Budak Dosa

Edisi C3I: e-Konsel 346 - Bentuk-Bentuk Perbudakan

Diringkas oleh: S. Setyawati

Perbudakan yang terjadi pada masa lalu rupanya masih berlaku sampai saat ini. Menurut Wikipedia, diperkirakan ada 25 juta orang di seluruh dunia yang terlibat praktik perbudakan. Kebanyakan adalah orang-orang miskin di Asia yang menjadi budak agar dapat melunasi utang-utang keluarga mereka. Seluruh anggota keluarga dipaksa bekerja sebagai budak para rentenir dan tuan tanah. Bahkan, anak-anak pun dipaksa bekerja sebagai buruh atau penjaja seks komersial.

Selain perbudakan fisik, ada juga perbudakan yang bersifat abstrak, yang dilakukan oleh "musuh yang tidak terlihat" dan yang telah menjerat sebagian besar manusia -- perbudakan rohani dan moral. Manusia telah jatuh dalam dosa dan tidak ada seorang pun yang benar (Mazmur 14:3 dan Roma 3:10). Akibat dosa, manusia tercela di mata Allah (Kejadian 6:5-6) dan mengalami kebobrokan rohani dan moral (Roma 5:12).

Pada dasarnya, perbudakan merupakan kondisi yang dihasilkan oleh besarnya tingkat kontrol seseorang atau kebiasaan terhadap hidup orang lain. Perbudakan dapat membentuk karakter, kepribadian, dan tingkah laku seseorang. Perbudakan sering kali membuat kita tenggelam dalam rawa dosa dan ketidakbenaran.

Orang-orang 'terhilang' menundukkan diri pada berbagai bentuk perbudakan dosa. Seperti yang dicontohkan Petrus dalam 2 Petrus 2:19, "Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu."

Tuhan menjadikan manusia sebagai makhluk merdeka yang bertanggung jawab secara rohani dan moral hanya kepada Sang Pencipta. Untuk itu, manusia harus menggunakan kehendak bebasnya untuk mengejar kekudusan dan kreativitas yang tinggi. Segala bentuk kontrol lain yang berbeda dari perintah Allah, yang dibiarkan menguasai seseorang, akan merugikan dan meningkatkan perbudakan terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Dengan cara ini, banyak orang menjadi budak rohani dan moral bagi Iblis, yang adalah musuh dan penyesat besar bagi manusia.

Perbudakan Rohani

Jutaan orang menjadi budak agama-agama palsu. Itu semua adalah hasil tipu daya Iblis. Ketika seseorang memberikan persembahan kepada berhala, ia tidak menyadari bahwa sebenarnya ia telah menjadi budak Iblis (1 Korintus 10:19-20).

Perbudakan rohani dapat mendorong seseorang kepada hal-hal yang sangat ekstrem, misalnya bersedia mengorbankan hidup demi si berhala atau bahkan merusak diri sendiri. Selain itu, Iblis juga memunculkan agama palsu untuk membutakan mata rohani banyak orang dan mencegah mereka menerima Injil Yesus Kristus, sekalipun mereka memiliki akses ke sana (2 Korintus 4:3-4).

Tuhan Yesus sudah datang untuk membebaskan manusia dari bentuk perhambaan yang intimidatif ini. Sayangnya, perhambaan rohani tidak selalu berakhir bersamaan dengan keputusan untuk bertobat. Itulah sebabnya, banyak orang masih menjadi budak dari bentuk-bentuk agama Kristen yang palsu. Mereka menjadi penganut sejumlah besar sekte dan menghalalkan segala cara untuk mempertahankan doktrin mereka yang telah memutarbalikkan kebenaran Firman.

Penyembahan berhala

Ada juga orang-orang Kristen sesat yang tidak hidup di bawah kasih karunia dan kemerdekaan Kristus, tetapi di bawah Hukum Taurat. Mereka berusaha menyelidiki hukum-hukum Perjanjian Lama dan menundukkan diri pada sistem yang tidak memiliki nilai keselamatan. Mereka tidak menikmati kemerdekaan rohani karena mereka adalah budak Hukum Taurat. Dengan demikian, mereka berada di bawah kutuk, bukan kasih karunia Kristus (Galatia 2:21 dan Galatia 3:10-13).

