Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Kehidupan Yesus
Edisi C3I: e-Konsel 051 - Dekat dengan Allah
Ada keyakinan yang besar bahwa kehidupan Yesus merupakan kehidupan
yang sangat sibuk. Dia sangat sibuk mengajar murid-murid-Nya,
berkhotbah kepada orang banyak, menyembuhkan orang sakit, mengusir
setan-setan, menjawab pertanyaan-pertanyaan dari musuh-musuh maupun
sahabat-sahabat-Nya, dan berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Yesus begitu sibuk dalam berbagai macam aktivitas sehingga
hal itu menyulitkan bagi-Nya untuk bisa menyendiri. Kisah yang
tertulis dalam
"Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan."
Dari kisah tersebut sangatlah jelas bahwa Yesus memiliki kehidupan
yang sangat penuh dengan berbagai macam kegiatan. Sepertinya Ia
tidak pernah atau sulit sekali untuk bisa sendirian, tanpa ada orang
yang mengikuti Dia. Bahkan bagi kita, Ia tampak seperti orang
fanatik yang dipaksa untuk memberitakan Injil dalam segala keadaan
tanpa memikirkan resiko yang dihadapi-Nya. Akan tetapi, kenyataan
atau keadaan yang sebenarnya tidaklah demikian. Semakin dalam kita
mempelajari kitab Injil yang menceritakan tentang kehidupan-Nya,
semakin kita tahu bahwa Yesus bukanlah seorang fanatik yang berusaha
mengerjakan banyak hal yang beraneka macam untuk mencapai suatu
tujuan yang dibebankan pada diri-Nya sendiri. Sebaliknya, segala
sesuatu yang kita ketahui tentang Yesus menunjukkan bahwa Ia hanya
memusatkan perhatian-Nya pada satu hal saja, yaitu untuk melakukan
kehendak Bapa-Nya. Dalam kitab Injil tak ada sesuatu yang lebih
mengesankan daripada ketaatan Yesus yang tulus ikhlas terhadap Bapa-
Nya. Dari perkataan-Nya yang dicatat pertama kali ketika Ia berada
di Bait Allah, "Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku?
Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
(