Belas Kasihan bagi yang Miskin

Edisi C3I: e-Konsel 141 - Harta Kekayaan

Bacaan: Ulangan 15:1-11

Banyak orang yang tidak terlalu bersimpati terhadap orang-orang miskin di lingkungan mereka, beranggapan bahwa orang-orang miskin adalah orang-orang yang malas dan tidak bertanggung jawab. Lainnya menyatakan bahwa sistem kesejahteraan rakyat yang dilakukan pemerintah tidak efisien dan sering kali disalahgunakan.

Namun demikian, kita tidak boleh mengatakan bahwa sudah sepantasnya semua orang miskin menjalani hidup yang menyedihkan.

Kenyataannya, banyak di antara mereka yang bersedia untuk bekerja keras jika memperoleh pekerjaan dengan upah yang layak. Mereka tidak dapat meninggalkan perumahan kumuh atau gubuk reot mereka karena pekerjaan yang tersedia tidak memberikan uang yang cukup untuk pindah rumah.

Saya tidak mengatakan bahwa saya tahu bagaimana memperbaiki sistem kesejahteraan, tetapi saya tahu bahwa sebagai pengikut Kristus, kita harus melakukan jauh lebih banyak daripada yang telah kita lakukan selama ini. Saya bersyukur karena semakin banyak gereja saat ini yang menjangkau daerah miskin dengan pelayanan Injil yang juga mencakup penyediaan makanan, pakaian, tempat tinggal, latihan keterampilan, dan bahkan lapangan pekerjaan.

Sebagai individu, seharusnya kita juga turut ambil bagian bersama-sama dengan orang-orang yang memunyai visi di bidang ini. Tetapi sebelum dapat melakukannya secara efektif, kita harus meminta Tuhan untuk mengubah sikap jijik kita menjadi belas kasihan (Amsal 19:17; 28:27). Setelah itu barulah kita dapat membuka hati dan tangan kita bagi mereka yang membutuhkan pertolongan. [HVL]

Give as `twas given to you in your need,
Love as the Master loved you;
Be to the helpless a helper indeed,
Unto your mission be true. --Wilson

BELAS KASIHAN ADALAH KASIH YANG DIPRAKTIKKAN

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
<A HREF="http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/1998/08/11/">e-Renungan Harian, Edisi 11 Agustus 1998</A>