Kiat Menghadapi Remaja

Masa remaja bagi remaja itu sendiri bisa jadi merupakan suatu kondisi yang menyenangkan. Ya, masa remaja memang merupakan masa mencari jati diri. Remaja yang idolanya Michael Jackson, di sekeliling kamarnya tentu akan dipenuhi dengan gambar Michael Jackson. Gerakan-gerakan tubuhnya meniru Michael Jackson. Kaset ataupun CD lagu-lagu Michael Jackson bertumpuk di lemari. Namun tidak sedikit masa remaja justru mendatangkan kecemasan dan kekuatiran bagi orang tua.

Contoh

Kami pernah dititipi anak remaja laki-laki kelas dua SLTP.

Satu kali penulis bertanya, "Kamu bisa mencuci sepatu?".

"Di rumah juga suka disuruh Papa mencuci sepatu," jawabnya pendek.

Lalu penulis menyuruh mencuci sepatu sekolahnya. Penulis memperhatikan dan ternyata ia tidak dapat mencuci sepatu. Lalu untuk memberi contoh, penulis meminta anaknya memeragakan contoh bagaimana seharusnya mencuci sepatu. Benar bahwa anak remaja tersebut suka disuruh ayahnya mencuci sepatu, namun tidak pernah diberi contoh bagaimana cara mencuci sepatu yang benar.

Anak remaja ini bukan hanya tidak mengerti mencuci sepatu, ia pun tidak mengerti bagaimana mencuci pakaian agar bersih. Beberapa kali diberi contoh, barulah ia dapat mencuci dengan benar pakaiannya sendiri.

Beberapa kali penulis memberitahu dan menegur anak ini sebab ada kecenderungan bersikeras melakukan sesuatu yang diyakininya benar namun akhirnya melakukan kesalahan yang sama. Setelah diperhatikan sekian lama penulis berkesimpulan bahwa anak ini tidak dapat diberi nasihat, tidak dilatih memperhatikan apa yang diberitahukan kepadanya. Penulis yakin di sekolah pun ada kecenderungan melakukan segala sesuatu sekehendak hatinya bukan berlaku sebagaimana diharapkan gurunya. Kebanyakan anak-anak tidak cukup hanya diberi tugas untuk dikerjakan, tetapi memerlukan contoh untuk dilihat berkali-kali.

Alergi

Kami juga pernah dititipi saudara perempuan yang masih duduk di kelas satu SMU. Ia sering mengalami sakit kepala dan masuk angin. Istri saya mengetahui bahwa di rumahnya ia biasa mandi pagi dan keramas dengan air dingin. Oleh sebab itu istri penulis menasihatkan agar ia bangun lebih awal, melakukan saat teduh sambil masak air untuk mandi. Di samping itu istri penulis juga menyarankan agar minta perlindungan Tuhan Yesus sehingga tidak lagi masuk angin atau sakit kepala. Benar saja, sejak ia mengikuti nasihat istri penulis, ia tidak pernah lagi mengalami sakit kepala atau masuk angin.

Hal lain yang juga bermasalah pada anak ini adalah bila tangannya kena deterjen atau sabun krim, akan muncul semacam penyakit kulit pada tangannya. Istri penulis kembali mendorong anak ini untuk meminta pertolongan Tuhan Yesus agar disembuhkan dari alergi terhadap deterjen maupun sabun krim. Istri penulis menyarankan agar deterjen atau sabun krim dicairkan dengan air panas terlebih dahulu sebelum digunakan merendam pakaiannya. Selama tinggal bersama kami ia tidak pernah mengeluh sakit tangan karena pengaruh deterjen.

Anak tidak dapat dipersalahkan karena mengalami sesuatu yang nampak kurang wajar, tetapi harus dicari penyebabnya dan diberitahu solusinya.

Rumah Hanya Untuk Tidur

Seorang anak remaja laki-laki liburan sekolah dan tinggal sebulan bersama kami. Dari percakapan yang terbuka beberapa kali diketahui bahwa ia tidak suka tinggal di rumah. Selepas jam sekolah ia memang segera pulang dan ganti pakaian, karena ayahnya mendisiplin tidak boleh bermain dengan memakai seragam sekolah. Setelah ganti pakaian, ia segera pergi menjumpai teman-temannya. Ia baru kembali ke rumah menjelang tidur malam. Ia mengaku bahwa rumah hanyalah tempat untuk tidur malam. Waktu di luar sekolah dihabiskannya bersama teman- temannya. Asyik ngobrol dengan teman-teman sebaya.

Orang tua perlu mencari tahu penyebab remaja berperilaku demikian. Cermati bagaimana sikap dan perilaku setiap anggota keluarga. Adakah tempat bagi remaja di dalam keluarga? Dari percakapan dengan remaja tersebut muncul pengakuan bahwa ada beberapa hal yang membuat dia tidak betah berada di rumah yakni suasana rumah yang tidak nyaman. Ibu kerapkali bertengkar dengan ayah. Meskipun apa yang dikatakan ayah benar, tetapi ibu tetap bersikeras tidak mau kalah.

Komunikasi dengan ibu terasa tidak enak, sebab setiap kali berbicara dengannya akan menimbulkan rasa kesal. Di rumah juga ia tidak punya teman, sebab perbedaan usia dengan adiknya cukup jauh yakni enam tahun, sedangkan kakaknya kuliah di kota lain dan jarang pulang ke rumah. Oleh sebab itu di rumah tidak ada teman yang enak untuk diajak ngobrol.

