Editorial

Edisi C3I: e-Konsel 143 - Konseling Bagi Penyandang Cacat Tubuh

Masa transisi merupakan hal yang wajar terjadi dan dialami oleh setiap makhluk hidup. Sebagai contoh, lihat saja proses kehidupan kupu-kupu yang awalnya berasal dari seekor ulat. Demikian pula dengan manusia, berkembang dari embrio menjadi bayi. Pertambahan usia membawanya dari anak-anak menjadi remaja, kemudian menjadi orang dewasa hingga akhirnya memasuki masa tua.

Pada setiap masa transisi pun sudah pasti terjadi gejolak dan dampak dalam diri orang yang mengalaminya. Dalam siklus kehidupan manusia, masa yang paling bergejolak dan berdampak adalah pada saat beranjak remaja (atau masa puber) dan pada saat beranjak paruh baya, atau lebih sering disebut puber kedua. Puber kedua inilah yang sering kali menimbulkan masalah karena biasanya orang yang mengalami masa ini adalah mereka yang sudah berumah tangga. Meskipun tidak semua orang mengalami gejolak puber kedua, namun penting bagi kita untuk mengetahui tanda-tanda dan gejolak apa saja yang akan muncul.

Bila saat ini Anda atau pasangan Anda sudah mulai menginjak usia-usia "rawan" puber kedua ini, berikut kami sajikan bahan-bahan yang kiranya bisa menjadi bekal bagi Anda untuk menghadapi gejolak puber kedua. Silakan simak, semoga dapat memperkaya wawasan kita.

Pimpinan redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani