Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Membangun Hubungan yang Positif Dengan Menantu/Mertua (Tip)

Edisi C3I: e-Konsel 246 - Membangun Hubungan Baik dengan Keluarga Mertua

Ketika dua wanita yang mengasihi pria yang sama berada di tempat yang sama, hasilnya tidaklah selalu baik. Ibu mertua bisa bermasalah ketika melepas anak laki-lakinya. Menantu perempuan harus berjuang untuk bisa menyatu dengan keluarga suaminya. Saling pengertian dan kesepakatan yang bijaksana, diperlukan untuk membantu ibu mertua dan menantu perempuan melebur menjadi satu dalam hubungan yang sehat.

Berikut adalah sepuluh saran bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan ibu mertua atau menantu perempuan Anda:

  1. Pilihlah untuk bertindak dengan kasih. Jangan biarkan perasaan Anda menuntun tindakan Anda. Sebaliknya, ikutilah tuntunan Tuhan. Apa pun yang Anda rasakan, putuskan untuk memperlakukan ibu mertua dan menantu perempuan Anda dengan kasih. Percayalah, sekali Anda bertindak berdasarkan kasih, Tuhan akan memberikan penghargaan kepada Anda dan mengubah hati Anda perlahan-lahan.

  2. Saling bersabarlah satu dengan yang lain. Jangan mengharapkan hubungan Anda bisa langsung dekat. Berikan waktu untuk hubungan tersebut tumbuh.

  3. Doakan ibu mertua Anda. Cobalah untuk menerapkan saran berikut ini dalam hubungan Anda dengan ibu mertua: kasihilah suami Anda, bersedialah untuk belajar, jadilah diri sendiri dan santai, kasihilah ibu mertua Anda dan katakan hal tersebut kepada beliau, bersabarlah terhadap ibu suami Anda ini ketika beliau mencoba untuk melepaskan anak laki-lakinya, berdoalah untuk ibu mertua Anda (Tuhan dapat mengubah beliau meskipun tidak seorang pun dapat melakukannya), jangan mengeluh kepada orang lain tentang suami Anda, teruslah jalin hubungan yang dekat dengan keluarga Anda sendiri (Anda membutuhkan dukungan mereka), jalinlah hubungan pribadi dengan Kristus, berikan perhatian kepada pernikahan Anda sendiri, jangan bandingkan ibu mertua Anda dengan ibu Anda sendiri (hormatilah keduanya dan perbedaan-perbedaan mereka), katakan kepada ibu mertua Anda betapa Anda sangat mengasihi anaknya dan beliau sudah membesarkannya dengan sangat baik, rencanakan liburan jauh-jauh hari, berikan waktu supaya hubungan Anda dengan ibu mertua semakin dekat, dan milikilah terus selera humor.

  4. Doakanlah menantu perempuan Anda. Cobalah untuk menerapkan saran-saran berikut ini dalam hubungan Anda dengan menantu perempuan Anda: bersikaplah positif dan mendukung, doakan pernikahan anak Anda dan menantu perempuan Anda, hormatilah cara-cara yang berbeda yang dilakukan oleh menantu perempuan Anda, biarkan anak Anda dan istrinya memiliki kehidupan sendiri, jangan ikut campur, kirimkan kartu dan beritahukan hari-hari penting, pekalah kapan Anda bisa berbagi pikiran dan kapan harus diam, berikan nasihat hanya bila diminta, jangan terlalu banyak berharap bisa sering bertemu menantu perempuan Anda, berikan waktu dan ruang baginya, berikan kata-kata yang menguatkan setiap kali ada kesempatan (pujilah kemampuannya, selera, dan sifatnya), jadilah contoh orang Kristen yang selalu bertindak dengan kasih kepadanya, sering-seringlah memuji (perhatikan kritik yang bisa meracuni hubungan Anda), jangan bandingkan menantu perempuan Anda dengan anak perempuan Anda, dan milikilah selera humor.

  5. Bila Anda adalah ibu mertua, mulailah dengan melepaskan. Sadarilah, bahwa secara alkitabiah, tanggung jawab ibu mertualah yang harus bertindak terlebih dahulu dengan melepaskan anaknya dan dengan penuh kasih melepaskan dia untuk membangun sendiri kehidupan pernikahan dan rutinitasnya. Ketahuilah, bahwa dengan melakukan hal tersebut, Anda akan membuka jalan untuk menjalin hubungan baru yang sehat dengannya dan istrinya.

