Bagian D: Seks: Homoseks

seks: Homoseks

Latar Belakang

Orang yang tertarik secara seksual kepada sesama jenis seksnya, biasa
disebut homoseks. Bila itu terjadi pada wanita, disebut lesbian.

Masalah ini sangat rumit dan sangat disalah mengerti oleh sebagian besar
anggota masyarakat. Sifat masalahnya yang sangat rumit itu menolak
penyamarataan, seolah lelaki yang mirip wanita atau wanita yang bersifat
jantan, otomatis adalah homoseks (walaupun memang beberapa di antaranya
menunjukkan ciri-ciri demikian). Celakanya, homoseksual sudah menjadi
semacam gaya hidup yang dijalankan oleh banyak orang dan sedang menyerbu
ke segala lapisan masyarakat. Bahkan, cukup banyak dari mereka yang
berpendidikan, terhormat dan maju, yang memiliki kedudukan-kedudukan
penting dalam dunia usaha dan industri, para ahli dan para pejabat, yang
melakukannya.

Walaupun di antara kaum homoseks terjadi upaya gigih untuk membela gaya
hidup mereka dan memperjuangkan hak mereka dengan membentuk organisasi
golongan homoseks, namun banyak di antara mereka yang hidup dalam dua
dunia sebagai akibat tekanan-tekanan masyarakat yang tidak bisa menerima.
Karena usaha untuk menutupi kelakuan dan hubungan-hubungan mereka, banyak
dari mereka yang hidup bersandiwara. Rasa takut ketahuan menghantui
mereka dan tekanan berat rasa bersalah harus terus mereka pikul,
disebabkan oleh kesadaran tentang dampak moral dari kebiasaan mereka.

Kelakuan sedemikian tidak bisa dihentikan sekedar dengan menganggapnya
sebagai gaya hidup atau kecenderungan seksual yang berbeda. Juga bukan
alasan mengatakan bahwa itu adalah "kelainan bawaan". Segala usaha untuk
menjelaskan kelakuan tadi sebagai semacam penyakit, menghindari masalah
intinya.

Allah tidak mengasihi para homoseks kurang dari kasih-Nya pada yang lain.
Namun demikian, kelakuan semacam itu adalah penyimpangan dari aturan yang
Al lah nyatakan. Walaupun banyak orang yang homoseksual merasa bahwa
mereka tidak memilih kecenderungan seksual mereka itu, tetapi setidaknya
mereka telah memberi respon kurang tepat pada kecenderungan tersebut.
"Respon" inilah yang harus diselesaikan dalam terang Firman Tuhan.

Tidak sedikit pun keraguan ditimbulkan Alkitab tentang hubungan seksual
yang patut:

"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging."
(Kej 2:24)

"Dan kamu, beranakcuculah dan bertambah banyak, sehingga tak terbilang
jumlahmu di atas bumi, ya, bertambah banyaklah di atasnya."
(Kej 9:7).

"Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan,
dan buah kandungan adalah suatu upah." (Mazm 127:3).

"Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap istrinya, demikian pula
istri terhadap suaminya. Istri tidak berkuasa atas tubuhnya diri,
tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya
sendiri, tetapi istrinya." (1Kor 7:3,4).

Jelas menurut ayat-ayat tadi, Allah mengatur pembentukan dan pelestarian
umat manusia, melalui kesatuan seksual seorang pria dan seorang wanita.
Keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak dan merupakan dasar
bagi masyarakat, merupakan bagian terpenting dalam rencana Allah tadi.
Keluarga-keluarga adalah kekuatan utama dari masyarakat mana pun. Alkitab
banyak berisi bukti yang mendukung pendapat ini. Walaupun demikian, tidak
semua orang harus menikah dan memiliki anak. Hidup membujang pun
merupakan bagian dari peraturan Allah.

Ada banyak lagi bagian Alkitab lainnya yang tidak mengizinkan homoseks.
Di dalam Alkitab, homoseks didaftarkan bersama dosadosa kedagingan
lainnya, seperti perzinahan, percabulan, pelacuran, hawa nafsu, dan
sebagainya. Ia tidak dikecualikan sebagai "dosa khusus" yang sangat
dibenci Allah melebihi dosa lain. Allah membereskan segala macam dosa
melalui Salib. Hanya jika kita bersedia mengakui dosa kita, Allah baru
akan membereskan pemberontakan, kesombongan dan beban-beban berat di hati
kita.



