Natal: Kesempatan untuk Merayakan Kasih Allah pada Kita

Pernyataan yang paling terkenal di dalam Alkitab adalah penjelasan Yesus tentang mengapa Allah mengutus-Nya ke dunia: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)

Seluruh alasan Natal terletak pada kasih Allah. Allah sangat mengasihi Anda hingga Dia datang ke dunia sebagai manusia agar Anda dapat mengenal-Nya dan belajar memercayai-Nya dan membalas kasih-Nya. Para teolog menyebutnya dengan istilah "Inkarnasi. Allah menjadi salah seorang dari kita, manusia, agar oleh karenanya kita bisa mengerti seperti apa Dia sebenarnya.

Allah memberi kita kemampuan untuk mengenal Dia yang tidak bisa dilakukan oleh binatang. Dia menciptakan kita seturut gambar-Nya (Kejadian 1:26), termasuk kemampuan untuk menikmati hubungan pribadi dengan Dia. Selanjutnya Dia berinisiatif untuk mengirimkan Yesus agar kita bisa memahami kasih-Nya dan kebutuhan kita akan Diri-Nya.

Tentu saja, kita cukup bisa mengenal Allah dengan memandang ciptaan-Nya. Contohnya, dengan melihat alam kita tahu bahwa Pencipta kita menyukai keberagaman: Dia menciptakan dunia yang sangat beragam. Perhatikanlah susunan tanaman, binatang, susunan batu karang, serpihan-serpihan salju, dan manusia yang tidak terbatas. Tidak ada dua orang yang kembar sekalipun yang benar-benar sama. Allah tidak pernah menggandakan atau menyalin. Masing-masing kita orisinal. Setelah Anda lahir, Allah "menghancurkan" cetakan Anda.

Dengan melakukan survei terhadap fenomena alam, kita juga akan tahu bahwa Allah berkuasa dan terorganisasi, dan Dia menyukai keindahan. Kita semua tahu bahwa Allah pasti senang melihat kita menikmati apa yang Dia ciptakan. Jika tidak, mengapa Dia memberi kita banyak cara untuk menikmatinya? Dia memberi kita alat pengecap dan melengkapi dunia dengan berbagai jenis rasa yang luar biasa seperti cokelat, kayu manis, dan rempah-rempah lainnya. Dia memberikan kepada kita mata untuk melihat berbagai jenis warna dan melengkapi dunia dengan pelangi. Dia memberikan kepada kita telinga yang sensitif dan melengkapi dunia dengan irama dan musik. Kemampuan Anda untuk menikmati kesenangan itu adalah bukti nyata kasih Allah pada kita. Dia bisa saja membuat dunia ini tanpa rasa, tanpa warna, dan sunyi. Alkitab berkata bahwa Allah "dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1 Timotius 6:17b) Seharusnya Dia tidak perlu melakukannya, tapi Dia melakukannya karena Dia mengasihi kita.

Namun, hingga Yesus datang, pemahaman kita akan kasih Allah tetap terbatas. Oleh karena itu Allah datang ke dunia! Ini adalah invasi terbesar sepanjang sejarah dan tidak pernah ada lagi sejak saat itu. Allah bisa memilih ribuan cara untuk berbicara dengan kita, tapi karena Dia yang membentuk kita, Dia tahu cara terbaik untuk berbicara dengan kita muka dengan muka.

Apabila Allah ingin berbicara kepada burung, Ia akan menjadi seekor burung. Apabila Allah ingin berbicara kepada sapi, Ia akan menjadi seekor sapi. Akan tetapi, Allah ingin berbicara dengan kita, jadi Dia menjadi salah seorang dari kita. Dia tidak mengirimkan malaikat, nabi, politisi, atau duta besar. Dia datang sendiri. Jika Anda ingin orang lain tahu seberapa besar Anda mengasihi mereka, Anda tidak bisa mengirim perwakilan Anda untuk mengatakannya. Anda harus mengatakannya sendiri. Itulah yang Allah lakukan saat Natal.

Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah kasih. Alkitab tidak berkata Allah memiliki kasih, tapi Allah adalah kasih. Kasih adalah esensi karakter Allah. Kasih adalah sifat-Nya yang paling hakiki. Alasan mengapa segala sesuatu tercipta di dunia adalah karena Allah mengasihinya. "TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya." (Mazmur 145:9)

Coba renungkan ini. Jika Allah tidak ingin mengasihi apa pun, Dia tidak akan menciptakannya. Semua yang Anda lihat dan berbagai hal yang tidak bisa Anda lihat diciptakan oleh Allah karena kesenangan-Nya. Dia mengasihi semua ciptaan-Nya, sekalipun kita mengacaukannya dengan dosa kita. Dia tetap pada tujuan-Nya. Bintang, planet, tumbuhan, hewan, sel-sel, bahkan manusia diciptakan karena kasih setia Allah.

