Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Hipnotisme
Edisi C3I: e-Konsel 140 - Hipnotis
Dr. Nandor Fodor mendefinisikan hipnotisme sebagai suatu keadaan kesadaran tertentu yang dilakukan secara dibuat-buat dan yang membebaskan kekuatan bawah sadar dalam diri subjek sehingga menempatkan dirinya dalam suatu hubungan dengan yang menghipnotis, membuat dirinya menerima dan dengan sangat cermat melakukan saran-sarannya, apakah ketika dalam keadaan terhipnosis atau pascahipnosis, yang tidak bertentangan dengan naluri menyelamatkan diri sendiri dan moralitas yang terdalam, dan menghasilkan efek-efek fisiologis yang aneh, seperti anestesi dan pengendalian luar biasa atas proses organik dari tubuh. Dalam keadaan tertidur karena hipnotis, rangsangan untuk bangun ditahan dengan kuat, orang yang tertidur mendengar dan menjawab (Encyclopedia of Psychic Science, 1966: 77).
Suatu definisi yang objektif dan tidak berorientasi pada fisik tentang hipnotis adalah keadaan tertidur yang mengizinkan terjadinya serangkaian respons perilaku yang luas terhadap rangsangan. Individu yang terhipnotis kelihatannya hanya mengindahkan komunikasi dengan penghipnotis .... Bahkan memori dan kesadaran tentang diri mungkin diubah melalui sugesti dan efek-efek sugesti dapat diperluas (pascahipnotis) ke dalam suatu aktivitas sadar yang kemudian (Encyclopedia Britannica, 1974: 133).
Jika demikian, hipnotisme dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk menghasilkan suatu keadaan tertidur buatan atau mengurangi kesadaran.
Hipnotisme digunakan dalam berbagai cara. Ada orang-orang yang mempraktikkan hipnotisme diri dengan mencoba untuk menghilangkan beberapa kebiasaan buruk dari dirinya atau menyimpan suatu keadaan yang lebih tenang dalam pikirannya. Ada praktisi agama tertentu yang mempraktikkan metode-metode ekstrim menghipnotis diri sebagai suatu usaha untuk membuat diri mereka tidak lagi peka terhadap rasa sakit karena ditusuk pisau di berbagai bagian tubuh mereka. Ada tukang sulap yang menggunakan hipnotis sebagai suatu cara untuk menghibur publik. Ada sekolah-sekolah yang mengizinkan pertunjukkan sulap di mana tukang sulap akan memanggil beberapa siswa untuk dihipnotis.
Banyak dokter menggunakan hipnotis untuk mendiagnosis dan melakukan terapi dalam merawat penyakit. Gagasannya ialah untuk mengubah aspek-aspek negatif dari perilaku seseorang. Suatu penggunaan lain dari hipnotis oleh ahli kebatinan, yang sudah sangat umum, ialah sebagai suatu seni sihir untuk mengendalikan perilaku beberapa individu.
Ada beberapa opini yang berbeda tentang kesahihan dan manfaat hipnotisme. Ada yang memandang hipnotisme sebagai sesuatu yang netral, tidak baik, dan tidak buruk. Sementara yang lain berargumentasi bahwa hipnotisme dapat bermanfaat untuk diagnosis dan terapi. Namun, ada juga orang yang memandang hipnotisme sebagai sesuatu yang merusak, apa pun kasusnya. Karena hipnotisme merupakan suatu serangan terhadap jiwa manusia.
Walaupun ada dokter yang menggunakan hipnotisme untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit, ada suatu tingkatan asosiasi yang berbeda antara hipnosis dan okultisme. Lagipula, ada orang yang terlibat dalam tindak hipnotis tanpa sama sekali mengikuti pendidikan khusus, baik secara medis maupun kedokteran jiwa. Ia menggunakannya sekadar untuk unsur hiburan saja. Penggunaan hipnotis, baik sebagai bagian dari okultisme maupun secara tidak profesional, dapat memberikan dampak yang mengerikan. Pertimbangkan contoh berikut seperti yang diceritakan Kurt Koch dalam bukunya "Occult ABC" (Occult ABC, 97 -- 98).
Saya diminta untuk berbicara di beberapa pertemuan di sebuah gereja Baptis di Negara Bagian Maine. Ketika berada di sana, pendeta gereja tersebut menceritakan kisah tentang anak laki- lakinya kepada saya.
Anak laki-lakinya sudah bertobat kepada Kristus pada usia enam belas tahun. Ia sudah dibaptis dan menjadi anggota di gereja tempat ayahnya melayani. Ia pergi menuntut ilmu di sebuah sekolah menengah umum yang jauhnya kira-kira enam puluh mil dari tempat kelahirannya.
Pada akhir tahun pelajaran, sebuah kegiatan hiburan diadakan bagi siswa dan guru. Kepala sekolah mengundang beberapa penghibur yang mempertunjukkan berbagai bentuk tipuan dan ilusi. Salah satu hiburan yang mereka lakukan ialah mengundang 25 siswa ke atas panggung untuk dihipnotis. Salah satu dari siswa-siswa itu diberi sebuah kentang merah yang besar dan dikatakan kepada siswa tersebut bahwa kentang itu sebenarnya sebuah apel dan ia diizinkan untuk menyantapnya. Siswa tersebut memakan kentang merah itu dengan lahapnya.
