Editorial

Edisi C3I: e-Konsel 140 - Kemiskinan

Vina sedang menunggu angkutan umum di halte bus dekat kantornya. Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya. Karena kaget, Vina menoleh ke arah orang yang menepuknya. Entah mengapa, tanpa sadar, Vina menurut saja ketika orang yang menepuk bahunya itu mengajaknya ngobrol dan ujung-ujungnya meminta Vina untuk menyerahkan ponsel dan uang yang ada di dompetnya. Tak lama setelah orang itu pergi, barulah Vina sadar bahwa dia telah dihipnotis.

Cerita di atas adalah suatu ilustrasi bagaimana hipnotis biasa digunakan untuk melakukan kejahatan. Kelengahan seseorang menjadi peluang bagi pelaku untuk menjalankan niat jahatnya. Selalu waspada dalam situasi apa pun rupanya menjadi syarat utama supaya kita bisa terhindar dari kejahatan yang menggunakan hipnotis. Di sisi lain, bagi para dokter, hipnotis bisa digunakan untuk proses pengobatan atau penyembuhan. Walaupun praktik ini bertujuan baik, perlu dicermati apakah praktik hipnotis -- menghilangkan kesadaran seseorang -- ini sesuai dengan iman Kristen kita atau tidak.

Dalam sajian artikel dan tanya jawab di edisi akhir Juli ini, Redaksi mengajak pembaca untuk melihat hipnotis dari sisi iman Kristen. Kiranya bisa menambah wawasan pembaca. Silakan menyimak, Tuhan memberkati.

Pimpinan Redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani