Bagian A: Bunuh Diri
Bunuh Diri
Latar Belakang
Seorang yang berusaha membunuh diri merasa bahwa dia telah menghabiskan
semua pilihannya. Hidup tak berarti, tak bertujuan, tak ada masa depan,
jadi untuk apa mempertahankan hidup yang penuh dengan kemalangan,
kepedihan, ketiadaan harapan dan kemuraman? Karena dirasuki oleh perasaan
bahwa tak mungkin lagi mengalami perbaikan, dia hanyut oleh perasaan putus
asa, disertai keyakinan, kematianlah jalan keluar satu-satunya.
Orang sedemikian menjadi korban dari kemuraman, tersiksa oleh perasaan
tidak layak, berdosa dan gagal, perasaan bersalah yang dalam dan keinginan
untuk dihukum. Banyak hal bisa membentuk keadaan muram orang tadi yang
mendorongnya untuk membunuh diri: kemarahan, iri, cemburu, takut, rasa
bersalah, rasa kasihan diri, penyimpangan seks, penyalahgunaan obat,
alkohol, dan lain sebagainya. Pembimbing perlu jelas bahwa akar penyebab
yang membawanya kepada krisis tadi sangatlah dalam dan mungkin sudah
berkembang lama. Banyak di antaranya yang berasal dari masa kanak-kanaknya
dan karena itu membutuhkan suatu bimbingan profesional oleh para psikolog
atau psikiater Kristen dalam jangka waktu yang cukup lama.
Dalam situasi ini, kami merasa bahwa walaupun tidak semua masalah kita
bersifat rohani, tetapi masalah utama hidup adalah keterpisahan dari Allah
yang hanya dapat diselesaikan melalui hubungan pribadi dengan Yesus
Kristus. Tanpa adanya hubungan demikian dengan Kristus, tak ada jalan
keluar dan pemulihan sejati. Sementara orang tersebut mengalami segala
sesuatu yang terdapat dalam "ciptaan baru di dalam Kristus"
(2Kor 5:17): keampunan, kebebasan dari rasa bersalah dan takut,
kepuasan dan keutuhan diri, orientasi dan motivasi baru, dan sebagainya
-- kekuatan-kekuatan yang melahirkan perubahan radikal sedang bekerja.
Di sinilah kesempatan bagi pembimbing untuk melayani: membimbing orang
tersebut ke dalam hubungan pribadi dengan Yesus Kristus.
Sementara orang mengancam akan membunuh diri, untuk mendapatkan perhatian
dan simpati. Mereka ingin seseorang mendengar kepedihan dan frustrasi
mereka. Sementara orang lainnya sudah melampaui tahap ini dan benar-benar
dirasuki oleh keinginan untuk membinasakan diri.
Wajarlah bila pembimbing merasa tidak mampu menghadapi tantangan seperti
ini; namun demikian, anda harus berusaha membantu, sambil mengingat bahwa
sumber kita adalah Tuhan sendiri. Melalui anda, Dia akan menyatakan kasih
dan kuasa-Nya pada orang itu. Ingat dan bertindaklah sesuai janji Firman
Tuhan bahwa "bagi Allah segala sesuatu mungkin." (Mat 19:26), dan
"apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintakannya kepada Allah ... maka hal itu akan diberikan-Nya kepadanya."
(Yak 1:5).
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Dua Sasaran yang perlu diingat:
- Saksikan Injil yang adalah sumber pengharapan. Hubungan baru dengan
Yesus Kristus akan mengakibatkan perubahan.
- Kumpulkan keterangan tentang orang tersebut untuk membantu tindakan
pertolongan yang akan diambil.
Membimbing calon bunuh diri yang bukan Kristen:
- Berbicara dengan calon bunuh diri menuntut kecakapan dan kesabaran luar
biasa. Bersiaplah untuk mendengar! Silakan orang tersebut berbicara
terus sampai anda mendapatkan gambaran lengkap. Selingi percakapannya
dengan pertanyaan yang membantu mengalirnya percakapan. Jika dia
membuat suatu pernyataan, minta dia menjelaskan lebih lanjut
perasaannya. Atau, tanyakan apa yang membuatnya sampai pada kesimpulan
tertentu. Ucapan anda "Tolong jelaskan," akan sangat membantu.
- Bila percakapannya mengizinkan, hiburlah dia. Nyatakan bahwa dia telah
menemukan tempat yang tepat, sebab kita semua bersahabat dan sedia
mendengar. Nyatakan bahwa Allah dapat memecahkan masalah dan
memperhatikan serta mengasihi dia.
- Jangan meremehkan perasaan atau kesimpulan apa pun yang telah
diungkapkannya tentang dirinya atau masalahnya. Dia harus diberi
kesempatan untuk mencurahkan semua simpanan kemarahan, ketegangan dan
keputusasaannya. Jangan menentang pendapatnya, kecuali ketidaksetujuan
terhadap "pemecahan" masalahnya.
Jika menurut dia, hidup tak berarti, percayai dia! Mungkin dalam
keadaan sedemikian, baginya memang demikian. Jangan berkata, "Ah,
jangan begitu, situasi anda tidak sedemikian gelap," atau "Anda tidak
seburuk yang anda sangka."
- Yakinkan orang tersebut bahwa ada jalan keluar dan harapan bagi
masalah-masalahnya. Jika dia mengizinkan Allah mencampuri hidupnya, Dia
dapat mengampuni semua masa lalunya, dan memperbaiki segala sesuatu
melalui Yesus Kristus. Yesus mengerti penderitaan. Dia difitnah,
diperlakukan tidak adil dan dibunuh. Dia sangat memperhatikan segala
yang menimpa kita. Dia sedemikian mengasihi kita, sampai rela mati
untuk kita. Kristus akan datang di tempat kita berada -- penuh
kebutuhan, berdosa dan putus asa -- untuk mengangkat kita keluar dari
segala kemuraman. Kata-Nya: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu
dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."
