Bab I: Apakah Konseling Itu?
I. APAKAH KONSELING ITU ?
Konseling berasal dari kata bahasa Inggris to counsel
- to counsel = Membimbing
- counsellor = Pembimbing
- counsellee = Penerima bimbingan/orang yang dibimbing
Asal istilah 'counsellor' dari Yesaya 9: 5
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu ... tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu (Yoh 14:16,26).
Roh Kudus sebagai Penolong yang menyertai dan Pengingat atas pernyataan-pernyataan Yesus kepada kita. Roh Kudus adalah suatu PRIBADI yang mempunyai ciri-ciri: Menolong, menghibur, mengingatkan dan mengajar. Roh Kudus adalah suatu pribadi yang terlibat dalam pekerjaan konseling.
A. Saksi Yehova menyatakan bahwa Roh Kudus adalah suatu tenaga (power), kekuatan dari
Allah (some kind of power from God), agar orang-orang dapat melakukan kehendakNya di
dunia. Bagi kita, Roh Kudus adalah suatu PRIBADI, Roh Kudus adalah penghibur; Ia mam
pu mengingatkan, karena Ia mempunyai memori untuk mengingat. Ia mengingatkan anda
akan firman Allah sehingga apa yang anda pernah baca dapat digali (diingatkan) oleh Roh
Kudus. Roh Kudus mempunyai hikmat, Ia mengajar anda, karena Ia mempunyai intelek; Roh
Kudus adalah pribadi yang mengajar anda. Roh Kudus adalah suatu pribadi yang terlibat dalam
pelayanan konseling.
Dalam konseling ada tiga pribadi yang terlibat, yaitu: Konselor, konsele dan Yesus yang menyatakan diri dalam Roh Kudus. Ini membedakan konseling seorang Kristen dengan konseling seorang psikolog (yang menekankan teknik-teknik berdasarkan ilmu pengetahuan, pengalaman dan metoda-metoda).
B. Menjadi konselor bukanlah suatu beban.
Yesus berkata: Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah (Mat 5:9). Seorang konselor membawa damai karena mempertemukan orang berdosa dengan Tuhan. Dalam diri konselor harus ada hal-hal sebagai berikut:
Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai
kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang
cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus diatasnya. Tetapi tiap-tiap o
rang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seo
rang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Ye
sus Kristus (I Kor 3:9-11).