  6. Bila Anda adalah menantu perempuan, pilihlah untuk menghormati. Ingatlah bahwa perintah Allah untuk menghormati orang tua Anda juga harus diterapkan kepada mertua Anda. Tunjukkan hormat Anda kepada ibu mertua Anda.

  7. Hormatilah kekuatan kata-kata. Berhati-hatilah terhadap kekuatan besar dari kata-kata yang bisa semakin mendekatkan orang tua malah justru menghancurkannya. Kendalikan diri Anda sendiri dari keinginan untuk mengkritik menantu perempuan Anda. Pujilah dia kapan pun Anda bisa melakukannya. Berikan nasihat hanya bila diminta dan ketika Anda diminta memberi nasihat, berikan secara singkat dan baik. Bila Anda tidak diminta untuk memberi nasihat tentang sesuatu yang Anda perhatikan, berdoalah agar Tuhan memberikan informasi dan inspirasi dari sumber lain. Berhati-hatilah untuk tidak mengucapkan kata-kata yang tidak menyenangkan. Sebelum memutuskan untuk berbicara, tanyakan pada diri sendiri, "Apakah yang akan saya katakan ini benar? Apakah baik? Apakah perlu?"

  8. Selesaikan konflik. Jangan biarkan masalah di antara menantu dan mertua tidak terselesaikan. Bila salah satu dari Anda melukai yang lainnya (seperti yang sering kali terjadi tanpa disengaja), segera selesaikan dengan cepat dan damai. Bersikaplah rendah hati dan mau mengakui keterlibatan Anda dalam konflik tersebut. Ampunilah satu dengan yang lain sebagai dasar utama, bergantunglah pada pertolongan Tuhan supaya Anda dapat melakukannya. Gunakan humor untuk mengingat kembali peristiwa-peristiwa aneh dan memalukan. Bila ibu mertua atau menantu perempuan Anda punya kebiasaan yang merusak dan menolak untuk berubah, tetaplah ramah tetapi jagalah jarak. Jangan mendebat, namun doakan dia dan cobalah untuk menciptakan suasana yang menyenangkan ketika bersama-sama.

  9. Tetapkan batasan-batasan. Tentukan dengan jelas apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dalam hubungan Anda. Contoh, ibu mertua tidak bisa dititipi anak tanpa memberitahu sebelumnya, jadi teleponlah terlebih dahulu. Menantu perempuan setuju untuk tidak menganggap bahwa ibu mertuanya tidak bisa terlalu sering mengasuh cucunya, kecuali hanya pada saat tertentu yang bisa diatur. Kedua mertua dan menantu ini bisa mencegah kekakuan jadwal tertentu untuk kunjungan saat liburan, dan berikan kebebasan pada masing-masing pihak untuk melakukan rencana apa saja yang tepat bagi mereka.

  10. Jembatani celah di antara Anda. Daripada saling menghakimi karena perbedaan-perbedaan yang ada, bersikaplah rendah hati dan akuilah bahwa Anda punya banyak hal yang bisa diajarkan satu dengan yang lain mengenai perbedaan-perbedaan dalam generasi, budaya dan sosial serta kelompok ekonomi. Cobalah untuk saling belajar kapan pun Anda bisa melakukannya. Mintalah pada Tuhan untuk menolong Anda supaya bisa saling menerima. Tunjukkan sikap yang saling menghargai dan tulus. (t/Ratri)

Diambil dan disesuaikan dari buku "The Mother-in-Law Dance: Can Two Women Love the Same Man and Still Get Along?", 2004 oleh Annie Chapman. Diterbitkan oleh Harvest House Publishers, Eugene, www.harvesthousepublishers.com.

Sumber:

Judul asli artikel : Build Positive Relationships with Your In-Laws
Nama situs : Crosswalk.com
Penulis : Whitney Hopler
Alamat url : http://www.crosswalk.com/marriage/1297167/page0/

Diambil dari:

Nama situs : Wanita Kristen
Alamat URL : http://wanita.sabda.org/
Tanggal akses : 29 April 2011

Komentar