Bab 9 Tetap Berkarya Di Usia Lanjut

Info Untuk Lansia -- Bab 9. Tetap Berkarya Di Usia Lanjut

BAB 9. TETAP BERKARYA DI USIA LANJUT

Salah satu ciri orang lanjut usia adalah berkurangnya kekuatan fisik. Fisik yang semula segar, sehat, kuat dan energik kini menjadi lemah, lamban dan sakit- sakitan. Para lansia sering tidak menyadari bahwa melemahnya fisik tidak berarti melemahnya kekuatan jiwa. Jika seorang lansia tidak gesit lagi bekerja seperti dulu, itu tidak berarti ia tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Ia masih dapat berkarya dalam hidupnya.

Menurut ilmu psikologi, orang yang kurang pandai atau mahir dalam suatu bidang biasanya terdorong mengembangkan potensi lain untuk menutupi kekurangannya. Sebagai contoh, seorang wanita yang sadar tidak memiliki postur tubuh yang indah akan terdorong menutupi kekurangannya itu dengan meningkatkan keterampilan memasak atau menjahit. Dan akhirnya ia berhasil menjadi juru masak atau penjahit yang sukses.

Bagi kaum lansia, kelemahan fisik dapat dijadikan tantangan untuk membangkitkan kekuatan batin dan daya kreasinya. Kendatipun secara fisik dan umur sudah tua, hendaknya jiwanya tetap muda. Kekuatan dan potensi dalam diri seseorang dapat muncul justru ketika ia memasuki masa lansia. Banyak karya besar yang lahir justru pada masa lansia.

Tokoh-tokoh terkenal yang berkarya pada masa lanjut usia:

  • Sophocles, menulis drama "Oedipus Tyrannus" pada usia 80 tahun;
  • Daniel Dafos, menulis novel "Robinson Crusoe" pada usia 59 tahun;
  • Michaelanglo, menyelesaikan karya seninya di gereja St. Peter's pada usia 70 tahun;
  • Verdi, Hayden, dan Handel, menciptakan musik setelah usia 70 tahun;
  • Rembrand dan Monet, menyelesaikan karya lukisannya menjelang akhir hidupnya;
  • Albert Einstein, menemukan berbagai penemuan penting pada masa lanjut usia;
  • Francois Mauriac, menulis novel "Maltaverne" pada usia 83 tahun;
  • Gladstone, menjadi perdana menteri pada usia 84 tahun;
  • M. Gandhi, memimpin India pada saat usia lanjut;
  • Konrad Adenauer, menjadi kanselir Jerman pada usia 63 tahun dan bertugas selama 14 tahun,
  • dan sebagainya.

Ada juga penyandang-penyandang cacat yang tetap berkarya. Cacat fisik tidak menjadi kendala atau penghalang bagi mereka untuk berkarya dan berprestasi. Orang-orang itu di antaranya adalah:

  • John Milton, penyair ternama, menulis syair-syair indahnya selama 20 tahun walaupun ia mengalami kebutaan;
  • Ludwig von Beethoven, maestro kondang dalam dunia musik klasik, menulis simponi lagu-lagu yang indah selama 10 tahun terakhir hidupnya dalam keadaan tuli total.

Mereka ini tetap bersemangat berkarya walaupun sudah lanjut usia. Kelemahan fisik tidak dijadikan alasan untuk mematikan daya karya dan kreasi mereka. Mereka sudah membuktikan dirinya berhasil berbuat sesuatu, kita juga pasti dapat melakukannya asal ada tekad dan kemauan. Lansia yang berani melakukannya berarti berhasil mengubah kelemahan pada dirinya menjadi suatu yang dinamis.

Allah juga memakai orang-orang lanjut usia untuk menyatakan kehendakNya dan melakukan tugas-tugas khusus. Pada zaman Perjanjian Lama, ada beberapa nabi yang diutus Allah ketika mereka sudah uzur seperti:

  • Abraham, pada usia 75 tahun dipanggil oleh Allah untuk meninggalkan negeri dan keluarganya, pergi ke tempat yang tidak ia ketahui;
  • Musa, pada usia 80 tahun diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari penindasan Firaun di Mesir;
  • Yosua, pada usia 70 tahun dipilih oleh Allah untuk menggantikan Musa, memimpin bangsa Israel merebut tanah Kanaan;
  • Elia, menjelang akhir hidupnya diutus oleh Allah untuk menegur raja Ahab;
  • Yesaya, pada saat berusia lanjut dipanggil oleh Allah untuk menubuatkan kedatangan Sang Juruselamat dunia, dan sebagainya.

Pada zaman Perjanjian Baru, murid-murid Tuhan Yesus setia memberitakan Injil sampai usia tua, bahkan sampai akhir hidupnya:

  • Petrus, dipakai oleh Allah untuk menjelaskan dan meyakinkan kaum Yahudi bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang Yahudi, tapi juga untuk orang Yunani dan seluruh bangsa di muka bumi;
  • Yohanes, dipakai oleh Allah untuk mencatat keadaan pada akhir zaman berdasarkan penglihatan yang ia terima ketika ia dibuang di pulau Patmos. Tulisan itu kemudian menjadi Kitab Wahyu;
  • Yakobus setia mengabarkan Injil sampai mati martir dibunuh raja Herodes;
  • Rasul Paulus, dipanggil oleh Allah pada saat perjalanannya ke Damsyik. Ia kemudian dipakai oleh Allah untuk memberitakan Injil ke berbagai tempat. Walaupun harus menghadapi banyak rintangan dan penderitaan berat, ia tetap setia dan tekun menjalankan pelayanannya sampai akhir hidupnya.

Para lansia sering takut gagal memasuki dan menjalani masa tuanya. Hal itu tidak perlu terjadi jika kaum lansia menyadari bahwa kegagalan atau keberhasilan seseorang dalam memasuki usia lanjut itu relatif ditentukan oleh seberapa aktif ia mengasah daya intelektual yang ada pada dirinya. Seorang lansia yang masih aktif mengasah otaknya, tidak akan cepat pikun. Sebaliknya, jika tidak atau jarang mengasah pikirannya, malah mengurung diri, atau malas melakukan sesuatu, ia akan cepat menderita kepikunan.

Para lansia tidak perlu takut atau kuatir atas kelemahan fisik, sebagai akibat proses penuaan. Biarkan saja hal itu terjadi secara alami. Yang penting ia tidak membuat kelemahan itu halangan untuk berbuat sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain. Setiap lansia masih punya kesempatan dan potensi untuk berkarya.

PELITA HATI

Tidak ada seorang lanjut usia pun yang dapat mengelak kelemahan fisik yang dialaminya. Tapi ia masih punya kekuatan batin yang dapat mendorong dia untuk mengembangkan potensi lain yang ada di dalam dirinya. Jika ia mau mengembangkan potensi itu, Tuhan pasti menolong. Karena itu kita tidak perlu kuatir bahwa hidup kita tidak berguna. Marilah kita serahkan hidup kita kepada-Nya seperti kata rasul Petrus, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu" (1Petrus 5:7).