Menyongsong Pernikahan

Edisi C3I: e-Konsel 039 - Konseling Pranikah

AYAT ALKITAB
Amsal 3:3; 24:3,4
2Korintus 6:14,15
Efesus 5:21,22
1Petrus 3:7

LATAR BELAKANG
Pernikahan adalah ikatan seumur hidup paling serius yang dapat dilakukan oleh sepasang kekasih sepanjang hidup mereka. Tetapi banyak pasangan memasukinya dalam keadaan kurang dewasa dan tidak cukup pengertian. Semakin meningkatnya jumlah perceraian, menunjukkan betapa pentingnya mempersiapkan kaum muda memasuki pernikahan mereka.

Berikut adalah prinsip-prinsip pernikahan yang akan membantu mereka yang sedang menyongsong saat pengucapan janji nikah mereka:

  • Suatu pernikahan yang baik bukan terjadi di surga, tetapi di bumi. Kasih adalah bagian kemanusiaan kita yang rapuh yang perlu dipelihara dan dikembangkan terus-menerus. Tentu saja, mereka yang berniat menikah harus mengharapkan pimpinan Tuhan, tetapi keberhasilan pernikahan mereka akan sangat bergantung pada usaha pasangan itu sendiri menanggapi pimpinan Tuhan.
  • Suatu pernikahan yang baik tidak didasarkan atas angan-angan tetapi atas kenyataan. Terlalu banyak pasangan yang karena pengaruh dongeng-dongeng cinta, menikah dengan pengharapan yang terlampau tinggi, kemudian melewati tahun-tahun penyesuaian diri dengan penuh penderitaan.
  • Suatu pernikahan yang baik didasarkan oleh adanya rasa hormat terhadap diri sendiri dan terhadap pasangannya.

    Citra diri buruk yang diwarisi dari latar belakang keluarga penuh tekanan atau tidak dewasa, dapat membawa pengalaman penuh badai. Hubungan yang kokoh dengan Yesus Kristus disertai pengenalan diri yang benar akibat hubungan tadi, sangat berarti.

    Pengenalan diri yang miskin pada masing-masing pasangan, dapat pula menimbulkan kesalahmengertian dan ketegangan. Tanpa perlu terlalu banyak pengamatan, sudah jelas bahwa pria dan wanita berbeda secara jasmani: Namun berapa banyak yang siap menghadapi kenyataan bahwa calon teman hidupnya memiliki perbedaan-perbedaan emosional dan mental yang berarti? Masing-masing pasangan harus menyadari ini dan bersiap melakukan kelonggaran dan penyesuaian diri yang diperlukan (Kejadian 5:2).

  • Pernikahan yang pasangannya memiliki berbagai kesamaan, memiliki kesempatan lebih banyak untuk berhasil. Ini berarti perlu:
    • Kesamaan latar belakang agama.
    • Kesamaan latar belakang budaya dan sosial.
    • Tingkat ekonomi sebanding.
    • Kesempatan pendidikan yang setaraf.
    • Situasi rumah tangga yang mantap.
  • Pernikahan bukanlah tempat untuk memperbaiki diri! Seseorang yang menikah dengan tujuan memperbaiki masalah-masalah dalam kepribadiannya, sedang merayu masa depan yang penuh malapetaka. Apa yang tidak dapat diubah sebelum menikah, tak mungkin pula akan berubah dalam pernikahan. Karena itu, bila tersangkut masalah- masalah alkohol, obat bius atau pelanggaran susila, harus dipertimbangkan secara serius sekali.
  • Pasangan yang menikah "dalam Tuhan" (1Korintus 7:39) memiliki modal lebih besar untuk mengembangkan hubungan yang lebih baik, daripada mereka yang di luar Kristus.

STRATEGI BIMBINGAN

  1. Ucapkan selamat padanya atas inisiatifnya mencari bimbingan menjelang pernikahannya. Bagikan prinsip-prinsip Alkitab berikut: Kejadian 2:18; Amsal 18:22.
  2. Nasihatkan dia untuk menyerahkan hati dan hidupnya kepada Yesus Kristus, bila dia ingin mengalami penyertaan dan bimbingan Allah dalam hidup dan pernikahannya. Jelaskan "Damai dengan Allah". [[Red: "Damai dengan Allah" -- Traktat untuk menolong/menuntun orang non Kristen agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA); atau dalam Buku Pegangan Pelayanan ini, halaman 5; atau dalam CD-SABDA: Topik 17750.]]
  3. Entah dia baru atau sudah lama menjadi Kristen, nasihatkan dia untuk bersikap mantap mengikut Kristus. Dia perlu pula membaca dan mempelajari Firman Tuhan, mendoakan segala perkara dan melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Semua hal ini akan memperkaya hidupnya, memungkinkan dia berbuat lebih banyak bagi hidup nikahnya.
  4. Bila dia segera akan menikah, pastikan bahwa pernikahan itu terjadi di dalam Tuhan (1Korintus 7:39; 2Korintus 6:14).
  5. Sebelum menikah, yang bersangkutan harus memperbaiki faktor- faktor yang menjamin keberhasilan pernikahan, dengan:
    • Meminta berkat dan kontrol Tuhan atas hidupnya dan hidup pasangannya, melalui permohonan doa.
    • Memahami dan menghayati semua pengetahuan yang dapat diperolehnya tentang rumah tangga yang berpusatkan Kristus. Selidiki semua bagian Firman yang berbicara tentang pernikahan dan rumah tangga.
    • Bacalah buku-buku yang ditulis oleh para pembimbing dan pendeta Kristen.
    • Bahan-bahan sedemikian dapat diperoleh dari toko buku Kristen terdekat. Banyak pula gereja yang memiliki perpustakaan dengan cukup banyak buku tentang rumah tangga dan pernikahan Kristen.
    • Manfaatkan berbagai seminar, kursus, film yang membahas tentang pokok ini.
    • Mintalah bimbingan dari pendeta, penyuluh tentang pernikahan atau psikolog Kristen yang berbobot. Bimbingan tentang nikah seharusnya meliputi sudut cakupan yang luas, termasuk masalah kepribadian, kerohanian, keuangan dan masalah-masalah seksual.
  6. Sesudah menikah, lakukan hal berikut:
    • Kembangkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan yang di dalamnya pernikahan dapat bertumbuh secara rohani dan di mana seisi rumah tangga kelak, dapat diterima dan dipupuk oleh hal-hal kekal.
    • Tetapkah hati untuk berkomunikasi secara bebas dan tulus dengan pasangannya, tentang segala aspek kehidupan: mental, emosional dan jasmani. Kebiasaan ini kelak akan sangat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dalam pernikahan.
  7. Berdoalah bersama orang yang Anda layani, meminta berkat, penyertaan dan pimpinan Tuhan dalam hidup masing-masing dan dalam pernikahan yang segera akan dimasuki.


Kutipan

Menurut Billy Graham:
"Suatu rumah tangga hanya akan mewujudkan maksudnya yang sejati, bila ia dikontrol oleh Allah. Singkirkanlah Yesus Kristus dari rumah tangga Anda, maka rumah tangga Anda akan kehilangan maknanya. Tetapi tempatkanlah Yesus Kristus dalam hati Anda dan dalam kehidupan keluarga Anda, maka Dia akan mengubah rumah tangga Anda."
Kutipan_Selesai

Sumber
Halaman: 
103 - 111
Judul Artikel: 
Konseling Kristen yang Efektif
Penerbit: 
Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1998