"Bagaimanapun kita berusaha membenarkan homoseksualitas sebagai pilihan
lain dari hubungan heteroseksual, uraian dalam Roma 1 (Rom 1:1-32)
jelas menyebutnya sebagai akibat dari hati yang jahat. Dengan menyatakan
ini, tidak berarti kita menutup mata terhadap kejahatan-kejahatan dalam
hubungan heteroseksual. Hubungan heteroseksual yang melanggar susila
tidak lebih baik atau pun lebih buruk dari hubungan homoseksual. Keduanya
dihakimi Allah. Bila kita datang kepada Kristus, kita dituntut untuk
bertobat dari dosa-dosa kita dan tidak lagi melakukan pola-pola hidup tak
saleh yang kita nikmati sebelumnya."

_Selesai

Gereja harus memeriksa ulang sikap dan perlakuannya terhadap homoseks dan
lesbian, di masa lampau. Tentu saja gereja tidak dapat membiarkan atau
menganjurkan mereka yang tidak bertobat untuk terus terlibat dalam
kehidupan bergereja. Namun demikian, gereja harus memperhatikan masalah
ini secara jujur dan realistik dalam kasih dan pengertian. Allah tidak
menginginkan seorang pun terikat oleh homoseksualitas. Kasih karunia-Nya
cukup untuk memberikan kemenangan bagi mereka yang sedia menaklukkan
masalah ini kepada-Nya. Gereja perlu mengambil prakarsa memberitakan pesan
yang menimbulkan harapan ini kepada para homoseks.

Para homoseks yang mengalami kelepasan melalui kuasa Injil, akan menjadi
sumber kekuatan bagi orang lain, walaupun mungkin mereka tidak akan bebas
sepenuhnya dari kecenderungan-kecenderungan homoseksual dan pencobaan.
Rasul Paulus menulis kepada mereka yang dulunya pernah terlibat dalam
homoseksualitas dan dosa-dosa lainnya, sebagai berikut: "Dan beberapa
orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu
disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan
Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita." (1Kor 6:11).

Hal ini memantapkan kita untuk menyaksikan kuasa pembaharuan yang
terdapat di dalam Pribadi dan karya Yesus Kristus. Satu-satunya penawar
masalah ini, seperti juga untuk semua jenis kelakuan dosa lainnya, ialah
hubungan pribadi yang intim dan terus-menerus dengan Yesus Kristus
Hubungan ini merupakan suatu proses pertumbuhan dan perubahan yang
berlangsung terus. Kadang-kadang proses ini menyakitkan, diselingi oleh
kegagalan dan ketawaran hati. Tetapi hambatan-hambatan tadi tidak perlu
menimbulkan keputusasaan atau pemikiran bahwa semua usaha tadi tak perlu
dilakukan sebab kelak akan buyar kembali. Persekutuan Kristen dengan
Kristus, diperoleh berdasarkan 1Yohanes 1:9; pengakuan dosa
mengakibatkan pemulihan kembali hubungan kita dengan Yesus Kristus.


Latar Belakang

Ayat Alkitab

Strategi Bimbingan

Untuk bersiap menghadapi pelayanan dalam masalah yang peka ini,
pembimbing harus memeriksa sikap-sikapnya terhadap masalah tersebut. Jika
seseorang tidak mampu menyatakan kasih dan karunia Allah secara obyektif
dan murni kepada pelaku homoseksual, sebaiknya dia menyerahkan tugas itu
pada orang lain.

Biasanya ada tiga hal yang harus dihadapi:


  • Anggota keluarga yang baru saja sadar bahwa orang yang dikasihinya
    adalah seorang homoseksual bertanya: "Bagaimana aku dapat hidup dengan
    kenyataan ini? Apa yang harus kulakukan?"