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda masih menjadi budak agama legalitas? Jika ya, mari datang kepada Salib untuk mendapatkan pembebasan dan berdirilah teguh dalam kemerdekaan yang diberikan Yesus Kristus. Selanjutnya, jadilah anak-anak Tuhan yang taat dan tidak merugikan orang lain. Mintalah kepada Tuhan untuk membersihkan dan memenuhi kita dengan kasih Kristus (Roma 5:5).

Perbudakan Moral

Perbudakan rohani tentu saja memberi dampak pada perhambaan moral. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, manusia menjadi 'rusak' dan cenderung memiliki pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan yang jahat, yang berpotensi mencemari dan menghancurkan seluruh kehidupan mereka (Baca Mazmur 51:5, Markus 7:21-23, dan Yakobus 1:14-15).

Iblis akan terus berusaha menarik manusia pada perusakan diri, dan mengirimkan pencobaan. Setelah itu, ia menggiring manusia untuk menerima pikiran-pikiran yang berdosa dan secara perlahan, pikiran-pikiran dosa itu akan memengaruhi kepribadian, nilai-nilai, dan perilakunya. Lalu, dosa menjadi benteng kejahatan dan menjatuhkan manusia sehingga manusia menjadi budak dosa yang tidak berdaya. Lama-kelamaan, dosa mengikatnya sehingga ia sulit untuk melawan godaan dosa yang menghampirinya.

Penyembahan Berhala

Ketika dosa memegang kendali atas seseorang, dosa menjadi bentuk penyembahan berhala bagi orang itu. Ia sujud menyembah berhala itu dan melayaninya siang dan malam (Kolose 3:5-7).

Sifat-sifat jahat dan tindakan-tindakan amoral merupakan ciri Setan (2 Korintus 4:4). Jadi, ketika kita membiarkan dosa menguasai hati dan menentukan arah hidup kita, kita adalah penyembah berhala (Yakobus 3:14-16). Ketika kita diselamatkan, kita dibebaskan dari perbudakan dosa dan penyembahan berhala secara rohani dan moral.

Dosa Seksual

Tiga dosa pertama yang disebutkan Tuhan Yesus dalam Markus 7:21-23 adalah pikiran jahat, percabulan, dan perzinaan. Hati kebanyakan orang telah dipenuhi oleh pikiran-pikiran kotor, yang sering kali dirangsang oleh pornografi dan percakapan mesum. Pornografi di internet dan foto-foto porno memainkan peranan besar dalam meracuni pikiran. Hal ini meningkatkan hubungan seksual yang tidak tepat, yang selanjutnya menjadi gaya hidup, dan bentuk perbudakan moral terhadap dosa.

Dosa Ekonomi

Dosa moral lain yang menuntun pada perbudakan dan penyembahan berhala adalah cinta uang. Nama penyembahan berhala ini adalah mamon (Matius 6:24). Pengejaran uang yang tidak wajar mengakibatkan dampak yang merusak dalam kehidupan seseorang (1 Timotius 6:9). Karena cinta uang, banyak orang terperangkap dalam praktik judi. Akhirnya, kehidupan dan keuangan mereka hancur. Dosa-dosa lain yang terkait dengan uang adalah korupsi, pencurian, dan penyuapan. Dosa yang terus dilakukan, selanjutnya menjadi kebiasaan dan benar-benar mengontrol korbannya.

Kecanduan terhadap Minuman Keras dan Obat-Obatan

Awalnya, seseorang mungkin hanya ingin mencoba. Selanjutnya, ia ingin melakukan lagi dan lagi dan lagi. Obat-obatan yang dikonsumsi pun semakin variatif, mulai dari tembakau, ganja, dan berbagai jenis obat-obatan lainnya. Seiring berjalannya waktu, kecanduan ini akan menjadi semakin parah. Saat seseorang membiarkan dirinya dikontrol obat-obatan, ia telah diperbudak oleh obat-obatan itu (2 Petrus 2:19). Hal-hal tersebut harus dilawan (Efesus 5:11).

