Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Bagian C: Musuh
Seorang musuh menunjukkan permusuhan atau kebencian dan berusaha
menyakiti, didorong oleh sikap bermusuhan atau keinginan merusak. Tak
seorang pun dari kita bebas dari pengalaman tidak enak yang ditimbulkan
oleh kesalahan orang lain. Dalam situasi demikian, biasanya kita ingin
membalas setimpal. (
Tetapi Firman Tuhan selalu menganjurkan respon-respon berikut: "Hiduplah
dalam perdamaian dengan semua orang!" (
"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."
(
"Kasihilah musuhmu."
"Berdoalah bagi mereka yang mengasihi kamu."
Ada beberapa sikap dan tindakan yang memperuncing permusuhan atau memperlebarjurang perbedaan:- Mementingkan diri sendiri atau tidak peka pada orang lain.
- Tidak sedia mengakui (karena sombong), bahwa kitalah yang menyakiti dia dan bukan sebaliknya.
- Sikap-sikap munafik seperti: Membicarakan orang dan bukan bicara dengan orang bersangkutan; meremehkan, mengkritik sikap dan tindakan mereka dan bukan menghadapinya dengan rendah hati; Memperuncing perbedaan dengan mengarang duduk peristiwa menurut versi kita sendiri yang dari mulut ke mulut menjadi makin jauh dari aslinya.
- Dengan sengaja mengabaikan suatu situasi yang menegangkan dan bukan mendoakan atau mengoreksinya. Mengabaikan seseorang tidak mengurangi ketegangan-ketegangan.
- Melepaskan tanggung jawab dengan bersikap pasif dalam suatu situasi tanpa usaha untuk bertindak.
- Menyembunyikan diri di balik "kemarahan yang benar".
- Menganggap diri lebih baik karena menemukan kesalahan orang lain.
- Tidak sadar bahwa seringkali lebih sulit mengampuni mereka yang kita salahi daripada mereka yang bersalah kepada kita.
- Tidak sedia menjalani "mil kedua" atau "memberi pipi yang sebelah lagi"
sebagaimana diajarkan Alkitab (
Mat 5:39,41 ). Kita dituntut untuk mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali (Mat 18:21,22 ). Keampunan adalah inti kehidupan yang sudah ditebus. "Ampunilah, maka kamu akan diampuni." (Luk 6:37 ). - Tidak mentaati Firman Allah yang secara khusus memerintahkan kita
untuk mengasihi musuh-musuh kita, memberkati, mengasihi dan mendoakan
mereka (
Mat 5:44 ).
"Allah dapat dan ingin memberikan anda hati yang rela mengampuni, ketika anda menerima keampunan-Nya, melalui Yesus Kristus. Jika anda menerima Dia, anda akan menyadari betapa banyak Dia mengampuni, dan ini mendorong anda untuk rela mengampuni mereka yang bersalah pada anda. Dalam dunia, balas-membalas setimpal kesalahanlah yang dijadikan prinsip. Di antara orang Kristen, yang berlaku adalah kesediaan menanggung akibat yang ditimbulkan oleh kesalahan orang lain demi Kristus, dan mengampuni supaya orang lain boleh menemukan anugerah Allah atas orang-orang berdosa melalui kita."
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
- Yakinkan dia ulang, bahwa Allah mengingat kita dalam setiap situasi. Firman-Nya memberi pesan tentang sikap kita terhadap musuh.
- Tanyakan apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah", .
- Jika orang tersebut seorang Kristen, anjurkan dia untuk memperbarui
penyerahannya pada Kristus. Gunakan "Pemulihan" , tekankan
1Yohanes 1:9 danRoma 12:1 .Hubungan baru dengan Kristus, harus membawa sudut pandang baru dalam perasaan-perasaan kita tentang musuh.
- Ikuti petunjuk -berikut, yang bisa membuka celah pengertian tentang
pemulihan. Berusahalah untuk mengerti. Minta keterangan tentang orang
yang terlibat.
- Apa penyebab putusnya hubungan?
- Adakah dia merasa bahwa dia pula turut punya andil dalam masalah itu?
- Menurut perhitungannya, bagaimana sikap pribadi yang memusuhinya?
Jujurkah penilaian orang yang anda bimbing tentang situasinya? - Tanyakan perasaannya tentang si "musuh". Benci? Pahit? Ingin membalas?
- Tekankan bahwa dia berkewajiban mengampuni dengan segala konsekuensinya. Dia harus mengambil langkah pertama mengusahakan pemulihan. Kristen dewasa akan selalu mengambil tanggung jawab menjadi pembawa damai. Dorong dia untuk meniru Kristus, yang tidak pernah memaksakan "hak-Nya. Ketika dimaki dan diludahi, Dia tidak membalas.
- Dia harus berusaha membereskan situasinya sebisa mungkin.
"Segeralah berdamai dengan lawanmu . . . supaya lawanmu itu jangan
menyerahkan engkau kepada hakim dan . . . engkau dilemparkan dalam
penjara . . . Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana,
sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas." (
Mat 5:25,26 ). - Bertindaklah dengan rendah hati. Ingat, hanya Yesus yang sempurna
tanpa dosa. "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman."
(
Ams 15:1 ). Ucapkanlah kebenaran di dalam kasih (lihatEf 4:15 ). - Perlu mendoakan pihak musuh dengan tulus dan sikap sedia menerima pemberesan masalah.
- Pembimbing perlu berdoa bersama yang dibimbing minta Allah campur tangan dalam diri masing-masing pihak, sampai terjadi jalan keluar.
- Tanyakan apa yang ingin dilakukannya untuk mengusahakan pemulihan. Ingatkan dia, menunda bisa menyebabkan pemulihan terhalang.
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
"Jikalau Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun
didamaikan-Nya dengan dia." (
"Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam
perdamaian dengan semua orang." (
"Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari
perdamaian dan berusaha mendapatkannya." (
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka
yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak
Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan
orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang
tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah
upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? (
"Yesus berkata: 'Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat.'" (