
Essential Parenting Tips
Penerbit: 
tidak dicantumkan