  • Seseorang yang mengaku sebagai pelaku homoseksual dan mencari
    bimbingan. Biasanya seorang homoseksual berbicara sambil menutupi
    masalah atas keadaannya. Biasanya arah pembicaraannya akan seperti ini:
    "Aku punya seorang teman yang . . . "
  • Seorang Kristen yang mengaku memiliki masalah ini.
  • Keluarga yang menanggung masalah ini:


    1. Nasihatkan dia untuk tidak panik. Betapapun berat situasinya, dia
      dapat memohon Allah memberinya anugerah untuk menerima kenyataan

  • Anjurkan dia untuk tetap mengasihi. Kita harus mengasihi seperti Allah
    mengasihi kita semua -- walau bagaimanapun keadaan kita.
  • Dia tidak boleh menghakimi atau menghina. Berbuat demikian hanya
    mengakibatkan permusuhan dan putusnya komunikasi.
  • Di pihak lain, nasihatkan dia untuk tidak memaafkan atau membenarkan
    kelakuan homoseksual. Jangan menafsir seolah Alkitab membolehkan.
  • Berdiri atas prinsip Alkitab, dia harus bersikap tegas namun
    mengasihi, melayani orang yang terlibat itu dengan pedang Firman
    Tuhan, bukan dengan menjadikan Firman menjadi gada pemukul.
  • Anjurkan dia untuk menyerahkan orang yang dikasihinya kepada Allah
    dalam iman (lihat Ams 3:5,6), sambil memperdalam kehidupan
    doanya. Allah kadang-kadang mengizinkan kita hidup melewati situasi
    krisis tertentu, untuk memperdalam ketergantungan kita kepada-Nya.
  • Peringatkan dia untuk tidak memendam perasaan-perasaannya. Dia perlu
    mencari sahabat Kristen yang dapat dipercaya yang dengannya dia dapat
    berbagi rasa tentang keprihatinan dan kekecewaannya. Sahabat doa
    Kristen adalah sumber pertolongan yang besar.
  • Nasihatkan dia untuk bersiap-siap hidup dengan kekecewaan, jika
    situasi tidak berubah.
  • Pelaku Homoseks sendiri:


    1. Sikap pembimbing harus ditandai oleh kasih dan pengertian. Seringkali
      anda harus berbicara dengan orang yang merasa sunyi, bersalah dan
      terbuang. Tunjukkan simpati dan perhatian tanpa menganggap rendah.
      Bersiaplah menghalau tabir-tabir yang akan dibuatnya untuk menutupi
      maksud sesungguhnya dia meminta pelayanan. Jangan terpengaruh oleh
      tuduhan bahwa anda tidak merasakan apa yang dirasakannya. Jangan
      memulai percakapan anda dengan mempertentangkan orang itu dengan gaya
      hidup dosanya. Ini akan keluar secara wajar sambil nanti anda
      menjelaskan "Damai dengan Allah".

  • Berusahalah membangkitkan keyakinannya dengan mengatakan: "Aku senang
    berbicara dengan anda dan akan menolong anda sekuat tenaga."
  • Pada saat yang tepat, pembimbing harus menunda dulu percakapan dengan
    menanyakan, apakah dia sudah menerima Yesus Kristus menjadi Tuhan dan
    Juruselamat pribadinya. Lalu jelaskan "Damai dengan Allah", .
    Tegaskan dia bahwa seperti halnya masalah lain yang dihadapi orang yang
    belum menerima Kristus, pengalaman kelahiran baru adalah langkah
    pertama menuju pemulihan rohani. "Ia menyegarkan jiwaku."
    (Mazm 23:3).
  • Jika dia menyambut, berdoalah bersamanya, memohon kelepasan dan
    pembaharuan akal budinya melalui kuasa Injil. Katakan bahwa dia harus
    bersedia mempersilakan Allah melakukan beberapa perubahan dalam
    kehidupannya, betapapun mengganggunya.
  • Nyatakan pentingnya dia mulai membaca dan mempelajari Firman Tuhan.
    Inilah sumber kita mengenal Allah dan jalan-jalan-Nya. Tak seorang pun
    dapat mengenal pikiran-pikiran Allah terlepas dari Alkitab.
  • Anjurkan dia memutuskan hubungan-hubungannya yang lama dan
    menggantinya dengan yang baru. Yang terbaik ialah dengan melibatkan
    diri menjadi bagian dalam suatu gereja yang mementingkan Firman, di
    mana dia bisa memperoleh persekutuan dan kekuatan melalui persahabatan
    dengan sesama Kristen yang baik.
  • Dia perlu mencari bantuan bimbingan secara profesional dari seorang
    psikolog Kristen atau pendeta yang menguasai masalah tersebut.
  • Pelaku Homoseks yang Kristen:

    Perlu kita sadari bahwa ada banyak orang Kristen yang bergumul dengan
    homoseksualitas dan pencobaan dari masalah tersebut.


