Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Kurban Pendamaian
Edisi C3I: e-Konsel 336 - Penyaliban Yesus
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8)
Berbicara tentang Paskah (Passover), maka pemikiran kita akan diproyeksikan kembali pada sejarah Paskah, saat Bangsa Israel akan keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham sebagai miliki pusakanya. Ketika itu, Tuhan hendak menghukum Bangsa Mesir dengan "membinasakan" semua anak sulung yang ada di sana (Keluaran 11:4-6; 12:12). Pada saat itu, Tuhan melewati (pass over) setiap rumah orang Israel (Keluaran 12:13). Mengapa Tuhan melewati rumah Bangsa Israel? Karena Tuhan sudah melihat tanda pada setiap ambang pintu dan ambang batas rumah Bangsa Israel dengan darah anak domba yang dikorbankan (Keluaran 12:4,13). Karena itu, Tuhan meluputkan Bangsa Israel dari malapetaka yang akan terjadi karena ada pengurbanan. Dan, Paskah ini menjadi peringatan bagi Bangsa Israel secara turun-temurun sebagai hari raya untuk Tuhan (Keluaran 12:14). Menilik kembali apa yang dicatat dalam kebenaran firman Tuhan di kemudian hari setelah bangsa itu keluar dari tanah Mesir, kita akan menemukan bahwa pengurbanan binatang merupakan sesuatu yang lazim dilakukan sebagai korban penghapus dosa, korban pendamaian, dan persembahan kepada Tuhan. Binatang yang paling lazim untuk dipersembahkan adalah domba.
Beribu-ribu tahun kemudian, pengorbanan ini jugalah yang dilakukan Tuhan Yesus ketika Ia merendahkan diri-Nya untuk turun ke dunia, bahkan sampai mati di kayu salib, untuk mengampuni manusia yang berdosa dan memperdamaikan manusia dengan Bapa. Sebenarnya, Tuhan bukannya tidak sanggup menyelamatkan manusia tanpa harus turun ke dalam dunia. Tuhan dapat berkata kepada seseorang, "Bertobatlah ... ! Jika tidak kamu akan mati." dan orang itu pun bertobat. Akan tetapi, Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang setia. Ia setia pada apa yang pernah dikatakan-Nya bahwa manusia boleh mengalami pendamaian lewat pengurbanan. Bagaimana pengorbanan Tuhan Yesus dan apa dampaknya bagi kita?
1. Yesus Datang kepada Umat Kepunyaan-Nya
Yohanes 1:3 berkata, "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." Dalam ayat ini dijelaskan bahwa segala yang ada di bumi, baik tumbuhan, hewan melata, yang hidup di air, yang hidup di udara, dan binatang buas serta manusia diciptakan oleh Tuhan Yesus. Ayat ini juga menyangkal pengajaran yang berkembang yang mengotak-ngotakkan tugas Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Ayat tersebut menunjukkan bahwa pengajaran yang mengatakan bahwa penciptaan adalah tugas Allah Bapa adalah pernyataan yang keliru dan tidak berdasar kepada firman Tuhan. Jadi, sekali lagi ditegaskan bahwa segala sesuatu yang ada di bawah langit, di atas bumi, semuanya terjadi karena peran Allah Tritunggal, di dalamnya termasuk Tuhan Yesus. Tidak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa Dia. Oleh karena itu, jika hidup Saudara dan saya terpelihara hingga saat ini, itu juga karena Tuhan Yesus. Kalau Saudara boleh menikmati apa yang ada saat ini, semuanya karena Tuhan Yesus.
