Anda Sangat Dikasihi

Diringkas oleh: Sri Setyawati

Allah menciptakan Anda dengan kebutuhan untuk mengasihi dan dikasihi. Dengan mengasihi, seseorang dapat hidup. Dikasihi berarti mengalami kepuasan jiwa yang terdalam. Allah merencanakan agar Anda mengalami kasih yang memuaskan jiwa melalui orang lain -- keluarga dan teman-teman Anda. Ini merupakan salah satu cara-Nya untuk menunjukan kasih-Nya kepada Anda.

Kami Mengasihimu

"Kedua orang tuaku benar-benar membuatku merasa dikasihi," tulis seorang wanita. "Dengan berbagai cara, mereka membuatku percaya bahwa aku teramat istimewa bagi mereka. Bahkan setelah aku tinggal jauh dari rumah, ayah memintaku untuk berkunjung -- hanya karena 'kami mengasihimu dan ingin melihatmu.'"

Akan tetapi, kita tidak menunjukkan kasih dengan sempurna, karenanya kita sulit percaya bahwa Allah benar-benar mengasihi kita. Kita tidak mampu menyadari kasih yang sejati. Sering kali orang-orang menunjukkan kasih atau kebaikan yang bersyarat kepada kita, tergantung pada perbuatan kita. Mungkin kita pun menganggap kasih Tuhan, kasih orang tua, atau kasih orang Kristen lainnya hanyalah suatu kewajiban. Seorang gadis mengatakan bahwa walaupun orang tuanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiknya, dia yakin bahwa mereka tidak mengasihinya.

Satu bukti utama tentang kasih Allah yang tidak terbatas untuk Anda ialah walaupun Anda orang berdosa, Allah memberikan harta yang paling dikasihi-Nya: Kristus. Ketika Anda sedang dalam keadaan terpuruk, Allah memberikan yang terbaik dari hati-Nya yang penuh kasih bagi Anda (lihat Roma 5:8). Karena sekarang Anda adalah anak-Nya, tentu saja Dia tidak akan mengurangi kasih-Nya kepada Anda.

"Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32)

Sering kali, Anda mungkin merasa dikasihi oleh orang lain ketika Anda melakukan hal-hal yang pantas atau mengesankan. Sebaliknya, jika perbuatan Anda tidak pantas atau tidak mengesankan, maka Anda merasa tidak dikasihi. Kasih Allah tidak bergantung pada perbuatan Anda. Ada sebuah lagu yang liriknya seperti ini, "Yesus sayang padaku ketika aku berbuat baik, ketika aku melakukan apa yang harus kulakukan; Yesus sayang padaku ketika aku berbuat jahat, tetapi itu membuat-Nya sedih." Anda barangkali berpikir bahwa kasih Allah dapat berubah, tetapi sebenarnya tidak. Bahkan saat Anda jahat, egois, atau membangkang, Dia tetap mengasihi Anda -- tanpa syarat. Tidak ada suasana hati, pikiran, atau keadaan apa pun yang dapat mengubah kasih-Nya untuk Anda (lihat Roma 8:35-39). Allah mengasihi Anda sama seperti Ia mengasihi Anak-Nya (lihat Yohanes 17:23), dengan kasih yang tidak akan pernah ada habisnya. "... Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu." (Yeremia 31:3)

Menikmati Kasih Allah

Agar kebutuhan Anda untuk dikasihi terpenuhi, Anda perlu meluangkan waktu untuk menikmati kasih Allah untuk Anda. Sering kali kita memperoleh sedikit gambaran dan perwujudan kasih Allah bagi kita lewat orang tua kita dan orang lain. Akan tetapi, kita seharusnya tidak menyimpulkan: jika seseorang tidak memunyai ayah, atau jika seorang ayah tidak baik, bijak, pengasih, pengertian, dan perhatian, maka orang tersebut tidak bisa mengetahui atau merasakan bahwa Allah itu baik, bijak, pengasih, pengertian, dan perhatian. J.I. Packer dalam "Knowing God" mengatakannya seperti ini:

Saya mendengar perdebatan yang mengatakan bahwa Allah Bapa tidak akan berarti apa-apa bagi manusia, yang ayah duniawinya tidak layak, kurang bijaksana, tidak memiliki kasih, atau semacamnya. Apalagi, bagi mereka yang tidak memiliki ayah. Jika kita menyatakan bahwa dalam hubungan pribadi, konsep positif tentang Allah Bapa tidak dapat dibentuk dari nilai-nilai kontras [dari ayah duniawi], hal ini tidak benar. Pemikiran bahwa Sang Pencipta adalah orang tua yang sempurna -- setia dalam kasih dan perhatian, murah hati dan bijaksana, tertarik dalam segala hal yang kita lakukan, menghargai keunikan kita, mampu melatih kita, bijaksana membimbing kita, selalu ada untuk kita, membantu kita memiliki kedewasaan, integritas, dan kebenaran -- adalah suatu pemikiran yang dapat memiliki arti bagi setiap orang. Ini berlaku baik orang yang dapat berkata, "Saya memunyai ayah yang luar biasa, dan saya melihat bahwa Allah seperti itu, bahkan lebih," atau yang berkata, "Ayahku selalu mengecewakanku, tetapi Allah pasti sangat berbeda, terpuji nama-Nya," atau bahkan yang berkata, "Aku tidak pernah tahu apa artinya memunyai ayah di dunia, tetapi puji Tuhan, aku sekarang memunyai satu ayah di surga."