Kepada siswa pria lain, tukang sulap itu berkata, "Kau adalah seorang bayi dan ini adalah botol susumu yang harus kau minum." Siswa tersebut meminum air susu tersebut sampai tetes yang terakhir. Kepada siswa ketiga, tukang sulap itu berkata bahwa cuaca sangat panas dan siswa itu kini ada di sisi sebuah danau dan ia dapat berenang sekarang. Siswa tersebut melepaskan pakaiannya dan berganti dengan pakaian renang. Semua acara ini menimbulkan tertawaan dan sambutan meriah dari penonton. Kepada anak laki-laki pendeta itu, tukang sulap itu berkata "Kau berada di sebuah arena pacuan kuda dan kudamu memiliki kesempatan untuk menang." Pemuda itu mulai menunggangi sebuah kursi yang ditempatkan di atas panggung seolah-olah ia sedang menunggangi seekor kuda.
Ketika acara hiburan itu sudah berakhir, tukang sulap itu melepaskan mereka dari pengaruh hipnotis, semua kecuali anak pendeta tersebut yang tidak dapat dipulihkan dari kesadaran. Kepala sekolah itu menjadi sangat marah. Tetapi walaupun tukang sulap itu sudah berusaha mati-matian, ia tidak dapat menyadarkan anak itu dari pengaruh hipnotisnya. Tak ada yang bisa dilakukan lagi selain membawanya ke rumah sakit.
Sebuah mobil ambulans menjemput anak itu ke rumah sakit di mana lima dokter spesialis mencoba untuk menyadarkan anak itu. Mereka ternyata tidak mampu. Ayah anak itu tidak diberitahu sampai enam hari kemudian. Begitu mendengar kabar tentang anaknya, ia langsung pergi ke rumah sakit dan membawa anaknya pulang. Kemudian pendeta itu teringat akan dokter keluarganya yang langsung datang. Dokter itu dengan marah berkata, "Seandainya ia adalah anak saya, saya akan menuntut kepala sekolah dan tukang sulap itu ke pengadilan."
Pendeta dan istrinya berdoa selama beberapa hari, tetapi tidak ada perubahan apa pun. Tiba-tiba pendeta itu memperoleh gagasan untuk memerintahkan dalam nama Yesus. Ia memandang dengan iman kepada salib Kristus di Bukit Kalvari dan berseru, "Dalam nama Yesus Kristus, Anak Allah, aku perintahkan segala kuasa kegelapan untuk undur dari anakku." Seketika itu juga pengaruh hipnotis itu dipatahkan. Akhirnya, pacuan kuda itu berakhir.
Karena ada banyak contoh mengenai kasus hipnotis yang berakhir dengan bencana, George McDowell dan Don Steward dalam bukunya, "Handbook of Today's Religions" (1983), dengan tegas memperingatkan agar kita semua menjauhi diri dari segala bentuk hipnotisme, baik dalam selubung hiburan maupun dalam bentuk okultisme. Jika seseorang mengizinkan dirinya dihipnotis, sebaiknya ia berada dalam situasi yang terkendali di bawah pimpinan dokter yang berkualitas dan berpengalaman. Pikiran manusia bukanlah sesuatu yang bisa dipermainkan sehingga membiarkan seseorang menguasainya. Hipnotis sebenarnya hanya bisa dipakai untuk tujuan yang sangat terbatas.
Bahkan Encyclopedia Britannica yang sekuler pun memperingatkan hal ini.
Meskipun dibutuhkan sedikit keterampilan untuk melakukan praktik hipnotis, latihan yang memadai dibutuhkan untuk menilai apakah hipnotisme merupakan suatu teknik perawatan yang tepat. Dan jika demikian halnya, bagaimana cara itu seharusnya dijalankan dengan baik dan benar. Bila digunakan dalam konteks perawatan medis, hipnotis seharusnya tidak boleh dilakukan oleh individu-individu yang tidak memiliki kompetensi dan keterampilan untuk memperlakukan masalah seperti itu tanpa penggunaan hipnotis. Untuk alasan ini, "aliran-aliran" atau "lembaga-lembaga" hipnotis tidak dapat menyediakan latihan yang dibutuhkan bagi individu-individu yang kurang memiliki latar belakang ilmiah yang lebih umum dan kualifikasi teknis dalam profesi penyembuhan .... Bila digunakan secara salah, hipnotis bahkan akan semakin menambah penderitaan kejiwaan dan memperberat penyakit pasien. Demikianlah, seseorang yang menderita tumor otak yang belum diketemukan mungkin akan mengorbankan hidupnya di tangan seorang praktisi hipnotis yang telah berhasil meredakan sakit kepalanya dengan sugesti hipnosis, yang dengan demikian memperlambat operasi yang seharusnya sudah dilaksanakan. Latihan diagnostik dan keterampilan terapeutik merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menghindari bahaya penggunaan hipnotis yang tidak tepat dan kemungkinan berbahaya (Encyclopedia Britannica, 1974: 139).
Alkitab mengatakan, "Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun" (1Kor. 6:12). Kita tidak perlu dikuasai oleh kuasa sugesti dari orang lain.
Kepustakaan: Encyclopedia Britannica Vo.9. 1974.
Chicago: Encyclopedia Britannica Publisher Macropaedia. Fodor, Nandor. 1966.
"Encyclopedia of Psychic Science." Secaucus, NJ: University Books. Koch, Kurt. "Occult ABC". Grand Rapids: Int. Publishers. McDowell, George and Stewart, Don. 1983. "Handbook of Today's Religions". San Bernardino: Here's Life Publishers.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku | : | Sahabat Gembala, Edisi Juni 1995 |
Penulis | : | Ridwan Sutedja |
Penerbit | : | Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1995 |
Halaman | : | 42 -- 45 |