2. Yesus Ditolak Umat Kepunyaan-Nya
Di atas sudah dijelaskan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia terjadi oleh karena kehendak-Nya. Namun, apa yang terjadi ketika Tuhan Yesus datang kepada orang kepunyaan-Nya, manusia yang sudah diciptakan-Nya, dipelihara-Nya itu? Yohanes 1:11 berkata, "Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya." Milik kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya, bahkan menolak-Nya. Hal ini dapat kita lihat mulai dari kelahiran Tuhan Yesus. Ia lahir di kandang domba di Kota Betlehem (Mikha 5:1-2; Matius 2:1; Lukas 2:4-7; Matius 2:4-8) karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan (Lukas 2:7). Kemudian, Yesus ditolak di Nazaret (Lukas 4:16-30), bahkan sampai disalibkan oleh umat pilihan-Nya sendiri (Lukas 23:33-43; Matius 27:33-44; Markus 15:22-32; Yohanes 19:17-24).
Saya membayangkan betapa "sedihnya" hati Tuhan Yesus saat itu. Ia datang kepada umat kepunyaan-Nya, umat pilihan-Nya, umat yang telah dituntun-Nya, tetapi Ia ditolak.
3. Yesus Disalibkan
Pengorbanan terbesar yang Tuhan Yesus lakukan adalah ketika Ia rela disalibkan untuk menebus dosa manusia. Inilah hakikat Paskah sesungguhnya, yaitu ketika Tuhan Yesus merendahkan diri sampai mati di kayu salib untuk menggantikan manusia (2 Korintus 5:21). Yesus disalibkan bukan karena kesalahan-Nya, melainkan karena pelanggaran-pelanggaran kita (Yesaya 53:4-5). Harta termahal yang dimiliki oleh Bapa diberikan kepada manusia sebagai korban penebusan dan korban pendamaian sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya ditebus dan diperdamaikan dengan Allah (Yohanes 3:16).
4. Orang Percaya Diselamatkan
Hal apa yang harus dilakukan manusia untuk merespons kasih dan pengurbanan Tuhan Yesus? Jawabannya adalah menerima Dia, bukan menolak. Mungkin Saudara akan berkata, "Saya tidak pernah berkata, 'Saya tidak mengenal Engkau Tuhan, seperti orang-orang yang saya jelaskan sebelumnya' atau 'Saya 'kan orang yang rajin beribadah dan rajin memuji Tuhan, bukankah hal itu sudah menunjukkan bahwa saya tidak menolak Tuhan?'" Tunggu. Memang Saudara tidak pernah berkata seperti itu, tetapi saya akan berikan bentuk penolakan yang lain ketika Saudara mengandalkan kesalehan hidup dalam memperoleh anugerah keselamatan yang Tuhan Yesus janjikan. Dalam hal ini, sesungguhnya Saudara sedang menolak Tuhan Yesus, sedang tidak mengakui karya agung Tuhan Yesus di kayu salib. Ketika Saudara bertindak seperti itu (mengandalkan perbuatan baik, kesalehan hidup, ibadah, pujian penyembahan, persepuluhan), sebenarnya Saudara tidak hanya sedang menolak Tuhan Yesus, tetapi Saudara juga sedang membuat diri Saudara berada di bawah kutuk. Yeremia 17:5 berkata, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"
Efesus 2:8-9 menuliskan, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. Itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri." Jadi, jelas bahwa keselamatan itu bukanlah hasil usaha, kesalehan hidup, ibadah, pelayanan kita, tetapi semata-mata hanya karena anugerah (Sola Gracia). Yohanes 6:47 menulis, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal." Sangat jelas bagi kita bahwa setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, ia memunyai hidup kekal atau memiliki keselamatan/kepastian masuk surga. Kapan kepastian itu kita dapatkan? Saat Saudara dan saya percaya kepada Tuhan Yesus, saat itu juga keselamatan menjadi milik Saudara dan saya. Roma 10:9 berkata, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." Dan, keselamatan yang Tuhan Yesus anugerahkan adalah keselamatan yang kekal (Yohanes 10:28).
Diambil dan disunting dari: | ||
Nama situs | : | paskah.sabda.org |
Alamat URL | : | https://paskah.sabda.org |
Penulis | : | Rinto |
Tanggal akses | : | 13 Maret 2013 |