Memilih Mainan yang Natural, Murah dan Konstruktif

Sejak bayi hingga dewasa, setiap orang membutuhkan aktivitas untuk mengisi waktu dengan hal yang menyenangkan. Bagi seorang anak, bermain adalah belajar dan bekerja.

Bagaimanakah mainan yang baik untuk seorang anak? Secara singkat dapat dikatakan bahwa mainan yang baik adalah yang memenuhi kriteria: mampu merangsang kreativitas anak, mendidik mental dan komunikasi anak, merangsang anak berpikir dan berkembang, serta memberikan keamanan bagi kesehatan fisik dan rohani anak

Lalu jenis mainan apakah yang cocok bagi anak? Ternyata mainan yang cocok dan berguna bagi anak tidaklah harus mainan yang mahal, canggih, dan dari merk terkenal. Selain itu, mainan itu hendaknya sesuai dengan usia perkembangan anak. Alternatif pilihan orangtua sebenarnya sangat luas. Sebagian mainan atau permainan yang sesuai dengan usia anak dapat disimak dari uraian berikut ini.


Usia 0-1 tahun
Sejak usia bayi, anak-anak sudah mulai bermain. Permainan yang paling mereka sukai adalah tangan mereka sendiri. Mereka akan menggoyang-goyangkan tangannya dan memperhatikannya. Mereka juga senang mengamati benda-benda yang bergerak, entah itu mainan musik yang berputar di atas kepalanya, atau sekedar mulut ibu yang bergerak-gerak mengajaknya bicara selagi ia menikmati susu manis dari ibunya.
 
Setelah ia mulai bisa memegang, ia pun mulai menggoyangkan mainan yang berbunyi ("rattle"). Juga menggerakkan segala sesuatu yang dapat ia jangkau. Mainan menjadi suatu tantangan awal yang dapat mendorongnya melakukan suatu gerakan, baik itu berbalik, merayap, maupun merangkak maju.
 
Pada usia 6 bulan
ia mulai menghisap kakinya sendiri. Hal ini menjadi mainan yang paling murah dan menarik baginya. Pada usia 8 atau 9 bulan, anak mulai melempar segala sesuatu.. Ia tertarik bukan pada benda yang ia buang, melainkan lebih pada bunyi yang diakibatkan oleh benda yang ia buang itu. Hingga usia 1 tahun, anak banyak melakukan gerakan menarik dan mendorong segala macam benda yang dapat mengakibatkan gerak dan bunyi.
 
Banyak orangtua yang membuang uang untuk membeli mainan mahal bagi anak-anaknya. Tentu tidak ada salahnya membeli mainan mahal dengan maksud agar mainan tersebut aman bagi anak. Tidak dipungkiri bahwa banyak mainan yang tidak aman. Di antaranya adalah mainan yang berlapiskan cat yang mudah terkelupas, mengandung rajin, bersisi tajam, atau yang mempunyai bagian kecil yang mudah lepas. Bahaya akan terjadi bila anak memasukkan mainan ke mulutnya. Maklumlah, anak seusia ini berusaha mengenal dunianya antara lain dengan mulutnya.
 
Meskipun demikian, kita tetap dapat memilihkan mainan yang murah dan tetap aman bagi anak. Apalagi anak sebetulnya kurang peduli terhadap mahal atau tidaknya mainan. Botol aqua yang sudah disterilkan dan diisi dengan beras berwarna di dalamnya dapat menjadi ‘rattle’ yang murah dan menarik. Air yang mengucur dari washtafel atau di dalam bak, juga tepung kanji yang dilumurkan pada tangan anak dapat pula menjadi mainan yang tidak kalah menariknya.
 
Usia 1-2 tahun
Usia ini adalah usia yang paling ‘mobile’. Anak hampir selalu bergerak dari satu sudut ke sudut lain di dalam rumah. Bahkan sudut yang paling jarang dan sulit dijangkau dapat dijangkau pula oleh anak.
 
Pada masa ini, orangtua perlu menyediakan mainan yang dapat melatih motorik anak. Jika anak asyik dengan mainan yang aman, maka dia akan mempunyai sedikit waktu untuk menjelajahi sudut-sudut di dalam rumah.
 
Untuk sementara waktu, rumah Anda akan menjadi rumah yang jarang sekali teratur rapih. Ini terjadi karena anak senang membongkar, menarik, memecahkan barang-barang. Selain itu mereka pun lebih menyukai barang-barang yang asli daripada yang tiruan. Sekalipun Anda sediakan mainan telpon-telponan misalnya, ia lebih suka dengan telpon asli. Demikian juga dengan radio. Anda perlu menyediakan telpon dan radio yang sudah tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai mainan anak, bila memungkinkan.
 
Mengajak anak memetik kangkung akan melatih motorik halus anak. Biarkan dia bermain air waktu Anda mencuci baju. Berikan dia sapu kecil dengan sampah-sampah buatan Anda sendiri. Bukalah laci dan biarkan dia membongkar baju-baju dari dalam laci. Atau buatkan baginya rumah-rumahan dari bantal dan kain. Berbagai mainan sederhana ini sudah cukup menarik bagi anak. Bahkan lengan dan punggung ayah pun dapat menjadi mainan yang menarik dan hidup. Jadikanlah malam hari, sepulang kerja, menjadi waktu yang indah antara ayah dan anak.
 
