Mengasihi -- Sebagai Dasar Melayani Konseli

Edisi C3I: e-Konsel 075 - Kepribadian Konselor Kristen

Garry Collins, menegaskan bahwa walaupun konselor menerapkan teknik yang setinggi apa pun dalam menolong konseli, tetapi apabila hal itu tidak dilandasi dengan "hati yang rela menolong", upaya itu tidak akan efektif. Oleh karena itu, ada beberapa sikap yang perlu dibangun dalam menghadapi dan memberikan pertolongan kepada konseli yang beragam usia dan memiliki kondisi masalah yang majemuk.

Kasih Konselor

1. Konselor perlu menghadapi konseli dengan sikap kasih yang hangat disertai perasaan "menerima dengan penuh perhatian" (concern). Sikap ini akan membuat konseli merasa betah -- dan dapat memercayai serta bersikap terbuka.

2. Konselor perlu menghadapi konseli dengan sikap yang tulus disertai perasaan yang murni dan sikap terbuka. Konselor perlu menghindari sikap cepat menghakimi dan tidak membiarkan dirinya dipengaruhi oleh hal-hal yang tiba-tiba terjadi dan membagi perhatian sementara bimbingan konseling berlangsung.

3. Konselor perlu menghadapi konseli dengan sikap empati. Konselor harus mengembangkan sikap sensitif, mudah mengerti dan menghadapi konseli dengan raut yang siap untuk memahami konseli. Seorang konselor Kristen perlu melayani dengan kasih, sekalipun dia juga memerlukan ilmu pengetahuan yang memadai tentang teknik membimbing untuk mengembangkan kemampuan dirinya.

Walaupun konselor menerapkan teknik yang setinggi apa pun dalam menolong konseli, tetapi apabila hal itu tidak dilandasi dengan "hati yang rela menolong", upaya itu tidak akan efektif. (Garry Collins)


FacebookTwitterWhatsAppTelegram

4. Konselor dan konseli perlu menjadikan satu dengan yang lainnya sebagai sahabat, di mana konseli dapat terbuka untuk menyatakan permasalahannya. Alasan terpenting untuk sikap ini adalah:

  1. Konseli akan terbuka kepada orang yang disukainya.
  2. Konseli akan terbuka kepada konselor apabila dia memperoleh perhatian yang hangat.
  3. Konseli akan terbuka bila dia yakin bahwa konselor memiliki kompetensi untuk memberi pertolongan kepadanya.
  4. Konseli akan terbuka bila dia yakin bahwa konselor adalah memiliki etika moral yang tinggi di mana dia dapat dipercaya untuk menyimpan masalah orang lain (Ams. 25:19).
  5. Konseli akan terbuka karena dia yakin bahwa konselor adalah seorang yang mengenal dan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, di mana dia pun yakin bahwa dia akan menerima pertolongan Tuhan melalui konselor tersebut.

Apabila konselor mengasihi dengan tulus, dia akan lebih siap untuk melayani konseli setiap saat. Dengan kasih, seluruh kemampuan konselor dapat digunakan dengan baik, di mana konseli akan lebih siap pula untuk terbuka, sehingga masalah yang dihadapinya dapat diatasinya oleh pertolongan konselor.

 

Mengasihi -- Sebagai Dasar Melayani Konseli

 

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli artikel : Konselor Kompeten - Pengantar Konseling Terapi untuk Pemulihan
Penulis artikel : Magdalena Tomatala, Ph.D.
Penerbit : YT Leadership Foundation - Jakarta, 2000
Halaman : 49 - 51