Bagian B: Keampunan
Keampunan
Latar Belakang
Salah satu kata terindah dalam perbendaharaan kata manusia, ialah
keampunan. Betapa banyak sakit hati dan kesusahan dapat kita elakkan, jika
kita belajar arti kata tersebut. Pemazmur mengungkapkan sebagian perasaan
yang dialaminya sendiri sesudah dia meminta Allah demikian: "Bersihkanlah
aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!"
(Mazm 51:4). "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,
yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak
diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu." (Mazm 32:1,2).
Tegasnya, keampunan menghapuskan masa lalu dan mengizinkan kita memasuki
kawasan ciptaan baru.
"Keampunan Allah bukan sekedar ucapan sambil lalu; ia merupakan
penghapusan total seluruh kekotoran kita di masa lalu, masa kini dan masa
akan datang. Satu-satunya sebab mengapa dosa-dosa kita dapat dihapus,
ialah karena di Salib, Yesus Kristus sudah membayar penuh hukuman atas
dosa kita. (Tetapi) hanya jika kita bertelut di bawah kaki Salib, dalam
kehancuran hati, pengakuan dan pertobatan, kita dapat memperoleh
keampunan."
Selesai
Dasar Keampunan:
- Akui keberadaan kita dan segala yang sudah kita lakukan (tobat). "Sebab
aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan
dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan
melakukan apa yang Kau anggap jahat." (Mazm 51:5,6).
- Mintalah (pengakuan), "bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop,
maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari
salju! Sembunyikanlah wajahmu terhadap dosaku, hapuskanlah segala
kesalahanku." (Mazm 51:9,11).
Akibat-akibat Keampunan:
- Pendamaian. Waktu Allah mengampuni, segera terjadi perubahan hubungan
yang menyeluruh. Dari permusuhan, menjadi kasih dan penerimaan. Dari
perseteruan, menjadi persahabatan. "Allah mendamaikan dunia dengan
diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka."
(2Kor 5:19).
- Penyucian. Hakekat keampunan ialah pemulihan kita ke posisi semula di
hadapan Allah. "Bersihkan aku daripada dosaku . . . maka aku menjadi
tahir." (Mazm 51:9) (Lihat juga 1Yoh 1:9; Rom 4:7).
Aspek penyucian lainnya ialah Allah melupakan dosa kita ketika Dia
mengampuni. "Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan
mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." (Ibr 8:12)
(Lihat juga Mazm 103:12; Yes 38:17).
- Pengampunan. Keampunan menyebabkan Allah membatalkan tuduhan-tuduhan-Nya
atas kita. Dia tidak akan lagi menghukum karena dosa-dosa kita. Yesus
berkata kepada perempuan yang tertangkap berzinah itu, " . . . Akupun
tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai
dari sekarang" (Yoh 8:11; Lihat juga Rom 8:1).
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Kita perlu memikirkan tiga hal: keampunan dari Allah, mengampuni orang
yang bersalah pada kita, dan mengampuni diri sendiri dengan menanggalkan
masa lalu kita di belakang kita.
Untuk yang Bukan Kristen:
- Yakinkan dia bahwa Allah mengerti dosa dan tahu bagaimana mengurusnya.
Dia mengampuni dosa. Dan orang itupun dapat mengenal kesukaan
pengampunan.
- Jelaskan "Damai dengan Allah", di 17750. Tekankan akibat-akibat
keampunan dari Latar Belakang.
- Jelaskan "Kepastian Keselamatan", .
CATATAN: Jika dia memaksakan pendapatnya bahwa dia tidak dapat
diampuni, karena sudah melakukan dosa tak berampun, lihatlah pembahasan
tentang hal tersebut.
- Anjurkan dia untuk mulai membaca dan mempelajari Firman Tuhan. Ini akan
banyak membantu meyakinkannya tentang keampunan. (Lihat Yoh 3:19).
Anjurkan dia membaca Hidup dalam Kristus yang akan
membantunya untuk memulai mempelajari Alkitab.
