Bagian C: Perceraian: Sesudah Lama Menikah
Perceraian: Sesudah Lama Menikah
Latar Belakang
Sulit sekali mengungkapkan perasaan terpukul, terluka, bingung, hampa,
marah, terbuang, terasing dan kehilangan harga diri yang dirasakan oleh
seseorang yang ditinggal atau diceraikan pasangannya, sesudah lama hidup
dalam pernikahan. Orang itu akan bertanya-tanya:
Dapatkah hal ini menimpa diriku? Bagaimana mungkin, dia melakukan ini
kepadaku? Apa kesalahanku? Seharusnya aku bertindak bagaimana? Lalu, yang
terpenting, sekarang aku harus berbuat apa?
Di balik luka yang mendalam itu, orang yang bersangkutan harus menyadari
bahwa hidup sedang berlangsung terus. Kenyataan perceraian harus
diterimanya; sekarang dia seorang diri kembali dan harus menghadapi masa
depan dalam keadaan demikian. Adalah sia-sia, berusaha mengorek-ngorek
masa lalu atau mengulang kembali yang sudah lewat. Kenyataan tidak akan
berubah oleh pertanyaan-pertanyaan yang menyiksa diri. Andai kata bisa
mengulang pun, kemungkinan besar dia tidak akan dapat merubahnya. Jika dia
membutuhkan pertolongan seorang ahli dalam masa transisi itu, sebaiknya
dia menghubungi seorang pendeta atau psikolog atau psikiater Kristen yang
dapat menangani masalahnya dalam terang Alkitab.
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
- Kuatkan hatinya dengan menunjukkan sikap kasih dan pengertian. Perasaan
terluka, hampa dan terbuang dalam dirinya, mungkin sangat dalam.
- Jadilah pendengar yang baik. Berusahalah lebih dahulu memperoleh
gambaran lengkap sebelum memberi komentar atau jalan keluar.
Kadang-kadang kita terlalu tergesa menanggapi, padahal lebih tepat kita
bertanya untuk mengembangkan percakapannya.
- Bila anda merasa memiliki pengertian tepat, yakinkan dia dengan
dukungan Alkitab yang tertera di bagian akhir bagian ini. Tegaskan
bahwa Allah mengasihi dia dan memperhatikan apa yang dialaminya. Yesus
mengenal arti kesedihan dan kedukaan. "Ia dihina dan dihindari orang."
(Yes 53:3). Tanyakan apakah dia sudah menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Jelaskan "Damai dengan
Allah",.
- Desak dia untuk membaca dan mempelajari Alkitab. Dengan ini, dia akan
mendapat sudut pandang dan pengertian yang tepat sementara dia berusaha
menyesuaikan diri dengan cara hidup baru dan bertumbuh dalam Tuhan.
- Nasihatkan dia untuk berdoa tiap hari. "Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai
sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7).
- Anjurkan dia untuk melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan
Alkitab. Dalam gereja ada kelompok-kelompok persekutuan yang akrab
yang dapat membantunya membagikan pengalaman, bertumbuh dan melayani.
- Berdoalah dengannya, agar Tuhan menolong dia dalam waktu transisi yang
sulit, sambil dia berusaha membangun ulang kehidupannya.