Menjadi Orang Tua Membuatku Bertumbuh

Ditulis oleh: Ibu Meidy M.

Ketika aku menikah, sebagian dari kebebasanku hilang.
Ketika aku punya anak, sebagian lagi dari kebebasanku hilang.
Semakin kupertahankan statusku sebagai ibu rumah tangga, semakin besar kebebasan yang harus kukorbankan, tetapi apa yang kudapatkan?

Senyum manis yang tak kudapatkan di tempat lain.
Tawa riang yang memenuhi ruangan.
Pergumulan yang boleh aku alami setiap hari, dan pertumbuhan yang boleh aku saksikan setiap hari.
Dan semua itu juga yang membuatku bertumbuh.

Ketika anak saya lahir, saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan mengurus sendiri anak saya. Sebagai ibu yang tak berpengalaman, saya berusaha mengerti tentang pertumbuhan seorang anak melalui artikel, buku, dan lain-lain. Kalau ada seminar tentang masalah anak, saya selalu berusaha datang. Jujur saya kesulitan menghadapi anak saya. Berbagai cara sudah saya coba, dari yang lembut sampai yang keras, dari yang sederhana sampai yang penuh muslihat. Namun, tetap saja saya tidak puas dengan perubahan sikap anak saya. Rasanya tidak ada teori yang betul-betul tepat untuk masalah saya. Saya sering merasa gagal sebagai orang tua. Belum lagi ditambah rasa jenuh yang saya hadapi.

Sungguh berbeda dengan apa yang saya alami ketika bekerja dulu. Memang banyak masalah, tetapi semua masalah bisa dicarikan jalan keluarnya. Lain halnya dengan pekerjaan sebagai ibu, tidak ada jawaban atau hasil nyata yang kelihatan. Saya tidak yakin pada apa yang saya lakukan. Apa benar saya harus bersikap keras atau justru sebaliknya? Rasanya semua yang saya lakukan untuk mendidik anak saya sia-sia. Nasihat yang saya ulang setiap hari tidak ada hasilnya. Lagi pula dari segi waktu, pekerjaan sebagai ibu tidak terbatas. Tidak seperti jam kantor, seorang ibu kadang harus siap 24 jam sehari.

Waktu anak saya memasuki usia 10 tahun, saya baru melihat sedikit demi sedikit perubahan sikapnya. Apa yang saya tanamkan sejak kecil ternyata akhirnya berbuah juga!

Saya jadi berpikir tentang bagaimana Tuhan mendidik kita. Sering kita tidak mengerti maksud Tuhan, bahkan kita sengaja menentang-Nya. Namun, Tuhan begitu sabar. Dia menunggu kita berubah sedikit demi sedikit. Pertumbuhan yang terjadi pada diri kita, sekecil apa pun itu, tentu akan membuat-Nya senang. Sebagai orang tua, saya senang melihat anak saya bertumbuh. Menjadi orang tua yang harus mendidik anak membuat saya mengerti bahwa Tuhan sebenarnya sedang mendidik dan membentuk saya juga. Melalui semua kesulitan dalam mendidik yang saya alami, saya diasah untuk semakin bertumbuh. Jadi, semua ini adalah sebuah proses belajar.

Ketika saya merasa tidak sabar, saya jadi tahu bahwa Tuhan itu sabar. Ketika saya merasa telah bersikap jahat pada anak saya, saya jadi tahu bahwa Tuhan itu baik. Ketika saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan, saya jadi tahu bahwa saya membutuhkan kebijaksanaan dari Tuhan.

Diambil dari:

Judul buku : How to Enjoy Your Parenting Time
Judul bab : B. Tips Mendidik Anak
Penulis : Tim Penulis Eunike
Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta 2006
Halaman : 38 -- 40