Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Anak dan Uang

Edisi C3I: e-Konsel 66 - Makna Uang bagi Orang Kristen

Mengenalkan arti uang kepada anak sedini mungkin sangatlah penting dalam mendidik anak. Orangtua yang bijaksana akan mencari cara yang tepat untuk mengajarkannya, sehingga anak tidak memiliki konsep yang salah tentang uang. Lalu, bagaimana caranya? Simak perbincangan dengan Pdt. Dr. Paul Gunadi berikut ini! Selamat menyimak!

T :

Kapan sebaiknya konsep tentang uang mulai diajarkan pada anak?

J :

Sesungguhnya, kita perlu mengajarkan mereka tentang uang sejak masih kecil, sewaktu mereka mulai mengerti barang-barang dan mengerti bahwa untuk memperoleh barang-barang tersebut diperlukan uang. Biasanya, ini terjadi pada anak-anak sekitar usia 5-6 tahun tatkala mereka mulai bersekolah. Mereka mulai melihat apa yang dimiliki oleh teman-temannya. Jadi, memang ada perbedaan konsep yang mendasar tentang uang bagi anak-anak yang berusia antara 0-4,5 tahun hingga usia sekitar 10-11 tahun dan anak-anak remaja yang berusia antara 12-18 tahun. Bagi anak-anak kecil, makna uang adalah sebagai sarana untuk mendapatkan keinginannya, sedangkan pada anak-anak remaja uang itu mempunyai dimensi yang berbeda -- uang menjadi lambang atau status sosial ekonomi mereka. Uang lebih mewakili keadaan mereka dalam tatanan masyarakat.

T :

Bagaimana sikap orangtua menghadapi anak yang selalu menuntut?

J :

Sudah merupakan kodrat anak untuk meminta jika mereka melihat apa yang mereka sukai. Alasan orangtua bahwa harganya mahal atau memang belum punya uang, mengembangkan pengertian bahwa untuk mendapatkan barang tersebut diperlukan uang. Dari situlah, anak mulai mendapatkan pemahaman tentang uang. Ketika orangtua mengatakan tidak punya uang, mereka sebetulnya belum begitu mengerti mengapa uang itu tidak dimiliki oleh orangtuanya. Oleh sebab itu, anak-anak sering menuntut terus karena untuk anak usia di bawah 8 tahun pada umumnya, belum mengerti konsep bahwa orang itu harus bekerja sekian jam untuk mendapatkan uang. Mereka hanya berpikir, uang itu seharusnya memang harus dimiliki.

T :

Memberikan uang saku pada anak sebenarnya berdampak positif atau negatif?

J :

Berdampak positif karena kita berkesempatan melatih anak menggunakan uang dengan baik. Nomor satu yang harus kita pikirkan untuk anak-anak yang kecil adalah kita tidak semestinya memberikan uang yang berlebihan. Anak-anak kecil belum bisa menggunakan uang dengan bijaksana jika memiliki uang berlebihan. Dia hanya baru bisa menggunakan uang dengan jumlah yang tepat untuk membeli barang yang memang dia inginkan tersebut. Itu jauh lebih baik daripada memberikan uang yang berlebihan pada anak- anak kecil. Dampak buruknya anak-anak kecil ini bisa menjadi sinterklas di antara teman-temannya dan kalau anak masih umur 6-7 tahun sudah jadi sinterklas, sebetulnya kita sudah mendidik dia bukannya murah hati, tapi tidak menghargai uang sama sekali dan menganggap uang itu sebagai sesuatu yang seharusnya dia peroleh dan bahkan ia bisa menggunakan uang untuk mendapatkan persahabatan. Jadi, orangtua memang harus berhati-hati.

T :

Kapan anak diajar untuk menyisihkan uang persembahan?

J :

Memberikan persembahan mungkin bisa dijelaskan pada usia sekitar 8-9 tahun sebab anak-anak seusia itu mulai lebih mengerti apa artinya memberikan persembahan. Pada awalnya, kitalah yang memberikan uang untuk mereka persembahkan, tapi pada usia sekitar 9 tahun, anak mulai bisa mengerti apa artinya memberikan persembahan dari uang sakunya sendiri.

T :

Kalau anak itu sudah beranjak remaja, uang menjadi suatu status sosial dan ekonomi, apa maksudnya?

J :

Anak-anak memang kadang merasa lebih diterima oleh lingkup sosialnya kalau dia mempunyai uang, seperti yang dimiliki oleh teman-temannya. Oleh karena itu, anak-anak dari keluarga kurang mampu merasa sangat tertekan karena mereka tidak punya uang. Tidak punya uang berarti sama dengan hinaan, tidak dianggap. Itu memang bagian dari kehidupan yang nyata, yang harus dihadapi oleh anak itu. Yang terpenting adalah remaja ini sejak kecil perlu kita latih memakai uang dengan pas. Perlahan-lahan, waktu menginjak usia 12 tahun, izinkan dia untuk memakai atau mempunyai uang sedikit lebih, sebab kita mau tahu apa yang dia gunakan dengan uang itu. Anjurkan supaya dia tidak memakai uang itu terus-menerus. Kita bisa mulai membimbing dia untuk menabungkan uangnya agar nanti dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang sungguh-sungguh diinginkannya. Kalau kita tahu dia mampu membeli barang dengan uangnya sendiri, berikan tanggapan yang positif. Perlahan-lahan uang lebih yang kita berikan boleh ditambah. Saat itu dia sudah lebih tahu bagaimana memakai uang dengan jumlah lebih banyak sehingga tidak terlalu tergesa-gesa atau sembarang dalam memakainya.

T :

Apa yang Alkitab katakan sehubungan dengan anak dan uang?

J : Paulus di surat 1 Tesalonika pasal 4 memberi kita nasihat tentang bekerja dengan tangan. Dia berkata (ayat 11), "Anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan- persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan." Dia mengulang lagi di 1 Tesalonika 5:14, "Kami juga menasihati kamu, saudara- saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib." Tidak tertib berarti memang sembarangan, tidak ada disiplin sama sekali. Tuhan menghendaki orang bekerja dengan tangannya sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Ini yang perlu kita tanamkan pada anak-anak kita dalam hal penggunaan uang. Jika mereka bijaksana, mereka bisa menabung, membeli yang mereka inginkan, dan tidak usah bergantung pada orang lain -- dalam hal ini ketergantungan pada orangtuanya untuk menyediakan uang bagi mereka.

Sumber :
[[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #62A yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
-- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat email,
silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel@xc.org > atau: < TELAGA@sabda.org > ]]

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
TELAGA - Kaset T062A (e-Konsel Edisi 066)
Penerbit: 
--

Komentar