Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Anak Perempuan
Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31)
Ia adalah putriku. Ia terlahir dengan nama Judith Margaret Briscoe pada tanggal 17 Juni 1961. Ia adalah temanku -- sebuah keajaiban dari segala keajaiban -- lebih dekat dibandingkan teman-teman sebayaku yang lain, dan lebih kukasihi daripada wanita mana pun dalam hidupku.
Persekutuan adalah kata lain untuk persahabatan -- tetapi sebuah persahabatan yang berbeda. Persahabatan yang terjalin di mana masing-masing merupakan sahabat dari Allah adalah persahabatan yang tidak dapat dihancurkan. Aku memunyai teori bahwa semakin kita dekat dengan Tuhan, kita akan semakin dekat satu sama lain. Hal ini berlaku dalam keluargaku, terutama mengenai persahabatanku dengan Judy dan persahabatan antara Judy dan Stuart. Persahabatan antara ibu-ayah-anak ini telah memberikan sukacita yang tak terkatakan.
Persahabatan yang kunikmati bersama Judy, lahir dari kebersamaan dan juga dari doa kami, serta dirawat di dalam doa. Persahabatan kami didasarkan atas komitmen kami masing-masing untuk saling mendoakan hal-hal yang terjadi setiap hari. Ini telah menjadi sebuah perjanjian di antara kami. Hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk seorang sahabat adalah mendoakannya. Aku mulai mendoakan Judy sejak ia masih bayi dan terus berlanjut sampai ia cukup dewasa untuk menerima Kristus. Ikatan terbesar yang mengikat kami adalah iman. Sungguh bahagia dapat membawa Judy kepada Yesus yang kukasihi.
Bagian lain yang kami miliki dari hubungan yang luar biasa ini adalah berbagi pelayanan. Sejak awal, aku telah melibatkan anak-anak dalam misi kami. Mereka adalah bagian dan unsur dari pelayanan kami, dan hal ini sangatlah menyenangkan, membawa petualangan yang hebat, dan membuat kami lebih dekat satu sama lain.
Ketika Judy tumbuh di Amerika serta menikmati pelayanan pemuda yang bersemangat dan menyenangkan di gereja, aku mulai mendapat undangan untuk bepergian dan menjadi pembicara di hadapan kelompok-kelompok wanita. Aku mengajak Judy yang saat itu berumur lima belas tahun dan juga seorang sahabatnya, Kerrie, untuk menyanyi bersama-sama. Kami pergi bersama-sama dengan naik mobil maupun pesawat.
Kami menggelar seminar pertama kami di Australia untuk membagikan program dan ajaran mengenai hubungan ibu dan anak yang diangkat dari kitab Rut. Beberapa waktu kemudian, materi-materi tersebut menjadi buku pertama dari ketiga buku kami. Buku itu berjudul "Space to Breath, Room to Grow".
Saat ini Judy telah memunyai pelayanan sendiri. Ia mengajar di Seminari Trinity, Chicago, dan menjadi pembicara bagi seluruh pelosok negeri. Namun, kami tetap menjadwalkan pertemuan bersama sedikitnya enam kali dalam setahun. Kami mendapati adanya sebuah kekuatan dari persahabatan dan pelayanan kami kepada kaum wanita, dan selalu ada berkat untuk kami.
Persahabatan yang justru menghalangi orang lain, dan bukannya mengundangnya untuk masuk, tidak akan bertumbuh. Kenyataannya, dalam persahabatan, kita harus membuka diri terhadap orang lain sehingga persahabatan itu berkembang. Pelajaran ini aku peroleh sejak tiga cucu kecilku hadir untuk bersahabat dengan Judy dan aku.
Aku masih bertumbuh dalam banyak hal melalui persahabatanku dengan anak-anakku. Aku belajar bahwa menyerahkan kendali tidak berarti melepaskan hubungan. Kenyataannya, pemeliharaan persahabatan secara "longgar", mengembalikan persahabatan anak-anakku kepadaku. Yang paling penting, persahabatan harus tetap didasarkan pada doa sebagai tempat asalnya. Setiap hari aku bersyukur kepada Tuhan Yesus atas salib-Nya yang membuat kami menjadi sahabat dekat, dan atas anugerah-Nya yang mengatur hidup kami dari singgasana-Nya.
Diambil dan disunting seperlunya dari: