Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Tips: Konseling Melibatkan Konsele
Edisi C3I: e-Konsel 001 - Visi, Misi, Tujuan C3I
Sebenarnya tidak ada gereja yang dapat menjadi tubuh Kristus yang saling mempedulikan jikalau para pemimpinnya sendiri tidak dapat menjadi model yang baik. Tuhan Yesus adalah satu-satunya model yang sejati. Ia tidak saja berkotbah, tetapi juga menyembuhkan dan memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkannya. Murid- murid-Nya mencontoh hal ini ketika mereka diutus melayani. Kemudian mereka juga memberikan contoh kepada jemaat mula-mula, sehingga sebagai jemaat atau gereja yang baru dibentuk mereka sudah dikenal sebagai gereja atau kumpulan orang-orang percaya yang saling memperdulikan.
Tuhan Yesus dan jemaat mula-mula mempedulikan orang lain dengan beberapa cara:
- mereka menghibur yang susah,
- melayani orang yang sakit,
- memberi makan yang lapar,
- menguatkan yang lesu,
- memberi semangat yang kecewa,
- mendoakan,
- menghargai anak-anak kecil yang lemah,
- mengajar dan mencari yang sesat.
- membimbing orang-orang yang mempunyai masalah mental dan rohani.
Bertahun-tahun, banyak konselor yang profesional terpengaruh oleh ajaran dari Freud. Di ruang konseling, Freud bertemu secara pribadi dengan konselenya. Ia tidak menaruh perhatian kepada keluarga konsele dan orang-orang yang memperdulikan keadaannya, seperti gereja dan sebagainya. Baginya konseling hanya melibatkan konselor dan konsele saja.
Banyak hamba Tuhan yang menolak teori Freud, namun secara praktis telah menerima pandangannya, bahwa konseling harus melibatkan dua orang saja, dan sebaliknya dilakukan dalam kamar praktek. Buku-buku yang mula-mula ditulis Freud dalam konseling tidak melihat pentingnya melibatkan keluarga, suami-istri, bahkan kelompok- kelompok orang-orang lain. Padahal Tuhan Yesus selalu melibatkan orang-orang lain dalam bimbingan dan pelayanan-Nya.