Agar Anda lebih memahami kasih Allah untuk Anda, pikirkanlah sesuatu yang orang katakan atau lakukan, yang membuat Anda merasa mereka tidak mengasihi Anda. Kemudian, katakanlah pada diri sendiri, "Allah tidaklah seperti itu. Perasaan dan tindakan-tindakan-Nya sangat berbeda kepadaku. Dia adalah Sahabat yang memiliki kasih yang kekal, teguh, dan tidak pernah gagal." Selain itu, buatlah daftar tentang cara-cara orang lain menunjukkan kasih mereka kepada Anda. Sebagai tanggapannya, katakan, "Aku mengerti Allah seperti itu, bahkan lebih dari itu."

Allah telah memberikan Tuhan Yesus kepada kita, tidak hanya sebagai Penebus kita, tetapi sebagai penyingkapan sempurna yang menggambarkan keberadaan Allah kepada manusia. Saat kita berfokus pada kasih Yesus yang teguh, tak bersyarat, kekal, yang tidak layak kita terima, maka kita bisa melihat perwujudan kasih Allah yang begitu besar bagi kita.

Bahagia Menjadi Diri Sendiri

Jika kita mengetahui kasih Allah untuk kita, kita akan terbantu untuk memunyai kasih yang pantas dan nyata untuk diri kita sendiri, penerimaan diri yang tulus dan penuh sukacita. Anda perlu mengatakan, "Saya senang menjadi diri saya sendiri." Hal ini bukan suatu kesombongan atau keegoisan, namun kita hanya menunjukkan kesepahaman dengan Allah bahwa ciptaan-Nya, kita, adalah sangat baik. "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik." (Kejadian 1:31a)

Mengasihi diri sendiri secara tepat artinya memiliki kemampuan untuk puas dengan diri sendiri. Anda perlu mengenali dan menerima berbagai kelemahan Anda serta ketidakmampuan Anda untuk mengatasi dosa. Bahagia menjadi diri sendiri berarti Anda tidak iri terhadap karunia, keahlian, atau temperamen orang lain. Bahagia menjadi diri sendiri artinya Anda puas menjadi diri Anda, sosok Anda sekarang ini, dan selalu memunyai keinginan untuk semakin serupa Yesus Kristus. Bahagia menjadi diri sendiri artinya Anda memunyai keinginan yang suci untuk terus bertumbuh, dan menyadari bahwa Anda berharga, bermakna, diterima, dan dikasihi.

Selain itu, kita tidak hanya perlu mengetahui bahwa Allah mengasihi kita lewat pengalaman-pengalaman masa lalu kita, tetapi di tengah-tengah berbagai peristiwa yang terkadang misterius yang diizinkan Allah untuk terjadi atas hidup kita, kita perlu memercayai kasih Allah saat ini. Inilah yang disebut dengan jalan iman. Di tengah-tengah situasi yang sukar dimengerti, kita perlu terus memercayai kasih-Nya yang sangat setia sejak dahulu. Di tengah-tengah situasi yang menyesakkan, seperti kematian mendadak dari orang yang kita kasihi, anak-anak yang suka melawan, pertunangan yang tidak berlanjut, kecelakaan, kegagalan dalam tugas, maupun kehilangan harta benda, kasih Allah selama-lamanya akan tetap sama. F.B. Meyer dalam "Great Verses Through the Bible" mengatakannya seperti ini:

"Kita telah mengenal dan percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia" (1 Yohanes 4:16). Jika kita berdiri di atas dasar yang kokoh, yaitu bukti tentang Allah yang kita saksikan di masa lampau, kita dapat melihat masa kini dan masa depan dengan iman yang sempurna. Kita sudah sangat mengenal-Nya sehingga tidak mungkin kita meragukan-Nya sekarang. Dia tidak pernah berbuat salah. Sekali pun tidak! Dia telah mengerjakan yang terbaik, dan sedang mengerjakan yang terbaik sekarang. Kita tidak mengerti rencana-Nya, tetapi kita tahu Dialah di balik misteri dari Providensia (Penyertaan Allah), dan dapat mendengar-Nya mengatakan: "Tenanglah, percayalah pada-Ku. Ini Aku, jangan takut!"

Terpujilah Bapa di Surga, terima kasih untuk kasih-Mu yang tak bersyarat, yang tak terhingga dan tak terbatas. Terima kasih Engkau telah mengasihiku dengan kasih yang kekal, yang tidak bergantung pada keadaan atau perbuatan. Terima kasih karena Engkau mengasihiku ketika aku dalam keadaan terpuruk maupun sukses. Kasih-Mu konsisten dan tidak pernah berubah. Aku memuji-Mu! Aku tahu kebutuhan pokokku adalah mengenal dan percaya bahwa Engkau mengasihiku, bahkan ketika keadaan yang kualami mengatakan yang sebaliknya. Tujuanku sekali lagi memercayai kasih-Mu yang tak pernah gagal, yang lembut dan peduli melebihi kasih ayah dan ibu duniawi manapun. Oh... betapa aku memuji-Mu dan mengasihi-Mu. Dalam nama Yesus, Amin. (t/Uly)

Diterjemahkan dan diringkas dari:

Judul asli buku : You Are Very Special
Judul bab : You Are Deeply Loved
Penulis : Verna Birkey
Penerbit : Fleming H. Revell Company
Halaman : 28 -- 34

Comments

Terima kasih, Tuhan

Betul, saya senang membaca artikel ini. Artikel ini menguatkan saya dan terus mengingatkan saya, bahwa saya dikasihi Tuhan.
Terima kasih, Tuhan.

Re: Terima kasih, Tuhan

Shalom Thersetya,

Tuhan betul-betul mengasihi Anda, saya, dan semua orang. Bersyukurlah kita menjadi orang-orang yang bisa menikmati kasih-Nya. Bagian kita sekarang adalah menjadi saluran berkat kasih Allah bagi sesama.

Semangat! :)