Bagian D: Seks: Incest (Hubungan Seksual dengan Sesama Anggota Keluarga)

Seks: Incest (Hubungan Seksual dengan Sesama Anggota Keluarga)
Latar Belakang

Incest adalah hubungan seksual antara orang-orang dari keluarga yang sama. Yang paling sering kita dengar, atau harus kita hadapi dalam pelayanan ialah para pemudi yang mengaku telah mengalami kontak seksual (tidak selalu berbentuk persetubuhan) dengan ayahnya, ayah tirinya, dan sebagainya. Tetapi pemuda pun bisa menjadi korban incest.

Berita-berita tentang terjadinya incest, baru belakangan ini kita dengar melalui surat kabar dan majalah. Kita hampir-hampir tidak percaya bahwa tindakan keji seperti itu, bisa terjadi dalam masyarakat Timur kita yang lebih kuat memegang norma-norma kesopanan. Tetapi fakta adalah fakta. Bahkan mungkin dalam masyarakat kita yang masih agak tertutup ini, ada lebih banyak incest terjadi, hanya saja sebagian besar sangat ditutupi.

Incest sangat menghancurkan diri anak, bahkan sering tak mungkin lagi diperbaiki. Anak yang diperlakukan demikian, mengalami luka-luka jasmani dan rohani tak terkatakan. Karena rasa malu, takut atau perasaan bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang jahat dan harus dihukum, korban incest jarang sekali melaporkan pengalaman mereka. Mereka seolah terjebak oleh situasi kusut yang membuat mereka bingung dan putus asa.

Anak-anak yang menderita paksaan seksual, memiliki citra diri yang rendah, merasa tertekan dan sering menyimpan angan-angan untuk menghancurkan diri sendiri. Banyak yang lari dari rumah dan seringkali terlibat dalam obat bius, alkohol dan berbagai pelanggaran seksual lain, seperti pelacuran dan homoseksualitas. Karena kurang mampu berkonsentrasi, hasil pelajaran mereka di sekolah pun buruk. Kesempatan untuk melewati masa dewasa yang berhasil sangat kecil, karena sebagian besar dari mereka tidak akan pulih dari akibat-akibat hubungan buruk tersebut dan sebagian akan berusaha membunuh diri. Orang sedemikian sangat memerlukan simpati khusus dan sikap lembut. Berusahalah untuk menunjukkan seluruh kasih anda kepadanya.

Sedikit sekali harapan untuk melepaskan korban dari situasi yang membuatnya tak berdaya itu, kecuali si pelaku dihentikan. Pelaku incest tak mungkin akan berubah, kecuali dipertentangkan dengan akibat-akibat hukum atas tindakan kejahatannya. Mungkin hanya tindakan berdasarkan hukum yang dapat menghentikan perbuatan tersebut, terutama bila korban dipisahkan dari pelaku incest. Sesudah itu, keduanya membutuhkan bimbingan, baik terpisah maupun bersama, agar tercapai jalan keluar. Gereja perlu memikirkan sumbangannya dalam bidang pelayanan ini dalam masyarakat kita.


Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Nyatakan pada orang yang anda layani, bahwa tindakannya menceritakan masalahnya adalah tepat. Kita adalah sahabatnya dan ingin menolong dia.
  2. Tegaskan bahwa walaupun dia sudah ternoda, tetapi dia tidak jahat atau hina. Dia dipaksa atau ditipu melakukan sesuatu yang merendahkan dirinya, dan mengalami kebingungan, tetapi tidak gila. Kejadian tersebut sangat salah, tetapi bukan tanggung jawabnya. Walaupun dia sudah diperlakukan salah, dia tidak perlu terus diancam dan tenggelam dalam perasaan-perasaan tak berdaya, kasihan diri dan ragu. Kita ingin menolongnya menemukan jalan keluar.
  3. Yakinkan dia bahwa Tuhan mengasihinya. Untuk Tuhan, dia mempunyai arti khusus, sama layaknya seperti orang lain. Allah sedemikian mengasihi dia sehingga Dia mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, untuk mati bagi dosa-dosanya. Jelaskan "Damai dengan Allah", .
  4. Anjurkan dia untuk mulai membaca Alkitab. Tawarkan Hidup dalam Kristus 17453 yang akan mengantar dia masuk dalam penelaahan Alkitab.
  5. Adakah pendeta yang dikenalnya dan dapat dihubunginya? Anjurkan dia untuk segera menceritakan masalahnya pada pendeta. Dia akan membantu. Dia perlu pula menceritakan masalahnya pada pembimbingnya di sekolah. Mungkin sulit dan membuat malu, tetapi penting untuk dilakukan.
  6. Berdoalah bersamanya, menyerahkan masalahnya kepada Tuhan. Sesudah berdoa, tegaskan ulang tentang perhatian dan kasih serta doa anda.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Ams 3:5,6)

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7)

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Pet 5:7)

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." (Mat 11:28,29)

"Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga."" (Mat 19:14)

"Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal." (Yes 26:3,4)