Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

buku

Perlunya Mengapresiasi Prestasi Anak

Apresiasi adalah salah satu bentuk tindakan yang perlu diberikan kepada anak-anak, atas apa yang telah mereka lakukan. Mereka sudah berusaha dan melakukan yang bisa mereka lakukan, untuk itu kita sepatutnya menghargai jerih lelah mereka. Seperti apakah pendapat Sahabat e-Konsel tentang mengapresiasi prestasi anak? Silakan simak penuturan para Sahabat yang tergabung dalam Facebook e-Konsel berikut ini.

e-Konsel: "Mengapa kita perlu mengapresiasi prestasi anak? Cara apa yang bisa kita lakukan untuk mengapresiasi prestasi anak?"

Komentar

Theresia S. Setyawati: Supaya anak bisa semakin termotivasi untuk rajin belajar.

e-Konsel: @ Theresia: Betul, banyak anak merasa dihargai dengan adanya apresiasi dari orang tua/orang lain. ... baca selengkapnya »

Sikap Mengharap yang Berlebih Atas Prestasi Sekolah Anak

Diringkas oleh: Sri Setyawati

Bila kita berbicara mengenai prestasi sekolah anak, tidaklah semudah yang kita bayangkan. Untuk itu, sebaiknya kita jangan terlampau cepat mengatakan bahwa anak kita adalah anak yang kurang mampu mengikuti pelajaran atau anak bodoh, jika anak kita menampilkan prestasi yang buruk di sekolah. Banyak faktor yang memengaruhi prestasi sekolah anak. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari diri anak sendiri atau bisa juga dari luar diri anak. Faktor dari diri anak misalnya kecerdasan, kepribadian, dan motivasi/hasrat untuk berprestasi. Sementara faktor dari luar meliputi lingkungan sekolah (guru, teman, situasi belajar), rumah (hubungan anak dengan orang tua dan saudara), dan masyarakat. Namun, di antara faktor-faktor tersebut, orang tua menempati peranan yang terbesar dalam banyak hal. Orang tua adalah tokoh penting dalam kehidupan seorang anak. Jadi, tidaklah mengherankan apabila orang tua memberikan pengaruh yang luas terhadap diri anak, terutama dalam perkembangan kepribadian anak. Sikap orang tua, corak hubungan orang tua-anak dan minat, serta perhatian orang tua terhadap sekolah, bisa memengaruhi prestasi anak. ... baca selengkapnya »

Mengapresiasi Prestasi Anak

Salam kasih,

Sahabat Konsel, semua orang tua pasti berharap anaknya kelak akan menjadi orang yang berhasil dalam studi maupun karier. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak orang tua rela mengeluarkan banyak uang untuk mendukung prestasi anak-anak mereka. Sayangnya, orang tua terkadang tidak sadar bahwa dia terlalu berharap lebih kepada anak-anaknya. Hal ini bisa menjadi masalah, karena anak-anaklah yang akan merasa "tidak berguna" jika ternyata kemampuan mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua. Inilah yang justru menghambat anak untuk berprestasi. Simak lebih lanjut tentang sikap orang tua yang berharap lebih di edisi ini. Simak juga kolom Komunitas Konsel yang membahas "Perlunya Mengapresiasi Prestasi Anak". Selamat membaca.

Redaksi Tamu e-Konsel,
Truly Almendo Pasaribu

Konselor Kompeten - Pengantar Konseling Terapi Untuk Pemulihan

Ulasan Buku : Konselor Kompeten - Pengantar Konseling Terapi Untuk Pemulihan
Penulis : Magdalena Tomatala, Ph. D.
Penerbit : YT Leadership Foundation, Jakarta 2000
Ukuran buku : 14 x 21 cm
Tebal : 131 halaman

Menolong Anak Agar Tidak Malas Belajar

Ditulis oleh: Sri Setyawati

"Kenapa sih, kamu ini malas sekali kalau disuruh belajar?" omel seorang ibu. Keluhan semacam ini mungkin pernah Anda ucapkan ketika anak Anda tidak mau belajar. Lalu apa yang Anda lakukan? Menjewer, memukul, menarik dan mendudukkannya ke kursi, serta menungguinya untuk belajar?

Mengapa anak-anak malas belajar? Apa saja yang menyebabkannya? Ada banyak faktor yang menyebabkan anak malas belajar. Secara umum, faktor-faktor tersebut bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian. ... baca selengkapnya »

Menolong Anak yang Malas Belajar

Salam kasih dalam Kristus,

Tidak semua anak memiliki kesadaran yang tinggi untuk belajar. Ada beberapa anak yang begitu sulit untuk diminta belajar. Berbagai alasan mereka gunakan untuk menutupi kemalasan mereka. Bagaimana caranya kita bisa membantu mereka terlepas dari kemalasan untuk belajar? Anda dapat menemukan jawabannya di dalam kolom Cakrawala yang hadir di edisi ini. Sebuah artikel dari TELAGA juga bisa menjadi wacana tersendiri bagi Anda, untuk membantu anak yang malas belajar. Di kolom Ulasan Buku, e-Konsel memperkenalkan buku tulisan Magdalena Tomatala, Ph. D. yang membahas tentang pengantar konseling terapi untuk pemulihan. Kiranya edisi kami ini menjadi berkat bagi Anda.