Dicari Penyebabnya

Banyak masalah remaja yang akhirnya mendatangkan masalah bukan hanya bagi remaja itu sendiri, melainkan juga orang tua. Masalah yang dihadapi dan ditimbulkan remaja tidak semata-mata harus dipandang sebagai beban dan tanggungjawab remaja itu sendiri. Masalah remaja harus dicermati dengan benar. Penyebab yang sesungguhnya perlu diketahui untuk mencari jalan keluar dari masalah.

Remaja perlu dimengerti dan diberi pengertian. Masa remaja adalah satu masa di mana mereka sedang mencari identitas. Jika mereka tidak menemukan identitas yang terasa sesuai dari ayah atau ibu, mereka tidak sukar mencari tokoh idola di luar rumah. Bisa dari dunia musik, buku, atau televisi. Bahkan ada remaja yang mengidolakan orang pengangguran yang pada pagi hari duduk santai di pinggir jalan sambil mengisap rokok. Mereka membayangkan hidup seperti itu sangat mengasyikkan. Oleh sebab itu mereka kemudian meniru gaya hidup seperti itu.

Kurang komunikasi atau komunikasi yang buruk di dalam keluarga juga mengakibatkan remaja merasa tidak mempunyai tempat di dalam keluarga. Oleh sebab itu ia akan betah berjam-jam bersama komunitas remaja atau sesama teman sekolah. Berbicara dengan teman sebaya terasa tidak ada beban.

Yang sulit bahwa orang tua tidak dapat memantau apa kegiatan remaja bersama teman-temannya. Apakah mereka tidak mencoba-coba merokok, minum-minuman keras, mencicipi ganja atau melihat film biru? Penulis mendapat informasi, ada kalanya sesama remaja pergi menginap di tempat wisata, untuk mendapat kesempatan mencicipi bagaimana rasanya fly dengan cara minum air rebusan jamur kotoran sapi.

Kami biasa mengundang teman-teman anak kami untuk belajar bersama di rumah. Kami lebih suka menyediakan makanan untuk mereka dan sekaligus memantau daripada membiarkan anak kami yang keluar rumah. Ketika ada kesempatan, biasanya istri penulis masuk ke kumpulan mereka dan memberikan masukan mengenai pergaulan hidup dan masa depan, dan bahwa mereka harus tekun berjuang membangun masa depan.

Pertumbuhan Iman

Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah pertumbuhan iman remaja. Apa yang sudah ditanamkan pada waktu balita dan anak-anak akan nampak di dalam kehidupan remaja, tidak terkecuali masalah iman.

Adakah remaja sudah biasa taat kepada orang tua? Atau justru sebaliknya, ia berkembang menjadi pembangkang atau pemberontak. Tidak sedikit remaja yang beranggapan bahwa orang tua mereka dianggap kuno dan tidak mengenal perkembangan zaman. Kemudian hal itu mereka jadikan alasan untuk tidak taat kepada orang tua termasuk di dalamnya masalah iman.

Remaja masih memerlukan bukan hanya informasi tetapi juga peletakkan kembali dasar kehidupan imannya. Jika remaja tidak dapat taat kepada orang tua yang secara lahiriah kelihatan, bagaimana mungkin mereka dapat taat kepada Tuhan Yesus yang tidak kelihatan secara fisik? Jika mereka tidak tunduk kepada orang tua, bagaimana mereka dapat tunduk kepada otoritas guru di sekolah?

Allah adalah kekuasaan. Orang tua, guru itulah wakil kekuasaan. Remaja tidak dapat merujuk langsung taat kepada Allah tanpa terlebih dahulu taat kepada orang tua atau guru. Tidak taat kepada wakil kekuasaan adalah pembangkangan dan pemberontakan terhadap kekuasaan Allah sendiri. Tidak ada orang tua maupun remaja yang hidup dalam pemberontakan mempunyai damai. Hidup dalam pemberontakan membuat orang berada dalam keadaan gelisah, tidak tenteram dan ketidakpastian.

Remaja memerlukan informasi akurat dan penjelasan yang memadai sehingga ia benar-benar memahami masalah yang dihadapinya dan dapat bertindak dengan benar. Hal ini menuntut kasih dan kesabaran orang tua serta doa mereka. Orang tua dituntut untuk belajar memahami, mendalami pertumbuhan dan perkembangan remaja. Dengan demikian orang tua memperlengkapi diri untuk membimbing remaja mengatasi masalah yang dihadapinya.

Anak remaja juga memerlukan siraman berupa teladan dan bimbingan iman yang benar disertai doa yang tulus dari orang tua. Janganlah orang tua berpikir bahwa apa yang telah diberikan kepada anak remajanya dianggap cukup. Hidup itu berkembang. Jika orang tua lalai memberikan teladan dan bimbingan, maka remaja akan meraihnya melalui banyak cara.

Masa remaja adalah masa yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan kelak ketika mereka dewasa. Oleh sebab itu sudah sewajarnya orang tua memberikan perhatian serius kepada anak remaja. Sediakan dan gunakan waktu berbincang-bincang dengan remaja sebagai cara untuk mendapatkan apa yang ada dalam hati dan kehidupan anak remaja. Dengan demikian orang tua menggenapi firman Tuhan, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu" (Ams. 22:6).

Sumber
Halaman: 
41 - 44
Judul Artikel: 
Kalam Hidup, Juni 2005
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup, Bandung