Mat 11:20.
- Jelaskan "Damai dengan Allah".
- Jika dia menerima Kristus, yakinkan dia bahwa pengalamannya ini dapat
menjadi pengantar bagi perubahan nyata dalam hidupnya. "Jadi siapa yang
ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang." (2Kor 5:17).
- Katakan padanya bahwa agar perubahan ini terjadi, dia harus mulai
membaca dan mempelajari Alkitab. Tawarkan Hidup dalam Kristus
untuk membantunya memulai.
- Bimbing dia berdoa, sebab berkomunikasi dengan Allah sangat penting
dalam mengusahakan perubahan. Kita dapat mengungkapkan seluruh perasaan
dan masalah kita kepada Allah melalui doa. "Serahkanlah segala
kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."
(1Pet 5:7). Bagikan juga Filipi 4:6. Usulkan dia untuk
mencatat ayat-ayat tadi, agar kelak dapat diperiksanya dengan mudah.
- Dorong dia untuk mencari persahabatan-persahabatan baru dalam suatu
gereja yang mementingkan Alkitab. Keterlibatan tadi akan memberinya
kesempatan untuk beribadah, bersekutu, mempelajari Alkitab dan
melayani, yang semuanya sangat penting dalam usahanya membenarkan pusat
hidupnya.
- Diam-diam, namun sedini mungkin, pembimbing perlu menyimpulkan,
benarkah orang yang dilayaninya calon bunuh diri. Sudahkah ia menelan
obat atau racun? Adakah ia menggenggam senjata yang menurutnya akan
dipakainya?
Sambil percakapan berlangsung, usahakan mendapatkan nama, alamat dan
nomor teleponnya, nama kerabat di wilayahnya dan nama pendeta atau
gereja. Usahakan memperoleh data-data tadi dengan cara sambil lalu,
bersahabat tanpa membangkitkan kecurigaannya.
- Jika anda melayani lewat telepon, tanyakan apakah penyelia anda boleh
menelepon balik padanya. Tanyakan kapan saat yang tepat.
(CATATAN: jika janji telah dibuat, segera sampaikan pada penyelia
anda, supaya tak terlupa).
- Tanyakan apakah dia sedia dikunjungi oleh pendeta, bila itu mungkin.
Jangan berjanji, tapi tegaskan bahwa kita ingin membantu sekuat
kemampuan kita. Mungkin dia mengenal seorang pendeta yang ingin
dihubunginya sendiri. Calon bunuh diri harus sebisa mungkin
ditindaklanjutkan.
- Jika orang yang anda layani belum menyerahkan diri pada Kristus,
kuatkan hatinya sebisa anda. Jelaskan kepadanya bahwa dia bisa
bertindak seperti yang telah anda anjurkan. Pintu untuk bertemu Allah
selalu terbuka lebar. Desak dia untuk menghubungi pendeta untuk
dibimbing. Penting bertindak segera.
Membimbing calon bunuh diri yang Kristen:
Kristen tidak kebal terhadap godaan-godaan dan keinginan untuk membunuh
diri. Dosa yang tidak diselesaikan atau tak diakui, kekecewaan yang dalam,
kematian kekasih, perceraian, kehilangan pekerjaan, penyakit, gangguan
syaraf, dan sebagainya, dapat menimbulkan kemuraman yang cukup parah yang
mendorongnya untuk melakukan percobaan bunuh diri.
- Ingatkan orang Kristen tersebut bahwa Allah mengasihi dan
memperhatikan. "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibr 13:5).
- Ingatkan dia bahwa kita adalah anak-anak Allah. (Kutip
Yohanes 1:12).
- Katakan padanya bahwa Allah masih mengampuni. Bagikan "Mencari
Keampunan dan Pemulihan". Tekankan Amsal 28:13 dan
1Yohanes 1:9. Pengakuan menghasilkan keampunan dan pemulihan
persekutuan.
- Anjurkan dia untuk melihat kepada Allah saja dan bukan kepada masalah
serta keadaan dirinya. (Lihat Mat 14:27-32 dan Ams 3:5,6).
- Jelaskan pentingnya dia masuk ke dalam Firman Tuhan: mendengarkan,
membaca dan mempelajari, merenungkan dan menghafalkannya.
- Jelaskan bahwa doa merupakan sumber yang tak ternilai dan merupakan
bagian hakiki kehidupan Kristen. (Lihat 1Tes 5:17 dan
Fili 4:6,7).
- Ingatkan dia bahwa keterlibatannya dalam suatu gereja yang mementingkan
Firman Tuhan merupakan faktor penting untuk kembali memiliki
keseimbangan emosi. Keterlibatan tersebut memungkinkan dia mendapatkan
persekutuan beribadah dan melayani bersama dengan orang-orang yang
memperhatikan dia.
- Jika percakapan terjadi lewat telepon, tanyakan apakah dia sedia
dilayani oleh penyelia anda. Dengan demikian, orang tersebut dapat
dilayani lanjut. Segera berikan laporan tentang hal tersebut pada
penyelia anda, agar tak terlupakan.
- Berdoalah bersamanya, agar Allah datang padanya dan memenuhi hidupnya
dengan arti hidup, pengharapan dan kepercayaan yang diperbaharui.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
2Korintus 5:17 Matius 14:27-32 |
Matius 11:28 Amsal 3:5,6 |
1Petrus 5:7 1Tesalonika 5:17 |
Filipi 4:6,7 |