Tuhan memberkati.
Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >

Kesepian

Edisi C3I: e-Konsel 111 - Mengatasi Kesepian

Saya pernah menyalin kutipan ini, "Kesepian merupakan lubang di dalam jiwa, seorang narapidana tak henti-hentinya mengetuk-ngetuk batu dan menantikan ketukan balasan dengan sia-sia." Demikianlah yang saya rasakan ketika saya kesepian - terasing, tetapi bukan atas kehendak saya, tidak mungkin membuat diri saya didengar, dimengerti, dilihat, diterima, dinilai, atau dikasihi. Secara fisik, kesepian adalah suatu serangan akut dari kerinduan akan sentuhan. Saya rindu sekali untuk dipegang dan dibelai. ... baca selengkapnya »

Menumbuhkan Semangat Belajar Pada Anak

Edisi C3I: e-Konsel 241 - Memotivasi Anak untuk Belajar

Diringkas oleh: Sri Setyawati

Kita sebaiknya memotivasi anak-anak agar suka belajar sejak mereka masih balita, karena pada masa ini anak memiliki keinginan belajar yang sangat kuat. Anak disebut gemar belajar bukan karena dia diharuskan belajar, melainkan karena dia memang suka belajar. Dia sadar benar bahwa itu adalah pilihannya untuk masa depan.

Bagaimana Menumbuhkan Semangat Belajar Anak?

1. Jadikan belajar sebagai hal yang menyenangkan.

Ciptakan suasana belajar yang nyaman bagi anak. Anda perlu memerhatikan pelajaran apa yang paling disukai dan tidak ia sukai. Anda juga bisa mengikutkan anak Anda untuk mengikuti les -- pelajaran tambahan di luar jam sekolah, karena ada beberapa anak suka sekali les tertentu, sehingga mereka tidak sabar menunggu hari les tiba. Setelah anak masuk sekolah, bantulah mereka untuk memunyai jam belajar yang teratur. ... baca selengkapnya »

Mengajar Anak Berdoa Sebelum Belajar

Edisi C3I: e-Konsel 241 - Mengenali Masalah Belajar Anak

Landasan firman Tuhan: Filipi 2:5

Paulus menulis ini pada rekan sekerjanya, Timotius, tentang sifat yang harus kita miliki di dalam Kristus Yesus. Ia berkata, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7) Lukas menggambarkan Yesus ketika masih kecil "makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia." (Lukas 2:52)

Tujuan yang harus kita tunjukkan pada anak kita adalah mereka memunyai pikiran sehat, yang bisa membedakan antara kejahatan dan kebaikan, dan yang ditetapkan oleh Tuhan. Kita harus selalu menunjukkan pada anak- anak kita untuk meraih hikmat, kemampuan untuk berpikir, dan menggunakan rasio dalam situasi apa saja seperti cara berpikir Yesus. ... baca selengkapnya »

Pesan Membangun Sangat Bermanfaat

Pesan membangun adalah pesan yang menyampaikan sesuatu yang baik kepada anak tentang dirinya. Pesan positif ini tidak meningkatkan nilai anak; dia tidak ternilai dalam pandangan mata Tuhan. Pesan membangun tersebut meningkatkan nilai anak Anda dalam pandangannya sendiri, sehingga membuka kemungkinan untuk belajar, bertumbuh, menjadi dewasa, dan mandiri.

Kita perlu membangun anak-anak kita setiap hari. Komentar yang spontan dan tanpa dipikirkan lebih dulu, maupun pernyataan yang direncanakan dan langsung, sama efektifnya. Membangun berarti memberikan lebih banyak penegasan daripada pembetulan. Coba perhatikanlah selama beberapa hari, pada sisi manakah pesan Anda berpengaruh pada anak Anda. Apabila Anda berusaha untuk menyampaikan pesan yang membangun setiap hari, maka itu akan menjadi tanggapan yang spontan. Dengan membangun, menunjukkan bahwa Anda percaya akan kemampuan anak Anda untuk belajar, beruabah, dan bertumbuh. Dengan membangun, menunjukkan bahwa Anda menyadari gambaran macam apakah yang Anda inginkan untuk dimiliki anak Anda tentang dirinya sendiri. Pikiran Anda seperti sebuah komputer. Setiap pesan yang Anda sampaikan kepadanya akan disimpan dalam kelompok data: meremehkan atau membangun. Kelompok data yang paling banyak akan memengaruhi bagaimana anak Anda memandang dan menilai dirinya. Apabila pesan yang membangun biasa terjadi, maka anak Anda tidak akan terpaku karena menjadi korban kesalahan. ... baca selengkapnya »

Komentar


Syndicate content