 
Usia 2-3 tahun
Ketika anak sudah meninggalkan kebiasaannya memasukkan benda ke dalam mulut, Anda dapat mulai melatih motorik halusnya dengan benda-benda kecil. Sediakan beras untuk diciduk dengan sendok dan dimasukkan ke dalam botol, kacang untuk dipijit, dan biji-bijian untuk dipungut anak (tentu saja hal ini perlu dilakukan dengan pengawasan). Berikan kesempatan bagi anak untuk mencoret-coret kertas, menggali tanah di pekarangan dengan menggunakan sendok, atau bermain pasir. Motorik kasar anak pun perlu dilatih dengan permainan seperti memanjat di taman, mengayuh pedal sepeda roda tiga, sekedar berlari-lari mengejar orangtua, atau melompat-lompat di atas ranjangnya.
 
 
Usia 3-4 tahun
Imajinasi anak pada usia ini mulai berkembang. Demikian pula keinginan belajarnya menjadi semakin besar. Pada usia inilah Anda mulai dapat membelikan mainan yang dapat ia nikmati sendiri sambil memancingnya untuk mengarang cerita.
 
Anak perempuan mungkin suka sekali akan rumah-rumahan dengan boneka-boneka kecil di dalamnya. Anak lelaki senang dengan kereta api yang dilengkapi pohon, orang-orangan, dan mobil-mobilan. Mereka pun cukup kreatif membuat rumah-rumahan sendiri, entah dari buku, bantal, atau apapun yang dapat dibuat sesuai dengan imajinasi mereka sendiri.
 
Alat-alat tulis dapat menjadi sahabat yang akrab dengan mereka. Pastikanlah bahwa dalam kamar anak Anda selalu tersedia kertas, krayon atau pinsil warna. Dia mungkin akan asyik menciptakan suatu cerita yang digambarnya sendiri.
 
Jika anak menyukai komputer, pilihlah permainan komputer yang sehat. Ada berbagai program komputer yang menarik dan dapat dipilih, seperti misalnya "Reader’s Rabbit", program-program permainan Alkitab, mengenal angka dan huruf, lego, dan sebagainya. Jangan biasakan anak memainkan permainan yang berbau kriminal karena Anda akan sulit melepaskannya nanti.
 
 
Usia 4 atau 5 tahun dan seterusnya
Pengaruh teman di sekolah akan semakin besar pada anak. Banyak mainan baru yang tidak Anda sediakan mungkin akan diminta oleh anak. Dalam hal ini Anda perlu sekali menjaga batasan dengan bijaksana. Jangan terlalu keras tapi juga jangan terlalu membebaskan anak dengan membelikan segala sesuatu yang ia mau.
 
Buatlah prinsip-prinsip penting yang juga diberitahukan kepada anak, misalnya:
  1. Tidak membelikan mainan yang diminta anak pada saat jalan-jalan di Mall.
  2. Merencanakan pembelian mainan tertentu.Bila suatu mainan tidak pernah direncanakan untuk dibeli, maka mainan itu tidak boleh dibeli. Demikian pula, pemberian mainan atas dasar suatu prestasi perlu pula direncanakan sebelumnya.
  3. Tidak mengizinkan anak membeli mainan di sekolah. Prinsip ini perlu dilaksanakan demi melindungi anak. Bila tidak, dikuatirkan anak terjerat oleh narkoba atau hal lain yang mungkin membahayakan.
  4. Berikan tabungan khusus untuknya.
  5. Ajaklah anak memanjatkan doa permintaan khusus untuk suatu mainan tertentu yang ia sukai.

Usia Sekolah Dasar
Akan lebih baik jika anak menyukai suatu mainan yang memancing pengamatan dan merangsang anak berpikir. Lego, catur, kartu, dan permainan semacam itu dapat menolong anak berpikir. Dalam hal ini pendampingan orangtua diperlukan sekali agar anak menyukai dan terampil memainkan permainan-permainan tersebut.
 
Selain itu, permainan outdoor, seperti bermain bola, mini golf, basket, dan sebagainya juga merupakan hal yang sangat penting bagi anak. Alangkah baiknya jika di rumah ada suatu bagian tertentu di mana anak bebas bergerak dan bermain. Jika Anda tidak mempunyai pekarangan cukup luas, tentukan daerah yang aman bagi anak untuk bermain. Taman di dekat rumah atau jalanan yang sepi dan terawasi dapat pula merupakan pilihan tempat bermain anak.
 
Umumnya, bermain di luar bersama teman lebih baik daripada bermain komputer sendirian di kamar. Karena dengan bermain bersama teman, anak juga sekaligus belajar bersosialisasi.
 
 
Sebagai saran terakhir, jadikanlah masa bermain dengan anak pada usia muda mereka sebagai momen pelekat hubungan Anda dengan anak Anda. Dengan demikian pada saat remaja nanti, anak Anda tidak akan merasa sungkan membicarakan hal-hal yang sangat pribadi dengan Anda.
 
 
 
 
Rubrik: Perkembangan Anak
Oleh : Ev. Anne Kartawijaya, MDiv.
 
 
Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
Buletin Eunike (Edisi 19)
Penerbit: 
--