Anda diciptakan sebagai objek Allah. Dia menciptakan Anda untuk mengasihi Anda. Kasih-Nya merupakan alasan Anda hidup dan bernapas dan membaca buku ini. Setiap kali jantung Anda berdetak dan setiap kali Anda bernapas, Allah berkata, "Aku mengasihimu." Anda tidak akan ada jika Allah tidak menginginkan Anda. Meskipun ada orang tua kebetulan, namun tidak ada bayi yang lahir secara kebetulan. Orang tua mungkin tidak berencana memiliki anak, tetapi Allah berencana.

Apakah Anda tahu bahwa Allah sudah memikirkan Anda bahkan sebelum Dia menciptakan dunia? Bahkan, untuk itulah Dia menciptakan dunia. Dia merancangkan lingkungan planet ini dengan ciri khas yang tepat sehingga manusia dapat hidup di atasnya. Alkitab berkata, "Atas kemauan-Nya sendiri Ia menjadikan kita anak-anak-Nya melalui sabda-Nya yang benar. Ia melakukan itu supaya kita mendapat tempat yang utama di antara semua makhluk ciptaan-Nya." (Yakobus 1:18 -- BIS) Kita adalah makhluk yang berharga bagi Allah lebih dari segala sesuatu yang Dia ciptakan.

Karena kasih Allah kepada Anda tidak bersyarat, Dia mengasihi Anda baik pada hari kemalangan Anda maupun pada hari keberuntungan Anda. Dia mengasihi Anda ketika Anda tidak merasakan kasihnya ataupun ketika Anda merasakannya. Dia mengasihi Anda tanpa menghiraukan penampilan Anda, suasana hati Anda, tindakan Anda, atau pikiran Anda. Kasih-Nya kepada Anda tidak berubah. Segala sesuatu akan berubah sepanjang hidup Anda, tetapi kasih Allah kepada Anda akan tetap, kuat, dan berkelanjutan. Inilah dasar dari keyakinan yang teguh.

Tidak ada yang dapat Anda lakukan yang akan membuat Allah berhenti mengasihi Anda. Anda mungkin bisa berusaha, tetapi Anda akan gagal karena kasih Allah kepada Anda didasarkan pada karakter-Nya, bukan perbuatan Anda. Kasih-Nya berdasarkan pada siapa diri-Nya, bukan pada apa yang telah Anda lakukan. Alkitab berkata, "Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus." (Efesus 3:18)

Salah satu masalah penting dari perayaan Natal tahunan adalah bahwa banyak orang hanya menganggap Yesus sebagai seorang bayi! Penggambaran mereka tentang Yesus hanyalah seperti bayi yang baru saja lahir dan yang tidak berdaya di dalam gendongan ibu-Nya. Jika Yesus tidak bertumbuh semakin besar untuk melakukan apa yang harus dikerjakan-Nya, Ia tidak akan mempunyai kuasa untuk mengubah hidup kita.

Akan tetapi, seorang Bayi yang lahir di Betlehem tidak selamanya menjadi bayi. Yesus bertumbuh menjadi Orang dewasa, memberi kita keteladanan hidup yang menyenangkan Allah, mengajarkan kebenaran kepada kita, membayar setiap dosa yang kita lakukan dengan mati di kayu salib kemudian membuktikan bahwa Dia adalah Allah dan dapat menyelamatkan kita melalui kebangkitan-Nya. Inilah Kabar Baik itu. Ketika prajurit Romawi memaku Yesus di kayu salib, mereka merentangkan tangan-Nya selebar mungkin. Dengan lengan-Nya yang terbuka lebar, secara fisik Yesus membuktikan, "Aku sangat mengasihimu! Aku sangat mengasihimu sampai aku rela terluka. Aku terlebih suka mati daripada hidup tanpa kamu!" Selanjutnya, ketika Anda melihat sebuah lukisan atau patung Yesus dengan lengan yang terlentang di kayu salib, ingatlah, Dia sedang berkata, "Aku sangat mengasihimu." (t/Setya)

Diterjemahkan dan disunting dari:

Sumber
Halaman: 
17 -- 24
Judul Artikel: 
Christmas Is A Time to Celebrate that God Loves You
Judul Buku: 
The Purpose of Christmas
Penerbit: 
Howard Books
Kota: 
New York
Tahun: 
2008