Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Bagian A: Abortus

Abortus

Latar Belakang

Sebagian besar orang Kristen menganggap, tidak ada dokter atau tenaga medis mana pun yang boleh mengambil hak Allah mengakhiri suatu kehidupan, dengan menggugurkan kandungan. Tidak seorang wanita pun bebas atas tubuhnya, sampai berhak dengan sengaja membinasakan anak yang belum dilahirkannya itu. Janin yang bertumbuh dalam tubuhnya lebih dari sekedar bagian dirinya. Janin itu memiliki keberadaan tersendiri. Ia memiliki hidupnya sendiri!

Alkitab memberi nilai tinggi atas hidup manusia. Hidup ini kudus dan sangat berharga di hadapan Allah yang telah menciptakannya "dalam gambar dan rupa-Nya" (Kej 1:26,27), yang memeliharanya ("di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia" (Ayub 12:10) dan yang menebusnya (2Kor 5:19).

Abortus salah karena Alkitab berkata, "Jangan membunuh" (Ul 5:17). Tindakan itu salah karena setiap janin memiliki kemungkinan untuk berkembang menjadi suatu pribadi dewasa penuh, bertanggungjawab di hadapan Allah. Daud, ribuan tahun yang lampau menulis, "mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya." (Mazm 139:16).

Strategi Bimbingan

Masalah ini beraspek ganda. Dua hal yang harus anda urus ialah wanita yang sedang merencanakan pengguguran dan rasa bersalah dari orang yang terlanjur telah melakukannya. Masing-masing harus dihadapi secara berbeda. Ada kalanya para pembimbing perlu pula melayani orang tua gadis yang sedang hamil, ayah dari janin tersebut atau ahli medis yang sudah membantu pelaksanaan abortus, dan lain-lain.

Orang yang sedang mempertimbangkan pelaksanaan Abortus:
  1. Kuatkan hatinya. Katakan bahwa tindakannya mengungkapkan; kekuatirannya adalah benar. Anda senang berbicara dengannya dan berharap dapat membagi sesuatu yang mungkin membantu dia membuat keputusan yang benar.
  2. Secara bijaksana katakan bahwa yang bersangkutan mungkin memiliki perasaan-perasaan kuat tentang implikasi moral dari abortus, atau bila tidak demikian tentu dia tidak meminta bimbingan.

    Jangan menghakimi situasinya. Misalnya, bila dia masih muda dan belum menikah, kehamilannya mungkin disebabkan oleh usahanya mencari kasih, perhatian dan rasa sayang yang tidak diterimanya di rumah Tetapi jangan pula meringankan kesalahan tindakannya yang berdosa itu.

  3. Tanyakan perasaan-perasaannya tentang abortus.

    Apa yang membuat anda ingin agar masalah anda dilayani? Apa perasaan anda terdalam tentang abortus? Adakah bagian Firman Tuhan yang telah menyentuh hati anda? Apa?

  4. Entah dia menyadari kesalahan abortus atau tidak, dengan lembut tetapi pasti, jelaskan pandangan Alkitab (Lihat Latar Belakang ).
  5. Minta dia memikirkan kemungkinan lain. Jika dia ingin menggugurkan kandungannya karena merasa aib memiliki anak tidak sah, dia memperumit situasi dan melipatgandakan keberhasilannya. Mengambil nyawa janinnya, akan menyebabkan mimpi buruknya menjadi gelap yang mengerikan! Usahakan dia untuk menerima bayi tersebut dan memohon agar Allah memungkinkan dia memetik kebaikan dari pengalaman itu. "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Rom 8:28)

    Jika yang dipikirkannya ialah ketidakmampuannya untuk merawat dan memelihara anak itu, minta dia untuk mempertimbangkan kemungkinan memberikan anak itu pada orang lain. Ada banyak pasangan yang mencari anak dan yang mampu mengasihi dan memeliharanya. Ada banyak organisasi yang melaluinya dia dapat memperoleh bantuan. Usulkan agar dia meminta petunjuk pendeta, yang mungkin dapat mengatur proses pengangkatan anak tersebut.

  6. Tanyakan apakah dia pernah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Jika belum, gunakan Damai dengan Allah, di 17750
  7. .

  8. Bimbing dia untuk mulai membaca Alkitab. Untuk membangun kehidupannya agar sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab, dia perlu membaca dan mempelajari Firman Allah. Tawarkan buku Hidup dalam Kristus , untuk membantu dia memulai.
  9. Tanyakan apakah dia sudah menjadi anggota penuh dari suatu gereja. Dia harus melibatkan diri penuh dalam ibadah dan persekutuan yang mendorong dan menumbuhkan hidup Kristennya pada salah satu gereja yang mementingkan Alkitab.
Orang yang sudah melakukan Abortus dan sedang tertindih rasa bersalah:
  1. Hibur dia dan katakan bahwa dia telah menghubungi tempat yang tepat. Kita memperhatikan dan berusaha sekuat mungkin menolongnya. Allah memiliki jawaban bagi setiap situasi manusia dan dia dapat mempercayai-Nya melakukan yang baik untuk dia.
  2. Jangan menekan dia tentang dosanya; jangan juga meringankannya. Kenyataan bahwa dia bersedia mengungkapkan rasa bersalahnya adalah petunjuk bahwa Allah telah berbicara kepadanya.
  3. Berpeganglah pada keampunan yang Allah sediakan bagi yang mau bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka kepada Tuhan.

    Kepada perempuan yang kedapatan berzinah, Yesus berkata, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yoh 8:11).

  4. Jika terjadi pengakuan, jangan berputar-putar pada masa lampau (Lihat Fili 3:13,14).
  5. Selidiki apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadinya. Jika belum, uraikan Damai dengan Allah, .
  6. Anjurkan dia untuk memupuk persekutuan dengan Allah melalui menggali Alkitab dan berdoa.

    Keampunan langsung diterima, namun penghayatan tentang pemulihan dan penerimaan Allah membutuhkan waktu. Melalui ketekunan berdoa dan mempelajari Alkitab, dia akan bertumbuh dalam hubungannya dengan Allah.

  7. Anjurkan dia untuk mencari atau kembali ke persekutuan di suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan.

    Di sana dia bisa meminta bimbingan pendeta, mendengarkan pengajaran Firman Tuhan dan mendapatkan kekuatan melalui persahabatan Kristennya.

  8. Berdoalah bersamanya.

    Minta keampunan, penyerahan diri dan kekuatan untuk masa depan, pada Allah.

Ayat Alkitab
Keajaiban Hidup:

"Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah." (Mazm 127:3)

"Sebab Engkaulah yang membuat buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah." (Mazm 139:13-15)

Keampunan:

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1Yoh 1:9)

"Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya." (Yes 55:7)

"Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat." (Mazm 103:3,4)

Mazmur 32:1-5 (Ayat-ayat ini ditulis oleh seorang yang bersalah karena melakukan perzinahan dan pembunuhan.)

Pengharapan dan Kekuatan untuk bertahan:

"Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." (Yes 48:31)

"Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku." (Mazm 42:11)

Komentar