- Dorong dia mencari persekutuan dengan kelompok Kristen Alkitabiah.
Suatu gereja yang baik akan menyediakan pengajaran Alkitab, ibadah
dan kesempatan-kesempatan untuk melayani dan bersaksi.
- Desak dia untuk berdoa, lakukan pengakuan dosa tiap hari
(1Yoh 1:9) sebagai syarat keampunan dan pembaharuan.
- Berdoalah bersamanya untuk mendapat pengertian penuh tentang hubungan
barunya dan konsekuensi-konsekuensinya.
Untuk Kristen yang mendendam:
- Tunjukkan bahwa sikapnya salah. Pertama dia harus mengurus dirinya
sendiri dulu, mengakui dendam dan kebenciannya kepada Allah sebagai
dosa.
- Anjurkan dia untuk mengampuni mereka yang telah melukai hatinya.
Mungkin akan susah, tetapi tidak ada pilihan lain: Allah
memerintahkannya! "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, ampunilah
seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap
yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat
jugalah demikian." (Kol 3:13). Anda sendiri tidak layak
menerima keampunan. Kadang-kadang orang yang paling tidak pantas untuk
diampunilah yang paling membutuhkannya! Mengampuni seperti yang Tuhan
buat, berarti melupakan. Inipun mungkin susah dan perlu waktu.
Kecurigaan dan ketidakpercayaan akan tersisa, tetapi Allah dapat merubah
sikap kita. Jawab Yesus bahwa Petrus harus mengampuni "tujuh puluh kali
tujuh kali", mengandung pengertian bahwa kita harus selalu sedia bahkan
suka untuk mengampuni. Pengampunan ini tidak boleh setengah hati, tetapi
harus sepenuh hati. (Lihat Mat 18:21-35).
- Nasihatkan orang yang anda layani untuk mengusahakan perbaikan hubungan
dalam semangat Kolose 3:13. Mungkin sekali ini mengandung resiko
berat (Mat 5:41), tetapi mungkin perlu untuk memperbaiki
hubungannya. Injil selalu memotong arus reaksi dan kelakuan manusia.
Sampai salah seorang bersedia memprakarsai pengampunan dan pemulihan,
hubungan yang putus itu akan tetap berlangsung.
Untuk Kristen yang tak dapat mengampuni diri sendiri:
- Tanyakan apakah dia sungguh sudah bertobat dan mengakui segala dosanya
secara terus terang kepada Allah.
Jika ya, sampaikan "Keampunan dan Pemulihan", 17753, sambil
menekankan 1Yohanes 1:9.
Jika sudah melakukan hal tadi namun kecemasannya masih berlangsung,
tunjukkan bahwa dia tidak beriman. Jika Allah telah mengampuni dia
karena pengakuannya (1Yoh 1:9), maka keraguannya adalah salah.
Dia harus memegang apa yang Allah katakan!
Ceritakan kesaksian Daud di Mazmur 32:1,2: "Berbahagialah orang
yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah
manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak
berjiwa penipu ! "
Mungkin sikapnya itu bercampur dengan kerendahan hati yang palsu.
Penghukuman diri sering membuat orang merasa lebih baik, sedang
sementara yang lainnya senang mengorek-ngorek masa lalu. Beginilah
semangat ahli Taurat dan orang Farisi: "Demikian jugalah kamu, . . .
tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh
kemunafikan dan kedurjanaan." (Mat 23:28).
- Jika dia sungguh bertobat, anjurkan dia untuk melihat dirinya seperti
Allah melihat dia, suatu ciptaan baru dalam Kristus Yesus (lihat
2Kor 15:17). Allah tahu dosa, dan tahu bagaimana mengurusnya.
Dia akan mengampuni dosa-dosa kita jika kita memenuhi syarat-syaratnya
bagi keampunan: pertobatan dan pengakuan. Lakukanlah hikmat Paulus ini:
"Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada
apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh
hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."
(Fili 3:13,14).