Ibu Mertua Sahabat Menantu

Pembacaan Alkitab: Rut 1:11-19

"Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam; bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi daripada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain daripada maut" (Rut 1:16-17)

Ayat yang indah dan paling mengesankan ini diungkapkan oleh seorang menantu perempuan bernama Rut kepada ibu mertuanya, janda yang bernama Naomi. Peristiwa ini terjadi pada waktu Naomi memohon agar Rut meninggalkannya agar ia mau kembali kepada ibu kandungnya sebab suami Rut telah meninggal dan Naomi pun sudah lanjut usia. Naomi memaksanya sebab ia tahu bahwa tidak ada harapan lagi baginya untuk menikmati hidup bahagia sejak kematian suaminya. Pada saat yang mengharukan ini, keluarlah ucapan Rut di atas.

Ikatan macam apakah yang menyebabkan hubungan erat dan kuat antara menantu dengan ibu mertuanya?

Kita telah banyak mendengar ketidakcocokan dan pertengkaran antara menantu dengan ibu mertua, ipar, dan saudara-saudara lainnya. Tetapi, marilah kita tinjau sebentar cerita Rut dan Naomi yang terdapat di dalam Alkitab (Rut 1:1-9). Mari kita melihat sebab-sebabnya sehingga hubungan yang luar biasa ini dapat terjadi. Peristiwa ini tidaklah mustahil dapat terjadi pada masa sekarang apabila kita hayati inti dari kebenaran cerita.

  1. Iman Naomi yang tetap teguh

    Naomi adalah seorang ibu yang beriman. Rut, menantunya, belum mengenal Allah yang benar. Naomi tinggal di negeri Moab yang kafir setelah ia pindah dari Israel. Imannya kepada Allah dilihat oleh menantunya. Kita tidak tahu bagaimana ia menunjukkan imannya kepada Allahnya, tetapi yang kita tahu dengan pasti ialah bahwa hati Rut telah diserahkan pada Tuhan. Naomi membuktikan iman yang tetap teguh meskipun di dalam kesulitan di tengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Allah yang hidup.

  2. Kasih yang memenangkan

    Kasih Naomi terhadap menantunya membuktikan imannya kepada Tuhan. Tidak ada kesempatan yang lebih besar lagi bagi seorang ibu Kristen untuk bersaksi tentang ibadahnya kepada Tuhan yang disembahnya di hadapan istri anaknya supaya terang keselamatan Tuhan bercahaya di dalam hati menantunya yang masih gelap.

Tidak ada cara lain yang lebih baik untuk menguji kerohanian seorang ibu selain dari mengasihi istri anaknya. Dan tiada cara lagi yang lebih baik untuk menguji keteguhan iman seorang ibu selain dari kasih yang diberikan menantunya.

Kasih yang memenangkan ini dapat dibuktikan kebenarannya, namun memerlukan waktu yang lama serta menghadapi berbagai kesulitan. Kasih dengan sendirinya tidak dapat dibatasi oleh keadaan-keadaan apa pun juga dari hubungan keluarga, karena Allah sendiri tidak dapat dibatasi. Manusia yang menutup hatinyalah yang membatasi kasih itu.

Rut, sang menantu, telah dimenangkan kepada Tuhan melalui iman yang teguh dan kasih yang memenangkan dari ibu mertuanya, Naomi. Dengan iman yang teguh Naomi memenangkan seorang jiwa bagi Tuhan. Ia menaburkan kasih yang murni dan ia menuai kasih yang murni pula. Ia menerima kasih karena ia juga memberikan kasih. Inilah dasar dan sebabnya mengapa tercipta hubungan yang erat antara seorang ibu mertua dengan menantunya, yaitu iman yang teguh dan kasih yang tidak memandang keadaan dan risiko.

Pokok-pokok diskusi:

  1. Naomi berhasil memenangkan menantunya Rut, yang sebelumnya tidak mengenal Tuhan, kepada Allahnya. Melalui cara-cara apakah seorang mertua dapat memenangkan menantunya kepada Tuhan?

  2. Kita lazim mendengar bahwa mertua sering bentrok dengan menantu. Cobalah sebutkan sebab-sebab dari perselisihan tersebut.

  3. Melalui diskusi kelompok, cobalah cari jalan keluar untuk mengatasi perselisihan pada nomor 2.

  4. Dengan cara atau perbuatan apakah hubungan kasih dan pengertian dapat terjalin baik antara mertua dan menantu?

Diambil dari:

Judul buku : Wanita Kristen Dalam Mengatasi Pergumulan Hidup
Penulis artikel : Dr. Ruth F. Selan
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, 1996
Halaman : 24 -- 26