Semua murid Tuhan Yesus adalah pria, tetapi sebenarnya, banyak pelayanan yang Ia lakukan bersama murid-murid-Nya ditopang oleh pelayanan para wanita.
Mari kita lihat secara spesifik beberapa tokoh Alkitab berikut ini.
-
Miriam, kakak perempuan Musa.
-
Debora, barisan hakim-hakim.
-
Ester, seorang ratu.
-
Yang lainnya lagi adalah peranan wanita-wanita seperti Maria Magdalena, Susana, dan Yohana dalam pelayanan Tuhan Yesus.
-
Pakailah kesempatan yang sudah ada semaksimal mungkin.
-
Jangan pasif, tetapi lebih aktif menciptakan kesempatan dan memakai kesempatan.
-
Jangan mengada-ada, tetapi tunjukkanlah bahwa apa yang Tuhan berikan dan apa yang Tuhan bebankan dalam hati para wanita direalisasikan menurut kehendak-Nya.
-
Bersandarlah pada kekuatan dari Tuhan dan tunjukkan kesetiaan kita di dalam pelayanan sehingga orang dapat melihat bahwa wanita dapat melayani dengan bagus dan konsisten.
Miriam memainkan peranan yang sangat penting, kesuksesan Musa karena andil Miriam yang sangat besar. Seandainya kita tidak menghitung kuasa Tuhan, barangkali kalau tidak ada Miriam, Musa sudah hanyut di sungai. Namun, karena ada Miriam, Musa terhanyut masuk ke dalam istana Firaun.
Melalui tokoh ini, sangat kelihatan bahwa Tuhan tidak melihat jenis kelamin untuk mencari seorang pemimpin. Padahal, budaya pada waktu itu mengutamakan pria untuk memegang peranan, tetapi Tuhan memakai Debora untuk menjadi seorang hakim dan nabiah.
Dia bisa menjadi alat atau saluran untuk bisa menghubungi suaminya, sang raja, kemudian bisa mengubah berbagai peristiwa yang tadinya direncanakan dengan jahat oleh Haman. Akhirnya, karena keberanian Ester, ditambah dengan dukungan dari rakyatnya, dia bisa melakukan hal tersebut. Peranan Ester sangat penting sehingga satu bangsa terselamatkan. Kalau Ester tidak bertindak, kemungkinan besar keadaan bangsa Israel pada saat itu sangat-sangat terancam, bahkan bisa punah.
Bagi saya, yang menarik adalah mereka begitu setia melayani Tuhan Yesus, memberikan dukungan keuangan, dan sebagainya. Bahkan, Alkitab mencatat bahwa saat Tuhan Yesus berada di kayu salib, yang bersama dengan-Nya adalah para wanita tersebut. Merekalah yang pertama menjenguk kubur Tuhan Yesus dan yang pertama melihat Tuhan Yesus bangkit. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan begitu spesial memperhatikan wanita yang dianggap lemah, yang dianggap tidak ada apa-apanya, khususnya pada zaman itu. Mereka diangkat ke posisi yang begitu tinggi, dihargai, dan dikenang oleh Tuhan sendiri. Itu adalah anugerah semata.
Sebagai kaum wanita yang memang terdesak dan dibatasi (meskipun seharusnya tidak seperti itu), yang perlu dilakukan untuk menghadapi hal ini adalah:
Dalam Filipi 3:17, Rasul Paulus berkata, "Saudara-saudara ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu." Sebagai wanita, kita perlu memberikan teladan yang indah sehingga orang di luar akan melihat kesaksian hidup kita, kesetiaan kita, dan kesanggupan kita. Akhirnya, mereka mau tidak mau harus mengakui sumbangsih yang telah diberikan oleh para wanita dalam pelayanan.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs | : | TELAGA |
Alamat URL | : | http://www.telaga.org |
Judul transkrip | : | Peran Wanita dalam Pelayanan (T069B) |
Penulis | : | Esther Tjahja, S.Psi. & Pdt. Dr. Netty Lintang |
Tanggal akses | : | 25 September 2013 |
- Log in to post comments
<p>Artikel ini menjelaskan peran penting wanita dalam pelayanan Tuhan Yesus, melalui tokoh-tokoh Alkitab seperti Miriam, Deborah, Ester, dan Maria Magdalena, serta menekankan pentingnya wanita aktif dalam pelayanan.
</p>
<ul>
<li>peran wanita
<li>pelayanan
<li>Miriam
<li>Deborah
<li>Ester
<li>wanita
<li>pelayanan Tuhan
<li>teladan
</ul>
<ul>
<li>Miriam memainkan peran kritis dalam kesuksesan Musa, termasuk membantu menyelamatkan dia dari sungai.
<li>Debora diangkat Tuhan sebagai hakim dan nabiah meskipun budaya saat itu mengutamakan pria.
<li>Ester menjadi penyelemat bangsa Israel dengan keberanian dan dukungan rakyatnya.
<li>Para wanita seperti Maria Magdalena, Susana, dan Yohana mendukung Yesus secara finansial dan menjadi saksi peristiwa krisis-Nya.
<li>Wanita dianggap lemah oleh budaya, tetapi Tuhan mengangkat mereka ke posisi penting dan menghargai kontribusi mereka.
<li>Artikel menyarankan wanita untuk memanfaatkan kesempatan, aktif menciptakan peluang, dan menunjukkan kesetiaan dalam pelayanan.
<li>Peran wanita dalam pelayanan dianggap sebagai anugerah Tuhan dan contoh teladan bagi orang lain.
</ul>