Wanita dan Depresi

Mengapa kaum wanita lebih rawan merasa cemas atau khawatir sehingga mereka lebih mudah dihinggapi rasa depresi? Langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mengatasi depresi tersebut? Untuk mengetahui jawaban kedua pertanyaan tersebut, silakan menyimak perbincangan Pdt. Dr. Paul Gunadi dengan dua orang penanya berikut ini (T & I).

WANITA DAN DEPRESI

-------
   T: Pada perbincangan kali ini saya ingin menanyakan sikap atau
      keadaan/kondisi dari seorang istri atau wanita pada umumnya.
      Namun karena ini perbincangan keluarga mungkin lebih baik saya
      memfokuskan pada kehidupan istri. Yang kadang-kadang sukar saya
      mengerti, di saat-saat yang tidak terduga itu seorang istri itu
      bisa murung bahkan bisa uring-uringan seolah-olah ada sesuatu
      yang menekan kehidupannya. Tetapi kalau ditanya juga dia sulit
      menerangkan itu. Sebenarnya itu menunjukkan gejala apa, Pak?
 
   J (Paul): OK! Sebelum saya jawab mungkin saya bisa langsung tanya
      kepada Ibu yang ada di sini. Apakah betul begitu, Bu?
 
   I: Ya, benar. Kadang-kadang nggak tahu alasannya kenapa kita itu
      merasa tidak enak, rasanya serba salah gitu. Melihat situasi itu
      mau nggak mau kita itu jadi murung, Pak.
 
   J: Begitu ya, OK! Saya teringat satu ayat yang sudah kita kenal,
      diambil dari Matius 6:25, "Karena itu Aku berkata kepadamu:
      Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan
      atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
      hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada
      makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"

      Memang meskipun Tuhan memberikan ayat ini atau Firman-Nya kepada
      semua manusia, walaupun demikian kita lihat bahwa ternyata wanita
      lebih rawan terhadap kekhawatiran. Jadi kalau kita bicara
      mengenai kemurungan atau secara klinisnya disebut depresi,
      ternyata perempuan lebih mudah menderita depresi dibandingkan
      pria dan bahkan angka perbandingannya itu 2:1. Mengapa perempuan
      itu lebih mudah terkena depresi? Sebab begini, wanita itu lebih
      mudah khawatir dibandingkan pria. Nah kecemasan adalah faktor
      yang benar-benar membawa seseorang akhirnya masuk ke lembah
      depresi. Jadi kecemasan atau dalam bahasa Inggrisnya 'anxiety'
      itu sangat dikaitkan dengan gangguan depresi. Karena wanita itu
      lebih rawan merasa cemas, otomatis wanita itu juga lebih mudah
      dirundung oleh depresi itu sendiri.
 
-------
   T: Atau karena ciri seseorang wanita yang main perasaan ya, Pak?
 
   J: Saya kira itu berpengaruh besar sekali. Tidak bisa tidak,
      kecemasan itu berkaitan sekali dengan perasaan. Unsur cemas
      memang adalah unsur emosi. Jadi karena wanita lebih peka dengan
      emosinya, wanita juga akhirnya lebih juga peka terhadap perasaan-
      perasaan cemasnya. Tapi sebetulnya perbedaan ini atau kerawanan
      wanita terhadap depresi bukan saja dipengaruhi oleh faktor emosi.
 
      Begini, wanita secara kognitif atau cara berpikirnya memang
      memiliki keunikan dan berlainan dengan pria. Jadi wanita itu
      memang cenderung melihat hidup atau peristiwa atau apa yang
      dialaminya dari segi detail. Wanita akhirnya memang cenderung
      melihat lebih banyak, sedangkan pria kita katakan cara
      berpikirnya cenderung global atau tidak detail. Jadi misalkan
      kalau saya gunakan perumpamaan, pria itu akan melihat kebun
      sedangkan wanita akan melihat pohon mangga, akan melihat ada
      bunga mawar, ada bunga anggrek. Nah otomatis bisa disimpulkan
      bahwa orang yang melihat lebih detail, akan juga lebih mudah
      dirundung oleh kekhawatiran karena informasi yang dia miliki
      lebih banyak dan itu akhirnya bisa benar-benar menekan perasaan
      dia. Sedangkan pria kurang begitu peka terhadap yang kecil-kecil
      itu tadi.
 
-------
   T: Kemudian langkah-langkah apa yang harus diambil seorang istri
      kalau mengalami depresi?
 
   J: Begini, saya menganjurkan istri itu mesti mendapatkan kesempatan
      bicara, jadi si suami perlu menyediakan telinga dan waktu untuk
      menerima keluhan-keluhan dari si istri. Nah ini kadangkala sukar
      untuk dilakukan oleh si suami sebab suami akan berkata: "Kenapa
      hal kecil seperti ini engkau pikirkan, kenapa engkau risaukan hal
      yang tidak ada artinya ini, nah salahmu sendiri." Jadi seolah-
      olah si suami ini secara tidak langsung berkata: "Ini akibat
      ulahmu sendiri, engkau ini depresi."
 
      Nah saya kira suami perlu memahami bahwa memang inilah komposisi
      wanita secara jasmani, secara kognitif, secara pikiran, wanita
      itu memang akan lebih dimudahkan menderita gangguan depresi. Nah,
      yang paling tepat dan yang paling penting adalah langkah pertama:
      si istri harus bisa bicara, harus bisa mengeluarkan perasaannya.
      Mungkin Ibu akan bertanya: Bagaimana kalau suaminya nggak mau
      dengarkan? Ya kalau si suami tidak bersedia mendengarkan dan
      kalau bicara dengan suami akhirnya memicu pertengkaran yang lebih
      hebat, saya sarankan istri bicara dengan teman wanita yang
      lainnya, jangan bicara dengan teman pria tapi bicaralah dengan
      teman wanita yang lain atau dengan hamba Tuhan di gereja kita.
      Ceritakan, sebab waktu kita mengeluarkan uneg-uneg itu, sangat
      besar sekali dampaknya bagi yang sedang mengalami himpitan itu.
      Tegangan yang dirasakan sebelumnya akan menurun dan itu akhirnya
      akan menolong wanita untuk berpikir lebih jernih.
 
-------
   I: Atau mungkin juga cara yang lain, misalnya bersekutu dengan
      Tuhan dan membaca Firman Tuhan?
 
   J: Sangat-sangat baik, Bu. Tuhan sendiri pun sudah berkata,
      "Carilah dahulu kerajaan sorga dan kebenaran-Nya maka semuanya
      itu akan ditambahkan kepadamu."
 
      Dengan kata lain wanita tidak boleh terkungkung di dalam
      kelemahannya dengan mengatakan, "Memang saya begini, memang saya
      wanita mudah cemas. Kan kamu sebagai suami juga sudah mengerti
      bahwa wanita ini memang rawan terhadap kecemasan karena lebih
      melihat yang detail dan lebih memandang yang jauh, nah
      seharusnya kamu mengerti saya dong!"
 
      Ya betul suami harus mengerti tapi di pihak lain jangan sampai
      terjebak di dalam kelemahan ini. Wanita juga harus
      mengalahkannya dengan cara yang Ibu katakan tadi, lebih
      menyerahkan semuanya didalam doa, lebih menyerahkan bahwa Tuhan
      itu adalah Tuhan yang perkasa dan bisa membantu kita.
Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
TELAGA - Kaset T008B (e-Konsel Edisi 018)
Penerbit: 
--