Editorial

Edisi C3I: e-Konsel 051 - Dekat dengan Allah

Kesibukan telah menjadi salah satu ciri yang menonjol dalam kehidupan orang modern saat ini. Banyak hal yang harus dikerjakan, banyak rapat yang harus diikuti, banyak orang yang harus ditemui, proyek-proyek yang harus diselesaikan, dsb. Kadang ada rasa jengkel jika pekerjaan terhambat atau tidak selesai, usulan-usulan yang tidak diterima, atau janji-janji yang tidak terpenuhi. Meskipun begitu, sangat sukar bagi banyak orang, termasuk orang Kristen, untuk tidak menjadi sibuk, karena kesibukan rupanya telah menjadi semacam lambang status. Beberapa orang bahkan memiliki perasaan kuatir, dan bertanya-tanya, "siapakah saya ini jika tidak mempunyai kesibukan lagi?" Betulkah bahwa kesibukanlah yang memberi manusia kepuasan, kedamaian dan kesejahteraan? Betulkah kesibukan yang membuat hidup manusia menjadi berarti? Bagaimana sikap kita sebagai orang Kristen menanggapi hal ini?

Memang Alkitab tidak pernah melarang kita untuk hidup aktif dan produktif, bahkan sebaliknya Alkitab memberi contoh bagaimana orang- orang yang dipakai Tuhan bisa menjadi sedemikian sibuk. Hidup Tuhan Yesus sendiri memperlihatkan kehidupan yang sangat sibuk. Tetapi Alkitab juga mengingatkan kita agar kita hati-hati, karena hidup yang sibuk dapat membuat kita tidak lagi memiliki waktu untuk berbicara kepada Allah. Kehidupan rohani kita dapat kandas menjadi kehidupan yang tidak rohani jika kita tidak menempatkannya dalam perspektif Allah. Sehubungan dengan hal ini, maka Redaksi akan menyajikan sebuah tema yang akan sangat berguna untuk menolong kita terhindar dari kehidupan sibuk yang hanya mementingkan kedagingan saja. Tema "Dekat dengan Tuhan" sengaja kami pilih karena memang hanya dengan dekat dengan Tuhanlah maka hidup kita yang sibuk ini tetap berada dalam perspektif yang benar.

Tim Redaksi.