Menghujat, Menyumpahi, dan Ledakan Amarah

Natur dosa manusia yang lain adalah menyumpahi dan menghujat nama Allah. Mereka digolongkan sebagai antikristus (Wahyu 13:6). Ini merupakan kebiasaan yang mengikat sehingga bisa kecanduan. Kebiasaan ini harus diakui dan ditinggalkan, sama seperti dosa-dosa yang lain (Kolose 3:8). Seseorang menyumpahi orang lain biasanya karena emosi yang tidak terkontrol, ledakan amarah, dan balas dendam. Oleh karena itu, sifat yang memicu untuk menghujat dan mengutuk harus dihancurkan (Efesus 4:31).

Kekerasan

Karena Iblis adalah penindas dan pembunuh, ia membujuk para pengikutnya untuk menjadi sama seperti dirinya yang kejam. Perselisihan dan peperangan adalah senjata Iblis untuk memecah belah dan mengalahkan manusia (Yakobus 4:1-2). Orang-orang Kristen seharusnya tidak terlibat dalam perang, terlepas dari mempertahankan dan melindungi kepentingan, harta kekayaan, dan hidup mereka sendiri karena "tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya" (1 Yohanes 3:15).

Berbohong

Semua kebiasaan dosa, termasuk kebiasaan berbohong, mengikat manusia menjadi pengikut Iblis yang adalah bapa segala dusta (Yohanes 8:44). Begitulah agama-agama palsu di dunia, semua berdasarkan kebohongan dan membujuk orang untuk menyembah berhala. Setan adalah sumber segala kebohongan, sedangkan Allah adalah sumber seluruh kebenaran. Firman-Nya adalah kebenaran dan Roh-Nya rindu memimpin kita kepada seluruh kebenaran (Yohanes 14:6, 16:13, 17:17). Kebohongan adalah bentuk dari kehidupan lama yang rusak. Jadi, jika kita masih berbohong, ini berarti kita memberi tempat bagi si Iblis (Kolose 3:9-10).

Kuasa Emosi Negatif yang Mengikat

Iblis juga bisa mengendalikan manusia, menyeretnya ke dalam keputusasaan, dan menghancurkan imannya melalui pikiran gelap dari emosi negatifnya. Salah satu emosi negatif itu adalah rasa takut -- takut kepada kematian, keadaan yang sulit, masa depan yang belum tentu, orang lain, kuasa jahat, dan penghakiman Allah yang akan datang. Padahal, rasa takut bertolak belakang dengan iman. Jadi, jika kita takut, berarti kita tidak beriman. Apakah Anda adalah budak ketakutan? Ingatlah, Tuhan Yesus telah mengalahkan Iblis yang berkuasa atas kematian. Kita telah dibebaskan dari rasa takut (Ibrani 2:14-15), kita tidak diberi roh ketakutan, tetapi Roh yang menjadikan kita anak Allah (Roma 8:15).

Rasa takut juga menyebabkan timbulnya kekhawatiran, kecemasan, dan depresi. Untuk itu, kita harus menjaga hati agar tidak dikuasai rasa takut (Lukas 21:34, MILT). Kekhawatiran dunia dan dosa-dosa lain seperti kemabukan, memberikan beban rohani di atas pundak Anda, yang akan menarik Anda ke dalam lubang keputusasaan jika Anda tidak mengatasinya (Ibrani 12:1-2).

Pembebasan dari Perbudakan

Yesus Kristus adalah Pembebas kita. Ia melepaskan kita dari segala bentuk dosa (Yohanes 8:36). Dia datang ke dunia sebagai Penebus untuk melepaskan ikatan perbudakan kita. Setelah dibebaskan, kita harus memastikan bahwa kita tidak lagi menerima kuk perbudakan (Galatia 5:1, bdk. Galatia 4:9-11; 5:2-4).

