Kematian Yesus Menghasilkan Keselamatan Umat Manusia yang Pasti

Edisi C3I: e-Konsel 181 - Kematian Kristus

1 Korintus 1:18: "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah."

Ketika beberapa hari lalu saya berada di Finlandia, bersama Pdt. F. Pattiradjawane, kami dijamu makan oleh pejabat kedutaan besar RI di Finlandia. Beliau bertanya, mengapa di Finlandia yang mayoritas penduduknya Kristen, jarang kelihatan gedung gereja. Lalu seorang pendeta Finlandia yang bersama dengan kami menjawab bahwa sekarang di negara ini muncul satu "agama", yaitu agama materialisme. Banyak orang Finlandia mendewakan pekerjaan/keuangan, mendewakan penemuan-penemuan baru, mendewakan IT (Information Technology). Jadi walaupun negara itu berlandaskan agama Kristen Lutheran, bahkan benderanya dibubuhkan tanda salib, tetapi belum tentu masyarakatnya memiliki pemberitaan Injil keselamatan dari salib Kristus.

Bukan hanya sekarang, tetapi dari dulu sudah ada kelompok yang menganggap bahwa pemberitaan tentang salib Kristus itu adalah suatu kebodohan. Mereka beranggapan bahwa pemberitaan salib hanyalah bagi kisah agama orang yang melarat dan bagi orang-orang yang sudah mendekati ajalnya. Namun, Paulus berkata bahwa bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah, kuasa Allah.

Saya sangat gembira kalau sudah berada di kota Seoul, Korea. Di kota Seoul, berdiri sekitar 10 ribu gereja. Dan setiap gereja, di atasnya ada salib dengan lampu merah. Jadi, kalau malam kita melihat kota Seoul seperti hutan salib. Begitu indah. Salib menjadi satu simbol kristiani yang tegak berdiri walaupun banyak orang menentangnya.

Lukas 23:39-43. Ketika disalib, Yesus tidak sendirian. Di kanan kirinya ada dua orang kriminal, dua orang penyamun atau penjahat. Waktu itu Yesus betul-betul dalam keadaan menderita sekali. Paku ukuran 10 inci dihujamkan di kedua belah tangan-Nya. Dan paku satu lagi dihujamkan di kedua kaki-Nya yang disatukan. Sehingga oleh paku itu tubuh Yesus tergantung. Di kepala-Nya juga ada mahkota duri yang dihujamkan ke batok kepala-Nya. Jadi, bisa kita bayangkan bagaimana darah mengalir dari batok kepala, dua tangan, dan kaki-Nya. Belum lagi darah yang mengalir dari punggung-Nya oleh 120 cabikan daging karena cambukan serdadu Romawi. Kepalanya dipukul dan yang terakhir tombak dari serdadu Romawi menusuk lambung-Nya sehingga terjadi kucuran deras darah dan air.

Tetapi dalam keadaan yang sangat mengenaskan itu, Yesus berdoa kepada Bapa, katanya: "Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" Lukas 23:34. Yesus mengampuni orang-orang yang menombak, membunuh, mencambuk, memakukan paku, dan menghujatnya-Nya. Inilah prinsip kristiani. Kristen tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Orang Kristen tidak boleh mengutuk dan menghujat orang. Pembalasan adalah haknya Allah. Allah adalah hakim yang adil. Orang Kristen selalu diajar untuk mengampuni.

Tetapi dalam keadaan sekarat, ada seorang penjahat di sebelahnya berkata: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Penjahat ini mengejek Yesus, menghina ke-Tuhanan dan ke-Mesias-an-Nya, karena "tak berdaya" di salib. Dia tidak mengetahui rencana Allah bahwa Yesus harus disalib untuk keselamatan umat manusia.

Tetapi seorang penjahat lainnya di sebelah Yesus berkata: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Dari ayat ini kita melihat bahwa terjadi pertobatan pada penjahat yang satu lagi. Dan inilah kelahiran baru seorang Kristen, apabila ia bertobat, menyadari bahwa ia orang berdosa. Bagus sekali kalau orang tua kita Kristen, lantas kita juga kristen. Tetapi kekristenan dimulai bukan karena diturunkan dari orang tua yang Kristen. Kekristenan dimulai jika ada satu jiwa yang bertobat, yang sadar bahwa dia adalah orang berdosa, dan percaya kepada Yesus yang tidak berdosa.

Penjahat itu kemudian berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Penjahat ini rindu keselamatan dan percaya bahwa Yesus adalah Raja Keselamatan. Ini adalah syarat keselamatan. Keselamatan diterima bukan waktu dibaptis semasa bayi atau karena memakai kalung atau anting salib, atau karena orang tua Kristen. Tidak! Keselamatan datang serta merta waktu kita bertobat dan percaya kepada Yesus.

Lalu Yesus berkata kepada orang jahat yang bertobat itu: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." Ini sesuatu yang luar biasa. Seorang penjahat yang sudah dihukum gantung, yang seharusnya akan binasa, tetapi waktu ia bertobat dan percaya kepada Yesus, Yesus berkata bahwa pada hari itu juga ia akan bersama dengan Yesus di Firdaus. Yesus tidak pernah bekerja tunggu hari besok, tetapi selalu hari ini. Hari ini kalau engkau percaya kepada Yesus, engkau pasti selamat.

Roma 5:8-10, kematian Yesus menghasilkan:

Pertama: Kita DIBENARKAN. Oleh karena dosa, kita seharusnya dihukum mati, dikenai murka Allah. Tetapi karena Yesus menggantikan posisi kita, maka kita dibenarkan. Kita tidak lagi di bawah penghukuman. Kita berada di bawah anugerah (Roma 8:1).

Kedua: Kita DISELAMATKAN dan PASTI selamat. Beberapa waktu lalu, ada orang terkenal meninggal dan beberapa pemuka agama menyerukan doa supaya arwahnya diterima di sisi Tuhan. Mereka belum yakin kalau tidak didorong oleh banyak doa, orang itu tidak selamat. Tetapi bagi orang Kristen, keselamatan dalam Yesus adalah pasti. Bukan mudah-mudahan, atau moga-moga. Di dalam iman kepada Yesus Kristus yang mati dan bangkit.

Ketiga: Oleh penyaliban Yesus, kita dibenarkan, tidak dihukum. Kita memperoleh anugerah keselamatan. Dan kita, umat manusia yang percaya, DIPERDAMAIKAN dengan Allah.

Oleh sebab itu, kita mesti bersyukur untuk korban Yesus di Golgota. Puji Tuhan! Selamat PASKAH! Haleluya!

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Sumber
Judul Artikel: 
Kematian Yesus Menghasilkan Keselamatan Umat Manusia yang Pasti