Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Pelayanan dan Arti Hidup

Apakah ada keharusan untuk melayani Tuhan? Apakah tanpa pelayanan manusia (umat kristen) di bumi maka rencana dan kehendak Allah tidak akan terwujud? Bukankah Allah yang mahakuasa dapat melakukan segala sesuatu yang la kehendaki tanpa kita? Jika benar Allah dapat bekerja sendiri tanpa bantuan manusia, mengapa Allah mau memakai kita untuk menjadi pelayan-Nya, sekaligus sebagai rekan sekerja Allah?

Pada suatu malam, seorang hamba Tuhan sedang mempersiapkan sebuah makalah untuk sebuah seminar yang akan dipimpin olehnya. Ketika jari-jari sang hamba Tuhan ini menekan tombol - tombol keyboard, tiba-tiba datanglah anaknya menghampiri dan berkata,"Papa sedang apa?" sang ayah menjawab,"Papa sedang mengetik untuk mempersiapkan sebuah makalah anakku". "Bolehkah aku membantu papa menyelesaikan tugas papa?"pinta anaknya. Sang ayah berpikir dan bertanya-tanya dalam hati "Apa mungkin anak sekecil ini bisa membantu saya menyelesaikan makalah ini, tapi aku tidak ingin mengecewakanmu anakku dan aku mau menghargai niatmu anakku'". Lalu sang ayah berkata," Mari, kemari anakku, bantu papa menekan tombol enter, jika papa menyuruh kamu untuk menekannya." "Ya papa, aku mengerti!"jawab si anak. Dalam proses penyelesaian makalah tersebut, seringkali ternyata si anak sering menekan tombol enter 2 kali, sehingga papanya harus melakukan koreksi terhadap makalahnya. Dan akhirnya selesai juga makalah yang harus dikerjakan. Si anak sangat gembira dan hal itu terungkap dalam ekspresinya. Ia merasa dirinya bernilai dan beharga karena telah membantu ayahnya dalam menyelesaikan pekerjaan ayahnya tersebut.

Mari kita merenung sejenak akan kisah nyata diatas. Sebenarnya tanpa kehadiran si anak, sang ayah seorang diri dapat saja menyelesaikan pekerjaan membuat makalah tersebut, dan dapat disimpulkan pula bahwa mungkin tanpa kehadiran anaknya, sang ayah dapat lebih cepat menyelesaikan makalahnya, karena seringkali anaknya melakukan kesalahan pada saat membantu ayahnya dengan menekan tornbol enter 2 kali. Dan sebagai akibatnya sang ayah harus melakukan pengkoreksian berkali-kali Begitu pula jawaban atas pertanyaan-pertnyaan pada alenia pertama tadi. Sesungguhnva tanpa kitapun, Allah sanggup menyelesaikan apa yang menjadi rencana dan kehendak-Nya, atau bahkan mungkin, seringkali pelayanan yang kita lakukan, malah memperlambat pekerjaan-Nya atau yang lebih dari itu, pelayanan kita menjadi batu sandungan bagi orang lain sehingga kita mempermalukan Tuhan yang kita layani. Jadi mengapa Allah mau menjadikan kita pelayan dan sekaligus rekan sekerja-Nya? Bukankah kita ini adalah "sampah" yang tidak berguna dan makhluk yang seringkali "memberontak". Jawabannya hanya satu: Allah mau mengikutsertakan kita dalam pekerjaan-Nya supaya kita memiliki arti dan nilai dalam hidup ini. Seperti si anak dalam kejadian diatas yang sangat gembira dan merasa dirinya beharga dan bernilai dimata ayahnya karena telah membantu ayahnya dengan menekan tombol enter. Demikian halnya Allah memperlakukan kita untuk turut serta dalam pekerjaan dan rencana-Nya, supaya kita memiliki hidup yang beharga dan bernilai. Kita akan memiliki arti dan makna dalam hidup yang Tuhan berikan ini, jika kita memandang apapun yang kita kerjakan di dunia ini seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Manusia dan gereja sebagai institusi memang seringkali mengecewakan, tetapi tidak pernah begitu dengan Allah, Ia senantiasa memegang apa yang sudah dijanjikan-Nya bagi setiap orang yang percaya dan takut akan Allah.

Tidak ada keharusan dalam melayani, tapi adalah ANEH, jika kita sebagai orang yang telah ditebus dari belenggu dosa, tidak melayani-Nya. Pelayanan adalah RESPON akan kasih Allah yang begitu besar. Sama seperti seorang yang telah menolong saudara, maka , RESPON saudara sapatutnya adalah mengucapkan terima kasih, demikianlah Allah begitu mengasihi kita dan sepatutnyalah kita mengasihi-Nya dan mengasihi sesama melalui pelayanan yang Tuhan percayakan untuk kita dijalani. Maukah kita mengembangkan bakat, talenta dan karunia yang Tuhan berikan untuk ikut serta menggenapi apa yang menjadi rencana dan kehendak-Nya? Maukah kita sebagai anak Allah, membuat bangga Sang Bapa? Biarlah segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bags Tuhan. (RM)

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buletin : Shinning Star, Tahun V/No. 50/Edisi Juli 20013
Penulis artikel : Tidak Dicantumkan
Halaman : 37 - 38

Komentar