Tuhan Yesus sudah membebaskan kita dari ikatan dosa. Jika kita masih menjadi budak kebiasaan adiktif, hal itu bukan karena darah Kristus tidak dapat menyucikan kita (1 Yohanes 1:7), tetapi karena kita tidak mau mengakui dan meninggalkan dosa-dosa kita (Amsal 28:13).

Ketika kita mengikuti dan melayani Tuhan Yesus, kita harus memastikan bahwa Dia adalah Kasih yang terutama dan terbesar dalam hidup kita (Matius 10:37). Orang yang paling Anda kasihi, juga akan memengaruhi nilai-nilai dan watak dalam hidup Anda. Itulah sebabnya, kita harus tetap mengutamakan Allah. Hanya Yesus Kristus yang dapat menjadi Teladan sempurna dan dapat mengampuni dosa-dosa kita serta mengubah karakter kita menjadi serupa dengan-Nya (1 Korintus 7:23 dan Galatia 4:19).

Pada zaman Alkitab ditulis, ada orang-orang yang menyerah pada tekanan orang tua dan tidak mau bertobat. Mereka secara turun-temurun menjadi budak agama palsu dan budak Iblis -- bapa segala dusta (Yohanes 8:44).

Puji Tuhan! Tuhan Yesus datang untuk membebaskan kita dan memutuskan ikatan perbudakan moral dan rohani yang mengekang kita. Dia datang ke dunia "untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara" (Yesaya 61:1).

Sebagai orang berdosa, kita harus datang kepada Allah. Kita perlu menguji diri, apakah kita benar-benar beriman dan memiliki kesaksian tentang pembebasan dari dosa (1 Korintus 6:9-11). Ingatlah bahwa orang yang berkompromi dengan dosa, tidak akan mewarisi Kerajaan Surga, sekalipun ia sudah menjadi anggota jemaat (Efesus 5:5-6).

Jika masih ada benteng dosa dalam hidup Anda, ambillah senjata Roh dan berperanglah melawan Iblis (2 Korintus 10:3-5). Waspadalah karena semua dosa dimulai dengan pikiran yang jahat dan diakhiri dengan dosa yang menguasai hidup kita. Awalnya, hanya memikirkan kemungkinan adanya dosa, lalu membenarkan perbuatan yang disengaja, membuat rencana untuk melakukannya, dan akhirnya menjadi budak dosa.

Akibat dosa, manusia tercela di mata Allah.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Pertama-tama, identifikasilah benteng dosa dalam hidup Anda. Apakah Anda budak minuman keras, obat-obatan, tabiat yang buruk, tindak kekerasan, uang, judi, perkataan kotor, kekerasan seksual, atau emosi buruk seperti ketidakpercayaan, keraguan, keputusasaan, atau korban agama palsu? Jika ya, ambillah senjata terang dan teruslah berjuang sampai menang. Pakailah senjata iman, darah Anak Domba, pedang Roh (janji-janji dalam firman Tuhan), doa, dan kesaksian kita.

Setelah menerima pembebasan iman, ceritakanlah hal itu dan muliakan Tuhan atas karya kasih karunia-Nya. Ini akan menguatkan iman dan memotivasi kita untuk berdiri teguh dalam kemerdekaan melalui Yesus Kristus (2 Korintus 5:17).

Setelah itu, jangkaulah orang-orang yang tidak percaya yang masih menjadi budak dosa. "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang ...." (Wahyu 21:8) Melalui kesaksian kita, banyak dari mereka dapat dibebaskan dari perbudakan dosa sehingga mereka berpindah dari kerajaan kegelapan menuju terang Kerajaan Kristus yang ajaib (Kolose 1:13 dan 1 Petrus 2:9). (t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs : bibleguidance
Alamat URL : https://www.bibleguidance.co.za/Engarticles/Slavery.htm
Judul asli artikel : Slaves of Sin
Penulis : Prof. Johan Malan
Tanggal akses : 23 Juli 2013