    1. Dibutuhkan sikap kasih dan belas kasihan. Jadilah pendengar yang
      sabar, sampai anda mengerti masalahnya.

  • Pada saat yang tepat, jelaskan "Damai dengan Allah", untuk menguji
    apakah dia sudah menerima Kristus menjadi Juruselamat dan Tuhannya
    pribadi.
  • Jika anda menerima tantangan, atau jika dia berusaha membenarkan gaya
    hidupnya, pertentangkan dia dengan pesan Firman Tuhan tentang masalah
    ini secara sabar tetapi tegas. Tanyakan dia, bagaimana dia dapat
    menyelaraskan kelakuannya dengan ajaran Alkitab. Bagaimanapun dia
    berusaha, fakta bahwa Alkitab menyalahkan kelakuan homoseksual, tak
    dapat dipungkiri. Dia harus mengakui bahwa itu salah dan berdosa.
    Pengakuan sedemikian kepada Tuhan disertai perpalingan diri dari
    kebiasaan-kebiasaan salah tersebut, adalah satu-satunya jalan untuk
    mendapat pemulihan diri.
  • Dorong dia untuk membaca dan mempelajari Alkitab. Penyerapan Firman
    akan menyebabkan "pembaharuan akal budi". Dengan berubahnya pola-pola
    pemikiran, tindakan dan gaya hidupnya pun akan ikut berubah.
  • Anjurkan dia untuk melibatkan diri dengan suatu gereja yang
    mementingkan Firman Tuhan, demi untuk mengembangkan persekutuan,
    mempelajari Firman Allah, belajar berdoa, menyembah Tuhan dan melayani.
  • Anjurkan dia untuk mencari pertolongan tambahan dari seorang ahli
    bimbingan Kristen atau seorang pendeta.

  • Latar Belakang

    Strategi Bimbingan

    Ayat Alkitab

    Homoseksualitas adalah dosa:

    "Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan
    kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Sebab mereka
    menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah
    makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya,
    amin. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang
    memalukan, sebab isteri-isteri mereka mengganti persetubuhan yang wajar
    dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan
    persetubuhan yang wajar dengan istri mereka dan menyala-nyala dalam
    berahi seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman,
    laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri
    mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka." (Rom 1:24-27)

    " . . . bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan
    bagi orang durhaka . . . bagi orang cabul dan pemburit (homoseks), bagi
    penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala
    sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat yang berdasarkan Injil dari
    Allah yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan
    kepadaku." (1Tim 1:10,11)

    Homoseksualitas akan diadili Allah:

    "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan
    mendapat bagian dalam Kerajaan Allah?" (1Kor 6:9)

    (Silakan baca juga Kejadian 18:1-33; 19:1-38).

    Kuasa Kebebasan dalam Injil

    "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
    sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2Kor 5:17)

    "Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil
    adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
    percaya . . . " (Rom 1:16).

    "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
    menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus
    Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
    penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang
    tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."

    (Luk 4:18,19) "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
    supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya."
    (Yoh 1:12) "Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu,
    tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu
    telah di benarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah
    kita." (1Kor 6:11).

    Percobaan dapat diatasi:

    "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa,
    yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia
    tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu
    dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat
    menanggungnya." (1Kor 10:13).

    "Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia
    dapat menolong mereka yang dicobai."
    (Ibr 2:18).

    "Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi
    semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada
    pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam
    besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,
    sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat
    dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta
    kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia
    untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibr 4:14-16).

    Akal budi yang diperbaharui:

    "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
    supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang
    kudus dan yang berkenan kepada Allah: Itu adalah ibadahmu yang sejati.
    Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
    pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
    Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
    Allah dan yang sempurna." (Rom 12:1,2)

    " . . . yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu,
    harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya
    yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan
    mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di
    dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." (Ef 4:22-24)

    "Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang
    dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.
    Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus."
    (2Kor 10:5).

    "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah
    ia percaya." (Yes 26:3).